Industri Jasa Keuangan Syariah Dituntut Berinovasi

YOGYA, KRJOGJA.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, pengembangan industri jasa keuangan syariah nasional telah mengalami banyak capaian dan kemajuan dari berbagai aspek dalam dua dekade terakhir ini. Guna mendukung pengembangan industri keuangan syariah yang semakin kompleks, perlu terus dilakukan terobosan yang dapat mendorong pertumbuhan keuangan syariah lebih cepat, stabil, efisien dan berdaya saing.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, perkembangan industri jasa keuangan yang cepat dan dinamis, telah membuka peluang inovasi bagi industri keuangan syariah lebih fokus pada nilainilai yang terkandung pada konsep Responsible Finance and Investment (RFI) tersebut. Contoh menggali potensi khazanah syariat Islam terkait dana sosial wakaf, zakat dan sedekah, dipadukan dengan pengembangan produk dan jasa keuangan syariah.
Baca juga :
Pendapatan Retribusi Sektor Pariwisata Gunungkidul Capai Rp 27,8 M
Badan Kehormatan DPRD DIY Bakal Awasi Media Sosial Anggotanya
"Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan berbagai riset dan ide-ide kreatif dari akademisi ataupun masyarakat pelaku industri mengingat area riset keuangan syariah yang belum disentuh masih sangat luas," ujar Hoesen.
Hoesen menegaskan, OJK sangat berkepentingan dan berkomitmen secara berkelanjutan menyelenggarakan kegiatan forum riset ekonomi dan keuangan syariah ini sebagai media komunikasi para stakeholders dalam pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia. Selain itu, kehadiran Master Plan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) diharapkan dapat menjadi pedoman bersama bagi seluruh stakeholders baik di industri keuangan syariah Indonesia maupun industri halal lainnya.
"Total aset keuangan syariah Indonesia tidak termasuk saham syariah telah mencapai Rp 1.359 triliun dan telah berkontribusi sebesar 8,71 persen dari total aset industri keuangan nasional per-Juli 2019. Dari total aset industri keuangan syariah tersebut, pasar modal syariah berkontribusi paling besar yaitu 56,2 persen disusul perbankan syariah sebesar 36,3 persen dan industri keuangan nonbank syariah sebesar 7,5 persen," tutur Hoesen.
Sektor perbankan yang lebih awal berkembang kini memiliki 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 UUS dan 165 BPRS. Total aset perbankan syariah per-Juli 2019 telah mencapai Rp 494,04 triliun atau 5,87 persen dari total aset perbankan Indonesia. Jumlah saham syariah mencapai 425 saham dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp3.834 triliun atau sebesar 53,6 persen dari seluruh saham yang tercatat di pasar modal per 20 September 2019. (Ira)
BERITA TERKAIT
Polisi Peduli Stunting, Polres Sukoharjo Beri Nutrisi Bumil dan Balita
Hasil Panen Bawang Merah Lahan Pantai Menjanjikan
Akun FB Erina Gudono Diretas Sejak 2019, Hati-hati Tertipu
Bappeda Kulonprogo Siapkan 5 Program Prioritas Pembangunan Berkelanjutan
Tingkatkan Sinergitas, Kapolres Sukoharjo Berkunjung ke Mako Grup 2 Kopassus
Sidang Vonis Eliezer Digelar 15 Februari
Marak Isu Penculikan Anak, Polda Jateng: Waspada dan Jangan Panik
Sudah Bayar Rp 480 Juta, Pembeli Apartemen di Babarsari Merana, Ini Sebabnya
Cak Imin Jelaskan Soal Usulan Penghapusan Jabatan Gubernur
Lewat MIFM Investor Global Minati Proyek IKN Nusantara
Posisi Wakil Ketua DPRD Sukoharjo Segera Terisi
Mahasiswa Fakultas Keolahragaan UNS FKor Demo Minta Majelis Wali Amanah Cabut Somasi
Nenek Moyang Orang Amerika Ternyata Berasal dari China
Main Voli Sambil Kumpulkan Dana
Keberadaan ChatGPT, Ancaman Bagi Google
Yudo Margono Mutasi 84 Jabatan TNI
Purbalingga Mulai Terapkan Sertifikat Elektronik
Ciu Gedang Kluthuk Kembali Marak, Dua Penjual Ditangkap
Etik Suryani Salurkan Program Indonesia Pintar Siswa SD
Horoskop untuk Bintang Capricorn, Aquarius dan Pisces. Dia Terkesan dengan Sikapmu
27 Pelajar Ikuti Kompetisi Panjat Tebing