Status Masih Waspada, Luncuran Awan Panas Merapi Kian Jauh

user
tomi 08 Februari 2019, 11:08 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus meningkat. Kamis (7/2) pukul 18.28 WIB teramati Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur mencapai 2 km ke arah Tenggara hulu Kali Gendol, berdurasi 215 detik. Dari data seismik, amplitudo tercatat 70. Luncuran awan panas guguran kali ini lebih besar dibanding awan panas guguran pada Selasa (29/1) lalu yang hanya berjarak luncur 1.400 meter.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Dr Hanik Humaida mengatakan, meskipun luncuran awan panas guguran mencapai jarak 2 km, namun BPPTKG belum meningkatkan status Gunung Merapi, masih di level II atau Waspada. Begitu juga dengan rekomendasi batas aman aktivitas penduduk masih di radius 3 km dari puncak. “Status dan radius aman belum ada perubahan, masih tetap,” terang Hanik kepada KR, Kamis (7/2).

Awan panas guguran dan guguran lava berpotensi menimbulkan hujan abu.

Sehingga warga Merapi diharap tetap tenang serta selalu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Sebelumnya data kegempaan (seismik) mencatat terjadi 98 kali guguran lava sepanjang Kamis (7/2) dari pukul 00.00-18.00 WIB.

Sementara itu masyarakat di Desa Kepuharjo dan Glagaharjo tetap tenang dan siaga dalam menghadapi aktivitas Gunung Merapi ini. Mereka tetap beraktivitas seperti biasa. ”Tidak ada hujan abu hingga evakuasi. Masyarakat tetap biasa dan juga tidak ada kepanikan,” ungkap Kades Glagaharjo Suroto.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana saat dihubungi KR tadi malam mengatakan sekitar 600 Kepala Keluarga (KK) masih tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III yang berjarak 5-10 kilometer dari Gunung Merapi. Dari hasil informasi BPPTKG status Gunung Merapi menjadi waspada dengan telah terjadi luncuran awan panas pada pukul 18.28 WIB dan berpotensi hujan abu. Namun hingga saat ini tidak terjadi hujan abu di lereng Gunung Merapi.

"Tidak ada laporan terjadi hujan abu, namun kesiapsiagaan terus dilakukan. Meski demikian masyarakat diimbau tidak panik dan tetap waspada. Perlengkapan yang harus ada seperti menyiapkan masker dan sebagainya. Kami pantau aktivitas masyarakat di KRB III juga masih normal,” ujarnya.

Biwara menambahkan secara prinsip kesiapsiagaan terus dilakukan. Komunikasi dengan BPBD kawasan terdampak seperti BPBD Sleman, Boyolali, Klaten dan Magelang terus intensif dilakukan melalui grup khusus untuk memudahkan serta cepat dalam berkomunikasi.

Terkait pemetaan jalur evakuasi, imbuh Biwara, jalur evakuasi Merapi sudah memiliki SOP dan tersistem sehingga masyarakat sudah paham dengan jalurjalur evakuasi tersebut ."Misalnya pos utama di Pakem, Pos jalur selanjutnya di Srunen, Klangonan Nglangkah. Selain itu adapula pos sisi barat kawasan Wonolelo, Tengah Cangkringan dan Timur Klangon. Masing-masing pos ini sudah ada relawan masing-masing ,” tambahnya lagi.

Berdasarkan data BPBD DIY, wilayah KRB III yang terdiri dari warga kawasan Cangkringan, Pakem dan Ngemplak ada sekitar 600 KK yang terdiri dari kisaran 2.400 jiwa. (Awh/Dev/Aje)

Kredit

Bagikan