G2R Tetrapreneur: Model Nasional Baru Kemandirian dan Kewibawaan Desa

user
danar 19 November 2019, 04:50 WIB
untitled

YOGYA, KRJOGJA.com - Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur merupakan salah satu program unggulan Gubernur dan Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang telah memasuki tahun kedua dan semakin berkembang. Target G2R Tetrapreneur di tahun 2019 adalah penciptaan PASAR NON-KOMPETISI. Salah satu inisiasi penciptaan tersebut adalah G2R Tetrapreneur diperkenalkan di Forum ‘Penyebarluasan Hasil-Hasil Penelitian’ yang diadakan oleh Kementrian Pedesaan, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes RI) pada 05 – 07 November 2019.

Acara dibuka oleh Nurhayadi, SP., M.Si. Ketua Panitia, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr. Sumarlan, S.Pd., M.Si., plt Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang). Dalam sambutannya, Dr. Sumarlan, S.Pd., M.Si. menyampaikan bahwa sumber daya tak terbatas seorang peneliti adalah tiga (3) K, yaitu ‘Kesempatan, Kemampuan, dan Kemauan’. Ketiga sumberdaya tak terbatas ini haruslah menjadi dasar bagi para peneliti untuk terus berkarya dan menghasilkan output yang mampu memberdayakan masyarakat. Selain itu, Dr. Sumarlan, S.Pd., M.Si. juga menyampaikan, bahwa pelaksanaan KKN tematik yang dilakukan oleh beberapa universitas bekerjasama dengan Kemdes RI perlu mendapat perhatian lebih, tidak hanya bagi para peneliti di universitas asal, namun perlu kerjasama atau kolaborasi dari pemerintah Daerah (Pemda) tempat tujuan KKN, sehingga dapat menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, peneliti haruslah bertindak lebih aktif sebagai salah satu pendorong terapan hasil di daerah dan terutama sebagai pemberi rekomendasi hasil penelitian.

Paparan model G2R Tetrapreneur oleh konseptor dan Tenaga Ahli G2R Tetrapreneur, Rika Fatimah P.L., S.T., M.Sc., Ph.D, dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). G2R Tetrapreneur merupakan gerakan gotong royong wirausaha desa berbasis 4 pilar yaitu rantai (Tetra 1), pasar (Tetra 2), kualitas (Tetra 3), dan merek wirausaha (Tetra 4) untuk mengangkat kemandirian dan kewibawaan produk desa menjadi ikon-ikon dunia.

Selain itu, model G2R Tetrapreneur merupakan wujud inovasi sinergi gerakan gotong royong dan wirausaha Desa lintas kedinasan dan komitmennya bersifat multiyears yang pada tahun 2018 mengusung 2 (dua) Desa, kemudian pada tahun 2019 dengan 7 (tujuh) Desa. Pada tahun 2018, G2R Tetrapreneur telah dilaksanakan di Desa Wukirsari dan Desa Girirejo sebagai pilot village G2R Tetrapreneur Pelopor bersama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY, dan telah menyelesaikan Tetra 1 dengan produk unggulan dari masing-masing desa.

Memasuki tahun ke-2 ini, program G2R Tetrapreneur bersama dengan Biro Bina Pemberdayaan Masyarakat Sekretariat Daerah (Biro Bermas Setda) DIY, telah menyelesaikan beberapa program tahapan lanjutan di Tetra 2 dengan baik, antara lain, pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) penilaian pasar, FGD penilaian rantai, penyelenggaraan bengkel tetrapreneur, pelatihan e-G2R, pelatihan kualitas, penandatanganan MoU dengan beberapa mitra terkait, pelatihan manajemen BUMDesa, dan pra-launching produk unggulan.

Seterusnya berjalan simultan pada tahun 2019, program G2R Tetrapreneur Budaya yang diusung oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, di 5 (lima) Desa Mandiri Budaya, yaitu Desa Bejiharjo dan Desa Putat (Kabupaten Gunung Kidul), Desa Sabdodadi (Kabupaten Bantul), Desa Pagerharjo (Kabupaten Kulon Progo), dan Desa Bangunkerto (Kabupaten Sleman). (*)

Kredit

Bagikan