Selama Pemilu 2019, Banyak Media Terhanyut Suasana

Pembicara dalam workshop oleh Dewan Pers (Atiek Widyastuti H)
YOGYA, KRJOGJA.com - Selama pelaksanaan Pemilu 2019 muncul ketidaknetralan pers karena pemimpin telah berafiliasi dengan kepentingan politik tertentu. Hal ini secara tidak langsung berimbas dalam proses pemberitaan. Dari narasumber yang diundang ada kecenderungan yang berpihak pada pandangan politik media tersebut. Dan itu terjadi sampai saat pemungutan suara. Dimana banyak media yang terhanyut suasana.
"Beberapa saat setelah pemungutan suara, kedua kubu saling mengklaim kemenangan. Media tampak terbelah menjadi dua kutub. Mengikuti persaingan dua pasangan capres-cawapres. Imbasnya juga ke masyarakat," kata Ketua Komisi Pendataan dan Riset Dewan Pers, Ahmad Djauhar.
Penjelasan Ahmad tersebut disampaikan dalam Workshop Peliputan Pasca Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 yang diselenggarakan oleh Dewan Pers di Hotel Grand Zuri Yogyakarta, Kamis (3/10). Selain Ahmad Djauhar, ada dua narasumber lagi. Ketua Komisi Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pers Jamalul Insan dan Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan.
Diungkapkannya, para pendukung kedua kubu saat itu terus menggalang massa dan opini. Di sisi lain, media sosial juga ikut menyebarkan hoaks dan ketakutan. Imbasnya banyak ekspose tentang kekurangan penyelenggaraan Pemilu. "Semestinya wartawan menghindari ekspose pernyataan yang tidak diperlukan dari pihak yang bersengketa," ungkapnya.
Terkait penyebaran hoaks, dirasakan penyelenggara. Dalam hal ini KPU. Beberapa hari menjelang waktu pemungutan, ada pesan berantai melalui WhatsApp Group (WAG), jika KTP elektronik bisa digunakan untuk mencoblos di TPS manapun pemilih tersebut berada.
"Ini juga yang kita hadapi. Padahal sebelumnya juga sudah kita sampaikan, jika informasi itu tidak benar. Namun saat hari H, tetap saja banyak yang percaya dengan informasi tersebu. Imbasnya, ketika masuk tahap penghitungan suara menjadi masalah tersendiri," kata Ketua KPU DIY Hamdan Kurniawan. (Awh)
BERITA TERKAIT
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga
Masih perlukah Pembukaan Fakultas Kedokteran di Pulau Jawa?
Boyolali Jadi Tuan Rumah Temu Donor Darah Sukarela Se-Jateng
Stiker Lindungi Lansia Terpampang di Setiap Sudut Hotel Jemaah Haji
Siap-Siap War! Tiket FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni
Mengenal Aplikasi Penghasil Uang Sweatcoin
UGM Jadi Peraih Penghargaan Terbanyak pada Anugerah Merdeka Belajar Tahun 2023
Hanya Potong Pajak, Luhut Bantah Pemerintah Beri Insentif Mobil Listrik
SMKI Nusantara Buktikan Eksistensi Diri
Manfaatkan Lahan Sungai Kering, Polisi dan Warga Tanam Sayuran
Mau Nonton Laga Timnas Indonesia VS Argentina? Segini Harga Tiketnya
Awas! Siklon Tropis Mawar Mengancam Perairan Indonesia
KKP Segel 11,3 Ton Ikan Impor di Palembang
Sah! Ekspor Mineral Mentah Mulai Distop 10 Juni 2023
Di Semarang Bhikkhu Thudong Diterapi Thairopractic
KAI Daop 6 Salurkan Bantuan TJSL untuk Pembangunan Griya Anak Asuh
Lepas Kloter Pertama Embarkasi Kertajati, Ini Pesan Menag
Mahasiswa MTS UJB Praktik Kerja Lapangan di PT ADP