Dispusip Sleman Kenalkan Batik Ecoprint

Pelatihan membuat batik ecoprint yang diikuti puluhan warga Sleman. (Foto: Rahajeng P)
SLEMAN, KRJOGJA.com - Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Sleman kenalkan batik ecoprint bagi masyarakat. Adapun pengenalan ini sebagai bagian dari upaya pengembangan literasi yang tidak hanya pada tahap membaca saja tetapi pengembangan dengan mengetahui informasi maka mempraktekkan untuk peningkatan ekonomi.
Kepala Seksi Pengembangan Sistem & Pelayanan Perpustakaan, Yudhiati Dwi Hapsari, S.Sos., M.AP kepada KRJOGJA.com, Senin (9/9/2019) menuturkan pihaknya turut berpartisipasi dalam Sleman Fair 2019 pada Minggu lalu dengan mengadakan workshop membuat batik ecoprint.
"Dari target peserta 40, peminat membeludak jadi 75. Rata-rata mereka yang antusias adalah kaum perempuan bahkan anak-anak," jelasnya.
Yudhiati menambahkan dipilihnya workshop batik ecoprint karena pembuatan mudah dan simpel. Peserta memindahkan klorofil daun ke kain dengan cara dipukul-pukul.
"Gerakan literasi yang kita lakukan di Sleman sudah bukan pada taraf gerakan membaca saja tetapi adalah gerakan gemar membaca dan menyaring informasi baik didalamnya supaya nantinya informasi positif seperti pemanfaatan sesuatu untuk meningkatkan perekonomian warga misalnya dapat diterapkan dan dikembangkan oleh masyarakat," jelasnya.
Yudhiati menuturkan Ecoprint adalah salah satu teknik membuat motif di kain dengan memanfaatkan bahan-bahan alam yang ada di sekitar kita seperti daun, bunga dan bagian tumbuhan yang lain.
Teknik ecoprint ini tergolong sebuah teknik yang unik karena tidak bisa diulang dan menggunakan bahan baku alami yang tentunya lebih ramah lingkungan.
Keunikan ecoprint ini terletak pada hasil akhir yang tidak akan sama satu dengan lainnya mesti sudah menggunakan jenis daun yang sama. Jadi bisa dikatakan lebih eksklusif. Jenis daun yang populer digunakan ecoprint antara kain Jati, Jarak, Ketapang dan bunga.
Secara sederhana teknik ecoprint dilakukan dengan teknik tertentu dengan tujuan menyerap pigmen dari tumbuh-tumbuhan untuk membuat sebuah pola dan warna yang unik sehingga kain akan terlihat berbeda dan eksotis. Karena untuk warna dan motif diambil dari tumbuh-tumbuhan maka bahan kain yang digunakan untuk teknik ecoprint ini menggunakan bahan kain yang mudah menyerap warna seperti bahan katun, linen, sutera dan rayon. Setiap jenis kain yang digunakan juga akan mempengaruhi hasil dari proses ecoprint, seperti bahan sutera warna akan lebih tajam dibanding jenis bahan katun. (Aje)
BERITA TERKAIT
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Peranan APBN Masih Dibutuhkan di DIY
Politik Licik dan Kejam Ala Ken Arok, Tega Korbankan Sahabat Sendiri
Ditinggal Santap Bancakan Rumah Turyati Dilalap Api
Gandeng REI DIY, PLN Group Pasarkan Layanan Listrik dan Internet
Pemkab Sukoharjo Keluarkan SE Operasional Tempat Usaha Selama Ramadan
PPB UIN SUKA Gelar Pasar Ramadhan
Dana Inpres Rp 80 M Sasar Perbaikan Jalan Karanganyar, Target Selesai Sebelum Lebaran
Soal Penutupan Patung Bunda Maria di Lendah, Begini Kata Pemda DIY
Awal Puasa, Pelayanan di Dukcapil dan MPP Kota Yogya Ramai
Kemenag Cairkan Rp381 Miliar BOP untuk 28 Ribu Raudlatul Athfal
Tingkatkan Kapabilitas UMKM, BRI Berkontribusi 65,4% Inklusi Keuangan Indonesia
Aismoli Percepat Realisasi Ekosistem Kendaraan Listrik
SSB AA FC Juara KU-12 di Gunungkidul
Wow, Anak Kim Jong Un Pakai Jaket Dior Senilai Rp28 Juta
Inilah Besaran UKT yang Harus Dibayar Mahasiswa UNY
Astra Motor Berikan Servis Gratis untuk Warga Terdampak Erupsi Merapi
Gandeng Pinhome, Bank Muamalat Tingkatkan Portofolio KPR
KPK Minta Kepala Daerah Tidak Korupsi, Apa Kata Sultan?
Kementerian BUMN Tunjuk Dua Direksi Baru IFG
Demi Anak Pakai Busana Dior, Ibu Ini Rela Makan Mie Instan
#DiantarSangBintang Jadikan Kumpul Kerabat Lebih Bermakna