BPJS Kesehatan Nunggak Rp 197 M, Sardjito Bagi Cara Tetap 'Survive'

dr Rukmono memberikan materi pada peserta seminar nasional. (Foto: Harminanto)
YOGYA, KRJOGJA.com - RSUP Dr Sardjito menjadi rumah sakit dengan nilai tunggakan pembayaran BPJS Kesehatan tertinggi di DIY menurut data Dinas Kesehatan yakni mencapai Rp 197 miliar. Namun, hingga saat ini Sardjito belum mengajukan pinjaman alokasi 1 persen yang dengan kata lain, keuangan rumah sakit tersebut masih belum terpengaruh.
Baca Juga: DPRD Rancang Opsi Tutup Utang Rp 564 Miliar BPJS Kesehatan di DIY
Rukmono Siswihanto, Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Dr Sardjito mengungkap adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan kini malah membuat rumah sakit was-was. Turunnya penjaminan kelas yang diprediksi 30-40 persen hingga turunnya jumlah kepesertaan akibat non aktif layanan.
Untuk peserta yang reguler menerima manfaat karena mengalami penyakit degeneratif mungkin akan terus berupaya melakukan pembayaran agar kepesertaannya aktif. Namun, bagi peserta yang tidak, persentase untuk turun penjaminan hingga menjadi non aktif sangat mungkin terjadi.
“Kira-kira yang turun kelas penjaminannya kita diagnosa 30-40 persen, 90 persen pasien di kami rawat inap yang ditanggung BPJS dan 80 persen untuk pasien rawat jalan dengan BPJS. Dengan adanya kenaikan premi ini, resiko tunggakan iuran bisa meningkat, yang tentu berimbas pada rumah sakit,” ungkap Rukmono dalam Seminar Nasional BPJS Kesehatan yang Semakin Berkualitas di kawasan Jalan Prof Yohanes, Selasa (19/11/2019).
Rukmono mengatakan rumah sakit harus menyesuaikan diri dengan resiko yang mungkin terjadi dengan adanya penyesuaian tarif BPJS Kesehatan. Perlunya inovasi, kreativitas dan kaizen tak lagi bisa ditolak rumah sakit untuk menutup biaya operasional dan memberikan pelayanan maksimal bagi pasien.
“Ada tiga hal yakni turunkan biaya per pasien, bagaimanapun caranya. Meningkatkan pendapatan per pasien, tapi ini sudah dikunci BPJS, ya bagaimana buka warung biar pasien beli makan di sana atau sebagainya, lalu ketiga meningkatkan jumlah kunjungan. Perlu dilakukan juga kreativitas misalnya parkir yang ternyata punya potensi,” sambung dia.
Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Naik, DPRD DIY Bentuk Pansus Datangi Jakarta
Sementara Dwi Hesti Yuniarti, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta menambahkan penyesuaian iuran sendiri sebenarnya tak dilakukan sesuai catatam aktuaria di mana peserta seharusnya membayar Rp 131 hingga 274 ribu perbulan.
“Penyesuaian ini jauh lebih rendah dibanding catatan aktuaria, pemerintah menerapkan Rp 42 ribu, Rp 110 ribu dan Rp 160 ribu perbulan. Peserta penerima baik dari swasta maupun pemerintahan tidak menerima dampak langsung, hanya untuk mandiri memang merasakan, dengan tiga pilihan kelas tersebut,” ungkap dia. (Fxh)
BERITA TERKAIT
BCA Life Kembali Raih Penghargaan Indonesia WOW Brand 2023
Kampung Billiard Ambarawa Dikenal Hingga Rusia
Sebanyak 1.899 Jemaah Haji Indonesia Akan Diberangkatkan ke Miqat Bir Ali Pada 1 Juni
Macapat Tatag Teteg Tutug Mulai Digelar Hari Ini
Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Dunia di Arab Saudi Bertambah Jadi 4 Orang
Kalah, Kilicdaroglu Klaim Pemilu Turki Tidak Adil
SMKN 1 Kasihan Luluskan 190 Manggala Budaya
Usut Dugaan Korupsi BTS 4G BAKTI, Muhammadiyah Dukung Langkah Kejaksaan Agung
Gelar Karya dan Open School SDN Minomartani 1, Cetak Siswa Berkarakter, Inovatif
BPR Berubah Nama Jadi Bank Perekonomian Rakyat, Perbarindo DIY Lakukan Sosialisasi
Bikin Kejutan, Persis Solo Masih Rahasiakan Pemain Asing Mereka
Gelar Potensi Wirausaha Kreatif dan Inklusif DIY, Semangat Agar UMKM Naik Kelas
Jemaah Indonesia Mulai Berburu Oleh-oleh di Madinah
Sebuah Helikopter Latih Jatuh di Ciwidey
Mario Dandy Pakai Kabel Ties Sendiri Viral, Kapolda Metro Jaya Minta Maaf
Langsung Datangi Hotel Jemaah Haji, Tim Promkes Beri Penyuluhan Kesehatan
PLN Bagikan Al Quran Braille dan Santunan pada Santri
PSIM Kirim Dua Wakil Berbeda di Kongres PSSI, Soroti Lisensi Klub Liga 2
Misi Promosi Pariwisata, Dispar Kulonprogo Pentaskan Wayang Wisata Istimewa di TMII
Pemda Perlu Mendorong Kalangan Swasta Berinovasi Bikin Destinasi Wisata Baru
MK Bakal Putuskan Pemilu Proporsional Tertutup?