Cuaca Semakin Panas, BPBD Sukoharjo Pantau Kondisi Sumur Warga

user
danar 28 Oktober 2019, 10:50 WIB
untitled

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Jumlah sumur warga terdampak kemarau karena debit air berkurang drastis meluas. Apabila sebelumnya terjadi di tiga kecamatan di wilayah selatan, sekarang bertambah hingga ke utara. Kondisi tersebut disebabkan karena cuaca semakin panas dalam beberapa hari terakhir. Atas kondisi tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo sudah melakukan pendataan lapangan.

Kepala BPBD Sukoharjo Sri Maryanto, Senin (28/10/2019) mengatakan, cuaca panas akibat kemarau panjang menyebabkan pemenuhan kebutuhan air bersih dari sumur warga terganggu. Dampak paling cepat terasa dirasakan warga di wilayah selatan Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Air sumur warga disana mengalami penurunan drastis bahkan beberapa diantaranya mengering.

Kemarau panjang hingga akhir November ini juga berdampak pada sumur warga di wilayah lain. BPBD Sukoharjo memantau dengan menerjunkan petugas di lapangan menemukan ada penurunan drastis air sumur warga disejumlah wilayah seperti di Kecamatan Nguter, Bendosari, Sukoharjo Kota, Polokarto dan Kartasura.

Meski ada penurunan debit air drastis namun petugas belum menemukan sumur warga mengering kecuali di tiga kecamatan di wilayah selatan Sukoharjo. BPBD Sukoharjo tetap melakukan pemantauan penuh mengantisipasi masalah apabila ada sumur warga mengering dengan bersiap memberikan bantuan distribusi air bersih.

“Di wilayah selatan memang jadi wilayah paling rawan kekeringan. Tapi wilayah lain sumur warga juga terdampak kemarau panjang yang menyebabkan debit air turun drastis. Cuaca panas memang iya jadi penyebab utama tapi peningkatan kebutuhan dan tidak adanya suplai juga turut berpengaruh,” ujarnya.

Sri Maryanto mengatakan, data di lapangan diketahui ada peningkatan kebutuhan air bersih bersumber dari sumur karena beberapa hal. Seperti pemenuhan kebutuhan rumah tangga, selain itu juga karena banyak warga punya hajatan atau pernikahan.

“Seperti di perkotaan di Kartasura dan Grogol kebutuhan air dari sumur meningkat juga karena faktor banyaknya tempat usaha. Disatu sisi kebutuhan meningkat tapi disisi lain tidak ada suplai air untuk meningkatkan debit sumur dari hujan karena kondisi sekarang masih kemarau,” lanjutnya.

Camat Bendosari Paulina mengatakan, Kecamatan Bendosari sudah melakukan pemantauan terhadap kondisi sumur warga saat kondisi kemarau panjang seperti sekarang. Dibeberapa wilayah memang terjadi penurunan debit air secara drastis seperti di Desa Mertan, Desa Mojorejo bahkan di tengah kota di Kelurahan Jombor.

“Ada penurunan debit air tapi belum sampai ada temuan sumur warga kering. Kalaupun nanti ada kekurangan maka warga bisa mengajukan bantuan dan kami teruskan ke Pemkab Sukoharjo,” ujarnya.

Camat Nguter Sumarno mengatakan, wilayahnya juga terdampak kekeringan akibat kemarau panjang. Namun belum ada pengajuan dari warga yang kekurangan air bersih.

“Kebutuhan masih bisa terpenuhi dari sumur warga. Tapi kalau kemarau terus berkepanjangan dan tidak hujan bisa jadi di beberapa desa di Nguter akan kekurangan air bersih,” ujarnya. (Mam)

Kredit

Bagikan