Antisipasi Mahasiswa 'Nekad', UGM Perkuat Teman Jaga Teman

Ilustrasi
Krjogja.com - SLEMAN - Kasus bunuh diri mahasiswa UGM, Sabtu (8/10/2022) lalu menjadi perhatian besar pihak kampus. UGM pun kini berikrar memaksimalkan Peer Conselor atau pendampingan teman sebaya untuk mencegah hal serupa terulang lagi ke depan.
Rektor UGM, Prof Ova Emilia mengatakan pihak kampus sebenarnya telah memiliki berbagai layanan psikologis untuk mahasiswa. Namun begitu Ova tidak memungkiri bahwa berbagai layanan memiliki keterbatasan dengan berbagai dinamika yang terjadi di kampus.
“Kampus sudah punya layanan psikolog tapi anak kadang ketakutan ya untuk datang. Mahasiswa mengalami itu kan multi dimensi ya, bukan hanya kampus. Tapi bagaimana kita sama-sama menjaga dan mengantisipasi agar problem ini tidak terjadi,” ungkap Ova, Senin (10/10/2022).
Di sisi lain Ova mengatakan bahwa pihak kampus memiliki Health Promoting Univesity yang jumlahnya ratusan dan ada di tiap fakultas. Kampus sudah memberi pelatihan agar mahasiswa bisa saling mengenali gejala ketika sesama teman memiliki persoalan.
“Ini masalahnya kompleks, apa yang kita lakukan sudah membuat sistem pencegahan terkait kesehatan mental. Kami punya peer conselor, teman sebaya, teman jaga teman. Kita tahu saling jaga teman, yang paling tahu anak menarik diri atau ada masalah itu kan temannya. Kita akan galakkan lagi, sistemnya sudah ada,” lanjut Ova.
Ova juga tak menampik adanya informasi beredar terkait beberapa percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswanya. Namun begitu, kampus berupaya melakukan pencegahan agar hal tersebut tidak terjadi.
“Kita pahami bahwa stress level itu berbeda-beda, dinamisnya kondisi global termasuk di kita ini memicu stress multi dimensi. Ini yang harus kita perhatikan bersama-sama. Kami akan terus melakukan upaya pencegahan agar hal itu tidak terjadi,” tandas Ova.
Sementara, Dekan Fisipol UGM, Dr Wawan Masudi, ditemui terpisah mengatakan persoalan mahasiswa memang begitu kompleks di mana kampus tidak bisa bergerak sendiri untuk melakukan pencegahan. Selain mengoptimalkan peran sesama mahasiswa, kampus juga mengajak komunikasi intensif para orangtua agar tindakan tak terduga itu terjadi.
“Terus terang sudah ada, kami sudah punya psikolog juga kami punya peer conselor dan macam-macam tadi, cuma ini kan masalah yang dihadapi oleh anak-anak muda itu kan luar biasa. Tidak semuanya ada di kampus, di luar kampus, pertemanan mungkin keluarga dan lain sebagainya. Ini kami sedang coba semakin meningkatkan komunikasi lebih intensif dengan orangtua,” tandas dia. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Alhamdulillah.. Tak Ada WNI Jadi Korban Kecelakaan Bus Umrah di Arab Saudi
Afnan Hadikusumo Ingatkan Kemiskinan Jadi Sumber Munculnya Klitih
One Way dan Contra Flow Jadi Andalan Polisi Hadapi Mudik Lebaran 2023
Lepas Erick Thohir, Hokky Caraka Pimpin Doa Agar Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Usai Lukai Sopir, Begal Taksi Online Urungkan Aksinya
BKN Gelar CAT Seleksi Penerimaan 4.213 Penyuluh Keluarga Berencana untuk BKKBN
Mendikbudristek: Jangan Gunakan Test Calistung dalam Penerimaan Calon Siswa SD
Transformasi Diklat, Kemenag Luncurkan Digital Learning Center dan Smart Classroom
Alokasi Anggaran Pemerintah Terbatas untuk Membiayai KIP Kuliah
Partai Berkarya Tetap Konsisten Memberikan Pengabdian untuk Bangsa
UAD Bermitra dengan 11 PT Luar Negeri
Tambah Daya Listik Hingga 5.500 VA Kok Cuma Rp 200 Ribu?
Safari Tarawih Di Gedung DPRD Kulonprogo, Pj Bupati Imbau Pejabat Hidup Sederhana
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada
Bertema Budaya, Open Call Layar Anak Indonesiana 2023 Sudah Mulai
Laga PSIS Lawan Persebaya Digelar, Aparat Keamanan Semarang Disibukkan Suporter Bonek
7 Angkringan Enak Harga Terjangkau di Sukoharjo, Cocok untuk Berburu Takjil
Erick Thohir Bertemu FIFA, Cari Solusi Soal Penolakan Timnas Israel
Pemudik Bakal Naik, Ditjen Hubla Turut Berperan Aktif Mempersiapkan Angleb 2023
Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya
Klaim Bebas BPA Kemasan Non Polikarbonat, Berpotensi Bahayakan Konsumen