Cuaca Semakin Panas, Sumur Warga Kering Bertambah Banyak

Ilustrasi
SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Puluhan sumur warga disejumlah desa di wilayah selatan Sukoharjo mengering dampak dari kemarau panjang. Kekeringan tersebut membuat warga mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Kalaupun ada bantuan dikirim warga harus menghemat air untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Selasa (8/10/2019) mengatakan, BPBD Sukoharjo terus melakukan pemantauan wilayah dengan mendatangi rumah warga. Petugas memantau secara langsung kondisi sumur warga untuk dilihat stok air bersih. Hasilnya didapati puluhan sumur dalam keadaan kering dan tidak menyisakan sedikitpun air bersih. Akibatnya warga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Sumur warga kering lebih disebabkan karena faktor kemarau panjang. Cuaca panas serta tidak adanya hujan membuat debit air cepat menyusut. Kondisi diperparah dengan tidak adanya hujan sejak beberapa bulan terakhir.
“Ada puluhan sumur warga kering seperti misal di Dukuh Watulumbung, Desa Watubonang, Kecamatan Tawangsari ada 33 sumur warga kering,” ujarnya.
Jumlah sumur warga yang kering kemungkinan besar masih akan bertambah mengingat kondisi sekarang kemarau panjang. Sumur warga baru terisi air bersih setelah turun hujan.
“Sumber air untuk mengisi sumur warga sepenuhnya dari hujan. Kalau kemarau seperti sekarang maka terjadi kekeringan,” lanjutnya.
Penyebab sumur warga kering juga karena faktor kondisi geografif alam di wilayah selatan Sukoharjo berupa perbukitan tandus. Lokasi disana sulit menemukan sumber air bersih untuk digunakan warga.
“Ada juga warga yang punya tampungan air tapi tetap saja kering terdampak kemarau,” lanjutnya.
BPBD Sukoharjo sudah memenuhi kebutuhan air bersih warga terdampak kemarau panjang. Termasuk juga warga yang kondisi sumurnya kering. Air bersih dikirim setiap hari sesuai dengan jumlah kebutuhan warga.
Kondisi cuaca semakin panas menyebabkan jumlah pasokan air bersih yang dikirim juga bertambah banyak. Hal tersebut terjadi karena pengguna air bersih juga banyak.
“Prioritas utama memang air bersih diberikan ke warga namun tidak menutup kemungkinan digunakan juga untuk herwan ternak seperti sapi dan kambing,” lanjutnya. (Mam)
BERITA TERKAIT
One Way dan Contra Flow Jadi Andalan Polisi Hadapi Mudik Lebaran 2023
Lepas Erick Thohir, Hokky Caraka Pimpin Doa Agar Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Usai Lukai Sopir, Begal Taksi Online Urungkan Aksinya
BKN Gelar CAT Seleksi Penerimaan 4.213 Penyuluh Keluarga Berencana untuk BKKBN
Mendikbudristek: Jangan Gunakan Test Calistung dalam Penerimaan Calon Siswa SD
Transformasi Diklat, Kemenag Luncurkan Digital Learning Center dan Smart Classroom
Alokasi Anggaran Pemerintah Terbatas untuk Membiayai KIP Kuliah
Partai Berkarya Tetap Konsisten Memberikan Pengabdian untuk Bangsa
UAD Bermitra dengan 11 PT Luar Negeri
Tambah Daya Listik Hingga 5.500 VA Kok Cuma Rp 200 Ribu?
Safari Tarawih Di Gedung DPRD Kulonprogo, Pj Bupati Imbau Pejabat Hidup Sederhana
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada
Bertema Budaya, Open Call Layar Anak Indonesiana 2023 Sudah Mulai
Laga PSIS Lawan Persebaya Digelar, Aparat Keamanan Semarang Disibukkan Suporter Bonek
7 Angkringan Enak Harga Terjangkau di Sukoharjo, Cocok untuk Berburu Takjil
Erick Thohir Bertemu FIFA, Cari Solusi Soal Penolakan Timnas Israel
Pemudik Bakal Naik, Ditjen Hubla Turut Berperan Aktif Mempersiapkan Angleb 2023
Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya
Klaim Bebas BPA Kemasan Non Polikarbonat, Berpotensi Bahayakan Konsumen
Safari Tarawih 1444 H Pemkab Kulonprogo, Ini Jadwalnya
Mengenal Desa Modern Berbasis Digital di Desa BRILian Mijen Kudus