Musisi dan Pejabat Tampil Memukau diApresiasi Prestasi Pancasila 2019

Para tokoh tampil bersama di Konser Kebangsaan Apresiasi Prestasi Pancasila 2019. (foto:Abdul Alim)
KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Sebanyak 74 tokoh menerima penghargaan dalam Konser Kebangsaan Apresiasi Prestasi Pancasila 2019 yang diselenggarakan Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) di De Tjolomadoe, Karanganyar, Senin (20/8) malam. Para musisi hingga pejabat tampil memukau di atas panggung.
“74 orang ini dipilih dari lebih 300 orang yang masuk dalam daftar pertama yang dipilih oleh tim seleksi yang dibentuk oleh tim BPIP. Kemudian mereka disaring, sehingga mendapat jumlah 100 orang, dan terakhir diputuskan menjadi 74 orang," tutur Direktur Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Aries Heru Utomo dalam sambutannya.
74 orang penerima prestasi Pancasila terbagi ke dalam 4 kategori, yakni ilmu pengetahuan dan inovasi, olahraga, seni budaya, dan social enterpreneur. Mereka dianggap patut menerima penghargaan karena kegiatannya sejalan dengan nilai-nila Pancasila. Juga, memberi contoh positif bagi masyarakat. Butet Kertaradjasa, Slamet Raharjo, Christine Hakim, Indra Sjafri, Lalu Muhammad Zohri, dan Muhammad Toha adalah sejumlah orang yang menerima prestasi Pancasila tersebut.
Konser ini dimeriahkan dengan penampilan Kampung Dolanan Nusantara asal Magelang yang menampilkan Tarian Gojek Bocah, Wizy yang menyanyikan lagu Tanah Airku dan Nyiur Hijau, Voca Erudita Choir yang membawakan lagu Halo-Halo Bandung dan Hari Merdeka, Sruti Respati yang membawakan lagu ‘Melati Suci’, Margaret yang membawakan lagu Butet dan Indonesia Jaya dan Gabriel Harvianto menyanyikan Sepasang Mata Bola. Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka konser kebangsaan dengan membawakan puisi milik Bung Karno berjudul ‘Aku Melihat Indonesia’.
Ganjar membawakan puisi tersebut dengan semangat dan ekspresif. Bupati Karanganyar, Juliyatmono dan Wakil Bupati Rober Cristanto serta jajaran Forkominda hadir dalam konser. Turut memeriahkannya, ‘The Godfather of Broken Heart’, Didi Kempot yang menyanyikan lagu andalanya layang kangen dan sewu kutho.
“Saya melihatnya ini ajang untuk memperkuat kebinekaan karena masing-masing mempunyai passion. Sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai pancasila dan dilakukan di gedung bersejarah yakni de Tjolomadoe,” papar Juliyatmono usai menghadiri konser. Dia menambahkan, De Tjlomodoe yang bekas Pabrik Gula milik Mangkunegara, merupakan bentuk perjuangan masyarakat untuk memajukan ekonomi.
“Ekonomi di spirit Pancasila adalah kerakyataan,” tandasnya. (Lim)
BERITA TERKAIT
Kerajinan dan Mebel Masih Jadi Primadona Ekspor DIY
Nia Ramadhani Pamer Tato di Punggung
Ronaldo Gagal Bawa Al Nassr Lolos Piala Super Arab Saudi
Inul Daratista Terjangkiti Demam Lato-lato
Liga Akurat Zulhas Cup 2023 Digelar
Polres Sukoharjo Dalami Dugaan Layanan Kencan Online Libatkan Pelajar
LPS Sesuaikan Tingkat Bunga Penjaminan untuk Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi
Suami Aniaya Istri Gunakan Kapak
Venna Melinda Datangi Polda Jatim Serahkan Bukti Medis
Tambah Seksi, Nia Ramadhani Pamer Otot
LPS Naikkan Tingkat Bunga Pejaminan di Januari 2023
Jokowi Semedi Tiga Hari Putuskan Tidak Lockdown
Prabowo Temui Bobby Nasution
Wajah Lionel Messi Tergambar di Ladang Jagung
Tawuran Antarpelajar di Kebumen Berakhir Damai
Rakertas Kadin Bantul, Pertahankan Bisnis dan Wirausaha
Bulan K3, PLN UP3 Yogyakarta Apel Pasukan dan Peralatan
Perawatan Kecantikan Ini Pantang Dilakukan Saat Hamil
Eri Cahyadi Dapat Dukungan PDI Perjuangan
Pertumbuhan Pelanggan Baru, XL SATU Hadirkan Paket Mulai Rp 276 Ribu
Konsep Karanganyar Life Centre Of Nusantara Dipertanyakan