DMC Dompet Dhuafa Galakkan Program Air untuk Kehidupan

GUNUNGKIDUL, KRJOGJA.com - Kekeringan akibat musim kemarau panjang mulai melanda Gunungkidul. Dampaknya membuat beberapa wilayah di kabupaten ini kekurangan air bersih. Bahkan warga harus membeli air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bagi rumah tangganya.
Setidaknya terdapat tiga Dusun di Gunungkidul yang mengalami kesulitan air bersih yakni Dusun Gagam Kalurahan Pengkol Kecamatan Nglipar, Dusun Macanmati Desa Girimulyo Kecamatan Panggang. Ada pula Dusun Kadiobo Desa Grimulyo Kecamatan Panggang.
Chief Executive DMC Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit mengungkapkan berdasar data yang dikumpulakn setidaknya kebutuhan air bersih masing-masing dusun ini yaitu 8.700 kubik, sedangkan sumur bor permenit menghasilkan 10 liter. Dengan demikian perjamnya akan menghasilkan 600 liter, butuh waktu 15 jam untuk memenuhi kebutuhan air.
"Sementara itu, warga Dusun Gagan tidak pernah menggunakan sumber air Pemanen Air Hujan (PAH) karena menganggap air hujan berbau, takut menjadi sakit dan alergi, serta ketiadaan penampungan dan pengelolaannya yang belum diketahui," ungkapnya, Jumat (02/09/2022).
Kejadian luar biasa pernah terjadi di pedukuhan ini karena warga ramai-ramai terkena penyakit disentris, muntaber dan beberapa penyakit lain yang terkait dengan ketersediaan air. Baru sekitar 10 tahun ini warga disosialisasikan mengenai PHBS untuk menekan laju penyakit-penyakit tersebut bisa berkurang.
Sedangkan warga Dusun Macanmati, pada saat musim penghujan kebanyakan warga memanfaatkan air PAH. Warga telah dari gerenasi ke generasi menggunakan instalasi ini rumah masing-masing.
Pada tahun 2021 DMC Dompet Dhuafa pernah mengadakan pipanisasi dari sumber mata air di Dusun Macanmati. Program ini sangat membantu warga untuk mengatasi kekeringan dan kekurangan air bersih,
Kemudian di Dusun Kadiobo telah memiliki instalasi penampungan air hujan. Penampungan berbentuk bak besar yang dibangun di sisi rumah dengan volume sekitar 5000 – 7000 liter.
Selain itu warga memiliki gua yang terdapat sumber mata air. Namun sayangnya jika tidak dilengkapi dengan pendekatan konservasi, sumber mata air tersebut bisa terkuras menjadi bahaya pada tahun-tahun mendatang.
Melihat kenyataan di atas, melalui kampanye 'Air Untuk Kehidupan', DMC Dompet Dhuafa mengajak seluruh pihak untuk membantu warga Gunungkidul. Ada beberapa langkah yang akan dijadikan sasaran dalam program tersebut diantaranya optimalisasi komite air di masing-masing dusun dengan pelatihan pelestarian dan pemanfaatan sumber mata air.
Selain itu melakukan penanaman tanaman rekomendasi seperti bambu, sukun, aren dan lainnya yang mampu membuat kualitas air lebih baik. Sekaligus penguatan kapasitas warga terkait konservasi sumber air.
Peningkatan kondisi sosial dan ekonomi diarahkan pada peningkatan sektor pariwisata serta penguatan modal sosial yang dimiliki masyarakat hingga membentuk suatu koperasi masyarakat. Mengaktivasi sumber-sumber mata air lain selain sumur bor agar warga punya alternatif sumber air yang banyak apalagi di musim kemarau melalui upaya konservasi di lahan sekitar sumber air.
Ada pula melakukan konservasi yang lebih menyeluruh di kawasan sekitar gua sebagai sumber mata air alternatif dengan menjaga agar debit air tetap terjaga. Membuat reservoar-reservoar (bak penampungan transit) untuk memaksimalkan air bisa sampai ke warga. Salah satunya dengan mengaktivasi tadah hujan beton berbentuk persegi milik dusun berkapasitas 25.000 liter tapi sudah mengalami kebocoran sehingga perlu direvitalisasi.
Terakhir mendorong pembuatan peraturan dusun yang isinya itu adalah izin membuat bangunan, pelestarian tanaman langka, konservasi sumber daya alam dan pemberdayaan UMKM. "Layanan utama kita adalah pendampingan dan penguatan kapasitas masyarakat lokal melalui penguatan Komite Air di tiap-tiap Dusun,” kata Haryo.
Melalui program ini Haryo berharap apa yang dilakukan dapat membantu warga dalam mencukupi kebutuhan air bersih. Ia juga berharap kepedulian ini akan menumbuhkan semangat dalam membantu sesama yang membutuhkan. (*)
BERITA TERKAIT
BPPD Dan Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga
Masih perlukah Pembukaan Fakultas Kedokteran di Pulau Jawa?
Boyolali Jadi Tuan Rumah Temu Donor Darah Sukarela Se-Jateng
Stiker Lindungi Lansia Terpampang di Setiap Sudut Hotel Jemaah Haji
Siap-Siap War! Tiket FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni
Mengenal Aplikasi Penghasil Uang Sweatcoin
UGM Jadi Peraih Penghargaan Terbanyak pada Anugerah Merdeka Belajar Tahun 2023
Hanya Potong Pajak, Luhut Bantah Pemerintah Beri Insentif Mobil Listrik
SMKI Nusantara Buktikan Eksistensi Diri
Manfaatkan Lahan Sungai Kering, Polisi dan Warga Tanam Sayuran
Mau Nonton Laga Timnas Indonesia VS Argentina? Segini Harga Tiketnya
Awas! Siklon Tropis Mawar Mengancam Perairan Indonesia
KKP Segel 11,3 Ton Ikan Impor di Palembang
Sah! Ekspor Mineral Mentah Mulai Distop 10 Juni 2023
Di Semarang Bhikkhu Thudong Diterapi Thairopractic
KAI Daop 6 Salurkan Bantuan TJSL untuk Pembangunan Griya Anak Asuh
Lepas Kloter Pertama Embarkasi Kertajati, Ini Pesan Menag