Kekeringan Meluas, Harga Air di Gunungkidul 'Meroket'

Ilustrasi
GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Krisis air bersih di Kabupaten Gunungkidul semakin meluas dan berdampak terhadap ketersediaan air bersih yang kian hari semakin sulit dirasakan warga terdampak terutama di Kecamatan Gedangsari kawasan perbukitan utara perbatasan Gunungkidul-Klaten, Jawa Tengah Selasa (3/9/2019). Selain sumber mata air semakin sulit dan mongering, harga satu tangki air bersih kapasitas 5.000 liter yang semula hanya Rp 150 ribu, kini meningkat dua kali lipat lebih tiap tangki seharga Rp 350 ribu.
Baca Juga:Â Permukaan Air Waduk Sermo Turun 8 Meter
"Mahalnya harga air lantaran medannya ekstrem, kondisi jalan belum diaspal dan banyak yang rusak," kata Tukimin (56) Warga Dusun Baturturu, Mertelu, Gedangsari, Gunungkidul.
Diakuinya bahwa di Dusun Baturturu terletak tepat di bawah embung Batara Sriten, dengan kondisi geografis perbukitan sehingga membuat warga sekitarnya kesulitan mencari sumber air bersih. Akibatnya mereka mengandalkan dropping air dari pihak swasta dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), atau dari pemerintah kecamatan.
Saat ini, sebagian warga yang tidak mampu terpaksa harus membuat sumur gali. Namun setelah digali cukup dalam, air yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Padahal kedalaman sumur yang digali lebih dari 12 meter. Padahal untuk beaya membauat sumur gali sudah mengahabiskan uang hingga belasan juta rupiah. "Dari 4 buah sumur yang kami gali hanya berfungsi 1, itu saja hanya mampu untuk satu keluarga lantaran debit airnya rendah," imbuh Ngatijo (48).
Baca Juga:Â Sambungan Air Bersih Menyasar Warga Miskin
Jika tidak sedang kemarau panjang, pada kedalaman 10-12 meter sudah keluar air dan bisa dimanfaatkan lebih dari 3 Kepala Keluarga (KK). Tetapi saat ini warga yang membuat sumur bor dengan kedalaman 30 meter ternyata juga tidak maksimal hasilnya.Â
Untuk bisa keluar air sesuai dengan harapan minimal harus dengan kedalaman mencapai 60-80 meter dengan biaya yang besar. Sementara untuk membeli satu tangki air bersih harganya sudah selangit dan air tersebut hanya bisa digunakan untuk bertahan selama 2 minggu tergantung dengan jumlah orang dalam satu keluarga. "Tiap satu bulan rata-rata harus membeli 2 tangki seharga Rp 700 ribu," ucapnya.
Sementara data Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mencatat data awal kawasan kekeringan makin meluas melanda 15 kecamatan dan hingga saat ini penanganan kekeringan masih terfokus program droping air. Adapun jumlah warga terdampak kekeringan sudah hampir mencapi 130 ribu jiwa.
Dari sebanyak 15 kecamatan, terdapat dua kecamatan Paliyan dan Girisuboyang paling parah  membutuhkan bantuan air. Kedua kecamatan tersebut warganya paling banyak terdampak kekeringan untuk Kecamatan Girisubo melanda  sebanyak 21.592 jiwa dan Kecamatan Paliyan sebanyak 16.978 jiwa. Salah satunya desa di Karangawen, Girisubo, belum semua wilayahnya terjangkau sambungan air bersih dari PDAM. Beberapa warga, bahkan masih ada yang memanfaatkan bak penampung air dan kebutuhan air ternak memanfaatkan air telaga Tileng desa setempat. (Bmp)
BERITA TERKAIT
Ciptakan Kesetaraan Gender, Pemkab Sukoharjo Sosialisasikan Perda PUG
Bangun Karakter Siswa, SMAN 11 Yogya Gelar MABATA
Terlibat Calo Bintara, 5 Oknum Polda Jateng Dipecat dan Terancam Pidana
Literasi Jadi Alat Maksimalkan Kualitas SDM Indonesia
Bekali Kemampuan Penulisan, Kanwil Kemenag DIY Gelar FGD Kehumasan
Sambut Ramadan, Kemenag Kirim 50 Pendakwah Moderat ke Daerah 3T
Propam Polres Sukoharjo Gelar Tes Urine Dadakan, Hasilnya?
Polisi Dalami Dugaan Penganiyaan Fitri Disabilitas Yatim Piatu
Janji Didepan Makam Para Pahlawan, Masyarakat Kota Yogya Deklarasi Pemilu Damai
Bank Indonesia Batasi Penukaran Uang BaruRp 3,8 Juta Per Orang
Terbaik dalam Layanan Digital, Kemenkumham Terima Penghargaan dari Kementerian PANRB
Jenazah Syabda Dimakamkam Berdampingan dengan Ibu dan Nenek
Orangtua Ayu Indraswari Terakhir Bertemu Sabtu Pagi, Sore Sudah Tak Bisa Dihubungi
Cegah Kerusakan Lingkungan, Srikandi Ganjar Gelar DIY Workshop Ecoprint
Bupati Gunungkidul luncurkan Aplikasi 'Gampang Gawe Surat'
Pelayat Mendatangi Rumah Duka Syabda Perkasa
Kesbangpol DIY Perkuat Sinergitas Pokja Ketahanan Ekonomi
Merti Dusun Papringan Ditutup dengan Pementasa Kuda Lumping
Qomaru Terpilih Sebagai Ketua Ketua PDM Bantul
Bank Indonesia Mulai Menerima Penukaran Uang Baru Mulai 27 Maret
Dirut KR Resmikan Balai Warga Semeru