Eko Suwanto : APBD Harus Lebih Berdampak pada Pengurangan Pengangguran

Ketua Komisi A Eko Suwanto dan Ketua DPRD Kota Yogyakarta, H Danang Rudyatmoko meninjau pameran produk UKM dalam Banteng Expo, Kamis (20/10/2022) (Foto: Istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Pandemi Covid-19 sejak dua tahun terlahir telah menurunkan produktifitas masyarakat, lapangan kerja hilang, tabungan menurun. Setelah pandemi mereda, maka sudah saatnya untuk bangkit. Komisi A DPRD DIY bersama Pemda DIY melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berupaya mencari jalan keluarga dari dampak krisis. Caranya dengan langkah membangkitkan perekonomian. Karena itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus membawa dampak pada kebangkitan ekonomi dan pengurangan pengangguran.
"Salah satu yang di kerjakan adalah dengan pelatihan-pelatihan, bagaimana masyarakat bisa bekerja dari rumah. Berproduksi dari rumah dan berjualan dari rumah. Rumah jadi etalase promosi dan produksi sekaligus. Tantangan memang ada karena ada gap dari sisi perencanaan. Masing-masing OPD belum maksimal dalam perencanaan, menyelaraskan," kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan dalam diskusi di sela kegiatan Banteng Jogja Expo, Kamis (20/10/2022).
Turut hadir sebagai pemateri, Ahmad Maruf dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi.
Eko Suwanto, mengungkapkan agar membawa dampak lebih besar pada kebangkitan ekonomi, maka konsolidasi antar OPD, yang memiliki program terkait menjadi sangat penting. Disamping konsolidasikan stake holder yang ada perlu bekerja keras. Harapan ke depan, masyarakat jalan dan OPD nya bekerja berikan support dari sisi penganggaran.
Gotong royong bersama, ahli membantu, pengusaha bantu untuk hasilkan lapangan kerja baru. "Ada beragam pelatihan yang digelar menjahit, memasak, mendesain grafis. Ada 44 kelompok, 220 peserta.
Maka PRD berikan dukungan kepada langkah pemberdayaan, Yogyakarta kaya akan produk makanan, kuliner, bagian produk kebudayaan ada gudeg, brongkos, gudeg manggar, bakmie, nasi merah lengkap dengan lauknya, ada soto juga. Semua ini jadi perekat untuk bisa segera bangkitkan perekonomian. Kita meminta pemerintah berikan dukungan upaya menciptakan masyarakat yang berdikari secara ekonomi," kata Eko Suwanto yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Yogyakarta.
Ahmad Maruf, akademisi UMY mengapresiasi langkah DPC PDI Perjuangan Yogyakarta yang melakukan pemberdayaan dan diekspose. "Ini bagian pertanggunggjawaban publik apa yang telah dilakukan dalam program pemberdayaan. UMKM tidak boleh sendiri, tidak boleh dilepas, setelah dinas tenaga kerja melatih maka dinas lain bisa memperkuat nya," kata Ahmad Maruf.
Simpul dari akhir pelatihan tidak jelas akan bermasalah, SiBakul dari Dinas Koperasi dan UMKM bisa menarik peserta yang sudah dilatih untuk masuk data, agar ada tindak lanjutan teknis. Kalau advance marketing nanti ada dinas yang lain. Menyambungkan antar OPD penting, meski kelihatan mudah tapi susah jalankan.
Butuh simpul dan policy kebijakan, harus ada tindak lanjutan, jangan berhenti, UMKM dibiarkan sendiri lepas. "Ini pertanggunggjawaban dana publik itu berkelanjutan. Kedua, pemda sudah punya instrumen dalam bentuk Perda, di Kota Yogyakarta sudah ada juga, bagaimana realization dengan dana APBD Kota/Provinsi bisa akselerasi UMKM naik kelas. Bagaimana yang mikro naik jadi level usaha kecil, ada proses pembelajaran UMKM dan butuh bertahap. Simpul kolaborasi penting," kata Ahmad Maruf
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi menambahkan pihaknya berikan apresiasi upaya meningkatkan kapasitas pelaku UMKM. "Pasti ada upaya meningkatkan asset dan omset, nah ini perlu pemetaan, jumlah nya, produk nya, SDM, skill. Program apa yang bisa dijalankan apa lagi di 2023 kita berhadapan dengan resesi.Produk UMKM apakah sudah penuhi standard pasar? Apakah ada sertifikasi stay belum," kata Srie Nurkyatsiwi
Pemda DIY ada SiBakul, pelaku usaha masuk dulu ekosistem, setelah masuk data akan diketahui telah tepat program, tepat manfaat. Pelembagaan, apakah ada NIB-nya? Ini harus dilakukan pendampingan.
"Di 2023 harus siap semua dari informal menjadi formal, kita ajak pelaku usaha lakukan pemetaan pasar yang jadi sasaran hasil produk nya. (Jon)
BERITA TERKAIT
Bensin  Sumbang Inflasi Kota Yogya 4,72 Persen Pada Mei 2023
Memperebutkan Trofi GKR Hemas, Lomba Design Batik Jogokariyan
Pimpinan PSHT dan Brajamusti Sepakat Damai
Banyak Keluhan Masyarakat, Polres Sukoharjo Tertibkan Motor Berknalpot Brong
Hasil Jemput Bola, 15.000 Warga Sukoharjo Sudah Ber-KTP Digital
Bimbo Risih Masalah Korupsi Indonesia, Dituangkan Lewat Lagu 'Jokowi dan Mahfud MD'
Bentrok Massa di Jogja, Begini Kronologisnya Menurut Polda DIY
Berbusana Jawa, ASN Boyolali Khidmat Ikuti Upacara Hari Jadi Boyolali ke-176
Padukan Unsur Budaya Jawa, Peluru Karet Luncurkan EP Berjudul 'Urban'
IRT Tewas Tertabrak di Perlintasan KA Gedung Kesenian Wates
Zlatan Ibrahimovic Gantung Sepatu, Sampaikan Pidato Haru di San Siro
Pejabat Utama Polres Karanganyar Dimutasi
Tahu Pemilik Sedang Mandi, Wely Embat Scoopy
Terkait Bentrok di Jogja, 9 Luka dan 352 Orang Dievakuasi Polda DIY
Update KA Bandara YIA Mulai Juni 2023 Keberangkatan Akhir dari Stasiun Tugu 20.35 WIB
Mandi Usai Main Bola, Pemuda Warga Sedayu Tenggelam di Sungai Progo
Perang Spanduk Jelang Pemilu, Jaga Kondusivitas Pro Kontra Jangan Berkelanjutan
Perkuat Kapasitas Hadapi Bencana, BRI dan BNPB Gelar Pelatihan Kedaruratan Bencana
Konsultan Ibadah Daker Makkah Siapkan Layanan Online dan Offline untuk Jemaah
Bela Beli Yogya Bergaung Lagi dari Monjali
Pemicu Bentrok Massa, Ini Kronologi Penganiayaan Anggota PSHT di Parangtritis