Pemerintah Diminta Kejar Ketertinggalan Listrik

user
agus 27 Juni 2016, 19:42 WIB
untitled

SLEMAN (KRjogja.com) - Hingga pertengahan periode 2016 ini posisi listrik per kapita Indonesia masih berada di posisi keenam Asean di bawah jauh dari Singapura dan Malaysia. Hal inilah yang menurut para peneliti Pusat Studi Energi (PSE) UGM membuat iklim investasi dan perekonomian Indonesia juga menjadi jauh di bawah kedua negara tersebut.

Prof Tumiran, pengamat listrik UGM dalam bincang wartawan Senin (27/6/2016) mengungkapkan tenaga listrik merupakan satu elemen penting untuk menggerakkan perekonomian bangsa. Menurut dia, ketersediaan listrik akan menumbuhkan investasi ditandai dengan munculnya industri.

"Kalau kesediaan listrik saja masih kurang maka kita semakin sulit berkembang. Investasi tidak datang dan industri kita tidak bergerak, semakin banyak pengangguran yang tentu saja dampaknya besar," ungkapnya.

Tumiran menilai perlu adanya sinergisitas antara kementrian ESDM dengan PLN dalam usaha pemenuhan kelistrikan di Indonesia. Terlebih presiden Joko Widodo telah menelurkan program 35 Giga Watt yang ditargetkan selesai 2019.

"Ini sampai sekarang belum ada pembangkit listrik yang jadi dari total 34 rancangan, malah ada di beberapa daerah di luar Jawa ada yang lokasinya belum terpetakan jelas. Nah sudah saatnya ESDM dan PLN bersinergi karena bukan lagi karena target pemerintah yang bicara tapi kebutuhan yang sudah mendesak," terangnya.

Sementara Kepala PSE UGM, Dr Deendarlianto menambahkan bahwa saat ini yang tak juga kalah penting adalah memaksimalkan energi baru dan terbarukan di mana salah satunya adalah tenaga Surya. UGM sendiri kini tengah melaksanakan program energi terbarukan dengan mengajak masyarakat Tanjung Jabung Jambi dan Solok Selatan Sumatera Barat untuk memanfaatkan energi matahari.

"Kami dapat hibah Rp 16,7 miliar yang akan dimulai bulan Juli 2016. Program tersebut meliputi tenaga surya untuk penerangan, pengelolaan limbah pertanian, perkebunan, perikanan dan penyediaan air bersih dari pompa tenaga surya," ungkapnya. (Fxh)

Peneliti PSE UGM saat memberikan keterangan pada wartawan (Harminanto)

Kredit

Bagikan