BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Kekeringan di Wilayah DIY

user
danar 01 September 2019, 18:50 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi kekeringan meteorologis di wilayah DIY. Peringatan dini berdasarkan monitoring hari tanpa hujan berturut-turut.

"Kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan meteorologis yaitu berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dan seterusnya)," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas dalam keterangannya, Minggu (01/09/2019).

Baca Juga: Kekeringan Jadi Masalah, Revitalisasi Mata Air di Kebumen Jadi Prioritas

Peringatan dini kekeringan di DIY update 31 Agustus 2019, BMKG menyatakan telah terjadi hari tanpa hujan berturut-turut lebih dari 60 hari yang berpotensi kekeringan terjadi di Kabupaten Bantul (Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak, Piyungan, Pleret, Pundong, Sedayu, Sewon), Kabupaten Gunung Kidul (Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Patuk, Playen, Ponjong, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semanu, Semin, Tanjung Sari, Tepus, Wonosari).

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Potensi Kekeringan di Wilayah DIY

Kemudian di Kabupaten Kulon Progo (Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Sentolo, Wates), Kabupaten Sleman (Maguwoharjo, Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Godean, Kalasan, Minggir, Moyudan, Ngemplak, Prambanan, Tempel, Turi). Terjadi hari tanpa hujan berturut-turut 31-60 hari terjadi di Kabupaten Sleman (Berbah, Kalasan, Prambanan).

"Monitoring hari tanpa hujan berturut-turut tersebut berdasarkan analisis curah hujan Dasarian III Agustus 2019. Berdasarkan data-data yang sudah masuk pada dasarian III Agustus 2019 atau tanggal 21-31 Agustus 2019 dari pos hujan yang tersebar di wilayah DIY," jelas Reni.

Reni mengimbau kepada masyarakat agar dapat mengantisipasi kekeringan meteorologis yang terjadi dengan bijak mengelola ketersedian air yang ada. Hal itu disebabkan ketersediaan air tanah berkurang.

Baca Juga: Darurat Kekeringan, Bantuan Air Bersih Mulai Disalurkan Pemkab Boyolali

"Untuk petani harus bijak menentukan pola tanam dan menentukan masa tanam. Sementara bagi masyarakat umum agar menghemat air bersih, karena ketersediaan air tanah berkurang. Tidak lupa menjaga stamina serta kesehatan pada musim kemarau, udara lebih dari pada biasanya," pungkasnya. (Ive)

Kredit

Bagikan