10 Transmigran Berangkat ke Bulungan, Ini Kendala di Lokasi

Bupati Bantul saat mengantarkan transmigran di Transito Bantul. (Foto: Rahajeng P)
BANTUL, KRJOGJA.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bantul memberangkatkan 10 Kepala Keluarga (KK) transmigrasi ke Bulungan Kalimantan Utara. Sementara itu terlambat membuka lahan menjadi salah satu kendala yang rentan dialami trasmigran yakni keterlambatan pembukaan lahan.
"Rata-rata transmigran mendapatkan 2 hektar lahan untuk dikelola. Yang jadi persoalan biasanya transmigran sudah datang namun lahan belum dibuka sehingga mereka harus membuka lahan dan membutuhkan waktu lama," jelas Kepala Disnakertrans Bantul, Drs Sulistyanto,MPd disela pelepasan transmigran di Transito Bantul, Senin (2/12/2019).
Ditegaskannya pemberangkatan transmigran ini kloter dua dalam setahun masing-masing 10 KK. Anggaran mereka menggunakan dana sharing APBD Rp 700 juta yang dianggarkan untuk memperkuat penyediaan sarana umum seperti masjid, balai desa, puskesmas pembantu dan sebagainya.
Selain itu, tiap KK mendapatkan bantuan Rp 10 juta, jaminan hidup (jadup) selama 1 tahun dan lahan pekarangan 1.000 meter serta lahan pertanian 1.000 meter sehingga total lahan yang dimiliki total 2 hektare.
"Sebelum mereka berangkat diberikan pelatihan seperti pengolahan pertanian kelapa sawit, karet, beternak dan sebagainya. Diharapkan mereka juga dapat membuka warung kelontong karena posisi lokasi transmigrasi jauh dari pusat perbelanjaan," terangnya.
Pihak Disnakertrans juga terus melakukan giat monitoring secara rutin. Ditambahkannya jumlah trasmigran yang menunggu daftar waiting list sekitar 70 KK dengan animo lokasi tujuan kalimantan dan sumatra. Sementara kuota yang ada Sulawesi.
Bupati Bantul, Drs H Suharsono berharap transmigran betah dan merasa nyaman tinggal di kawasan transmigrasi. "Perjuangan menuju kesuksesan bermula dari sini," jelasnya.
Pasutri transmigran asal Sukorame Mangunan Dlingo Arif Agung Rohmadi (22) dan Susi Wulandari mengaku pihaknya optimis dengan bertransmigrasi kehidupan lebih baik dibanding dengan yang ada di Bantul saat ini.
"Selama di Bantul saya bekerja serabutan karena lapangan kerja susah," jelas pasutri yang memiliki dua anak usia 2 tahun dan 3 bulan. (Aje)
BERITA TERKAIT
Bensin  Sumbang Inflasi Kota Yogya 4,72 Persen Pada Mei 2023
Memperebutkan Trofi GKR Hemas, Lomba Design Batik Jogokariyan
Pimpinan PSHT dan Brajamusti Sepakat Damai
Banyak Keluhan Masyarakat, Polres Sukoharjo Tertibkan Motor Berknalpot Brong
Hasil Jemput Bola, 15.000 Warga Sukoharjo Sudah Ber-KTP Digital
Bimbo Risih Masalah Korupsi Indonesia, Dituangkan Lewat Lagu 'Jokowi dan Mahfud MD'
Bentrok Massa di Jogja, Begini Kronologisnya Menurut Polda DIY
Berbusana Jawa, ASN Boyolali Khidmat Ikuti Upacara Hari Jadi Boyolali ke-176
Padukan Unsur Budaya Jawa, Peluru Karet Luncurkan EP Berjudul 'Urban'
IRT Tewas Tertabrak di Perlintasan KA Gedung Kesenian Wates
Zlatan Ibrahimovic Gantung Sepatu, Sampaikan Pidato Haru di San Siro
Pejabat Utama Polres Karanganyar Dimutasi
Tahu Pemilik Sedang Mandi, Wely Embat Scoopy
Terkait Bentrok di Jogja, 9 Luka dan 352 Orang Dievakuasi Polda DIY
Update KA Bandara YIA Mulai Juni 2023 Keberangkatan Akhir dari Stasiun Tugu 20.35 WIB
Mandi Usai Main Bola, Pemuda Warga Sedayu Tenggelam di Sungai Progo
Perang Spanduk Jelang Pemilu, Jaga Kondusivitas Pro Kontra Jangan Berkelanjutan
Perkuat Kapasitas Hadapi Bencana, BRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana
Konsultan Ibadah Daker Makkah Siapkan Layanan Online dan Offline untuk Jemaah
Bela Beli Yogya Bergaung Lagi dari Monjali
Pemicu Bentrok Massa, Ini Kronologi Penganiayaan Anggota PSHT di Parangtritis