Peserta Aksi Demo Driver Online Dilarikan ke Rumah Sakit

user
tomi 24 Oktober 2019, 18:15 WIB
untitled

SLEMAN, KRJOGJA.com - Peserta aksi mogok makan dari Front Independent Driver Online Indonesia di depan Kantor Grab Yogyakarta masih bertahan. Sampai hari ketiga, sudah dua orang dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi.

Wakil Presiden Front Independent Driver Online Indonesia, Andi Kartala mengatakan kondisi terkini pada Kamis (24/10), tinggal dua orang yang masih bertahan mogok makan. "Semalam ada dua orang yang dibawa ke rumah sakit, satu karena sesak nafas, satu lagi perutnya sakit," ungkapnya pada Kamis (24/10).

Kedua orang itu dibawa ke Rumah Sakit Panti Rini, Sleman, Rabu (23/10) malam, dan setelah dirawat, keduanya sudah pulang lagi sejak Kamis (24/10) pagi. Kini, menurut Andi, dari pihak aplikator belum juga bisa memenuhi semua tuntutan. Hanya satu poin tuntutan yang sudah dibahas antara peserta aksi pada Rabu (24/10) kemarin.

"Kemarin [Selasa, 23/10] siang diajak ketemuan, hanya dipenuhi satu poin tuntutan, yaitu poin terkait penghapusan sistem skema yang dianggap diskriminatif dan tidak transparan," ungkap Andi.

Andi mengaku pihaknya akan tetap bertahan mogok makan sampai semua tuntutan dipenuhi. Untuk mengecek kondisi tubuh peserta aksi mogok makan, ada beberapa relawan medis yang berjaga.

Hingga saat ini, aksi mogok makan sudah berlangsung ke tiga harinya. Aksi dimulai sejak Selasa (22/10). Sebelum aksi dimulai, kondisi kantor sudah tertutup, namun ada beberapa perwakilan dari manajemen Grab yang menemui peserta aksi saat aksi dimulai.

Ada tujuh tuntutan yang dilayangkan pada pihak Grab, antara lain penghapusan sistem skema yang dianggap diskriminatif dan tidak transparan dari pihak Grab, pembukaan fitur Grabcar bagi reguler di area bandara, penghapusan pungli Rp2.000 per trip atau hilangkan potongan 20%.

Tuntutan lainnya, aplikator dituntut untuk tuntaskan pemutakhiran data atau open suspen driver real individu, transparan dalam aturan putus mitra agar lebih fair, penghapusan potongan tambahan dari koperasi, terakhir aplikator dituntut untuk lakukan pemerataan order pada sesama mitra.

Dalam rilis yang diterima Rabu (23/10)

City Manager Grab Yogyakarta, Hervy Deviyanto mengaku mengapresiasi aksi tersebut. "Yang penting berjalan tertib dan damai," katanya.

Menanggapi tuntutan yang diajukan, Hervy mengatakan semua itu sudah dijelaskan kepada mitra pengemudi saat berlangsungnya mediasi pada 3 Oktober lalu. Semua tuntutan yang diminta menurutnya sudah masuk dalam standar operasional prosedur (SOP)  (*)

Kredit

Bagikan