UMKM Kota Semarang Terima Bantuan Mesin Pengering Tepung

Sartono (2 dari kanan) saat menerima mesin pengering tepung. (Foto ist)
Krjogja.com - Semarang-Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (FT Unnes) melaksanakan pengabdian di salah satu desa Binaan Unnes yaitu Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Tim terdiri Widi Widayat, Wahyudi, Karnowo dan Octavianti Paramita ini bermitra dengan UMKM Kampung Telo milik Sartono. UMKM ini memproduksi berbagai produk olahan ketela pohon, salah satu produknya adalah tepung mocaf. Program ini didanai oleh DIPA Universitas Negeri Semarang 2022.
"Pada produksi tepung mocaf, mitra mengalami kendala pada proses pengeringan bahan baku karena masih mengandalkan pengeringan dengan penjemuran. Bila cuaca tidak mendukung, maka kualitas tepung menjadi tidak konsisten dan kapasitasnya turun drastis" ujar Widi Widayat kepada pers Senin (31/10/2022).
Berdasarkan permasalahan mitra tersebut tim membuat mesin pengering yang bisa dimanfaatkan oleh mitra sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi tepung mocaf, lebih efisien waktu dan tidak lagi tergantung pada sinar matahari untuk proses pengeringan.
"Kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki proses pengeringan bahan baku dengan cara menerapkan mesin pengering pada alur proses produksi mitra. Mesin dibuat dengan bahan stainless steel, terdiri dari 10 rak pengering dengan pemanas berdaya 600W dan kipas pendorong udara. Mesin dilengkapi thermocontroller, flow speed controller, timer dan alarm" tambah Widi Widayat.
Lebih lanjut menurutnya, penerapan mesin pengering ini telah berhasil memperbaiki proses dan kualitas produk. Bahan tepung mocaf dapat dikeringkan dengan proses yang lebih higienis karena dilakukan dalam ruang tertutup, lebih cepat dan tidak terganting cuaca, serta penampilan bahan yang lebih konsisten.
"Pengeringan 25 kg bahan baku dengan temperatur 40 derajat Celcius selama 5 jam menghasilkan 6 kg bahan kering. Pengeringan dengan metode ini berlangsung lebih cepat daripada pengeringan dengan metode sebelumnya. Penjemuran saat cuaca panas sepanjang hari memerlukan waktu 2 hari. Selain itu, warna bahan tampak lebih putih dibandingkan hasil penjemuran. Kegiatan ini juga memberikan dampak positif, dimana mitra dapat memproduksi tepung mocaf dengan kontinyu tanpa tergantung kondisi cuaca" tandas Widi Widayat. (Sgi)
BERITA TERKAIT
Road To UFC: Jeka Saragih Rela Berdarah-darah Hadapi Anshul Jubli
Gibran Rakabuming Digandeng Megawati, Minta Publik Membaca Ekspresi Wajahnya
Istilah 'Body Count' Sedang Viral di Medsos, Ternyata Mengarah ke Sex
HP Samsung Galaxy S23 Bakal Pakai Gorilla Glass Victus 2
Atasi Barito Putra, PSS Sleman Tatap 10 Besar
Perlintasan KA Bandara Adisutjipto, Stakeholder Terkesan Saling Lempar Tanggung Jawab
Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan 1444 Hijriah Jatuh pada 23 Maret 2023
Mantan Ketua DPRD Salatiga Soroti ‘Nasib’ Pasar Rejosari
Ratusan Anak di Wonogiri Putus Sekolah
Operasi Pasar Hingga Maret 2023, Bulog Gelontorkan 315 Ribu Ton Beras
Kartu Tani Bermasalah, Penyaluran Pupuk Bersubsidi Cuma 99 Persen
Polres Bantul Sambangi Sekolah
Jembatan Kretek Sudah Dibuka Untuk Umum
Ibu Negara Iriana Borong Tas dan Daster di Beringharjo
Waspada Anemia, Gejala Awal Terjadinya Stunting
Imlek Nasional 2023, Pesta Rakyat dan Dukungan Untuk UMKM
Kemnaker Dorong Pengesahan RUU PPRT
GKR Hemas Ajak Masyarakat ASEAN Ramaikan Travex ATF 2023
Dana Pengamanan Pemilu Naikkan DIPA Polres Karanganyar
Soal Cak Imin Usul Gubernur Ditiadakan Karena Tak Efektif, Begini Kata Sultan
BRI Terus Kembangkan Talenta IT dengan Cara Jitu