Pengangkatan Sumber Air 3 Titik Bakal Dilakukan

Ilustrasi
GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengusulkan pengangkatan air di tiga titik sumber air untuk mengatasi kekurangan air dan keperluan irigasi. Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, usulan pengangkatan sumber air ini didasarkan atas hasil kajian lapangan bersama Dinas Pertanian DIY.
Baca Juga:Â Kekeringan Meluas, Harga Air di Gunungkidul 'Meroket'
"Ketiga titik sumber air tersebut berada di Desa Purwodadi (Tepus), Karangtengah (Wonosari) dan Kecamatan Karangmojo," kata Kabid Tanaman Pangan DPP Raharjo Yuwono, awal pekan ini.
Jika terwujud, pengangkatan tersebut akan berfungsi ganda. Selain mengatasi persoalan air bersih juga masalah kekurangan air di lahan pertanian agar para petani dapat melakukan penanaman hingga 3 kali dalam satu tahun, khususnya di Kecamatan Wonosari dan Karangmojo. Sedangkan potensi lainnya, persoalan air bersih dan irigasi di Kecamatan Tepus, dapat dilakukan di Dusun Sureng 1, Purwodadi. Sumber air di desa tersebut tidak pernah kering setiap musim kemarau.
Untuk mengangkat sumber air tersebut diperlukan anggaran sekitar Rp 120 juta."Perkiraanya debit air di Desa Purwodadi mencapai 6 -10 liter per detik dan diusulkan juga untuk pembangunan embung kecil untuk irigasi seluas 20 hetare," imbuhnya.
Sedangkan di Kecamatan Wonosari, yakni Desa Karangtengah diusulkan untuk rehab jaringan irigasi memperlancar jaringan air ke lahan-lahan pertanian dengan potensi lahan padi seluas 25 hektare dan diusulan dana sekitar Rp 90 juta.
Baca Juga:Â Sumur Wakaf Dusun Grogol, Alirkan Air Ditengah Keringnya Kemarau
Kemudian untuk wilayah Kecamatan Karangmojo terdapat dua lokasi yang diusulkan untuk pengangkatan air yakni Dam Parit yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengairan bagi para petani. Namun begitu, untuk mengangkat air dari sumber dibutuhkan mesin pompa. Ada debit air 7-8 liter per detik, jika dipasang pompa nanti bisa untuk mengairi lahan pertanian seluas 20 hektare. "Biaya yang dibutuhkan sekitar membutuhkan dana Rp 190 juta," terangnya.
Usulan yang diajukan melalui Kementrian Pertanian ini diharapkan bisa direalisasi pada tahun 2020 mendatang. Mengingat persoalan air baik untuk kebutuhan irigasi maupun air bersih bagi masyarakat tiap musim kemarau terus terjadi. Terlebih di kawasan selatan termasuk di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus.(Bmp)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru