Konferensi Internasional Big Data di Jogja Bawa Manfaat Sektor Pariwisata dan Ekonomi
Ary B Prass
07 November 2022, 13:37 WIB

Penyelenggara bersama beberapa wakil peserta konferensi internasional Big Data saat berikan pernyataan (foto: Harminanto)
SLEMAN - Indonesia dengan DIY sebagai city house menjadi tuan rumah International Conference on Big Data for Official Statistic 7-11 November 2022 bertempat di Alana Convention Center. 98 partisipan dari 30 negara turut ambil bagian dalam acara ini.
Imam Mahdi, Steering Commitee International Conference on Big Data for Official Statistic mengatakan Indonesia dengan Badan Pusat Statistik (BPS) mendapat kepercayaan untuk melaksanakan konferensi internasional tahun 2022 tentang Big Data. Menurut dia, ada beberapa isu yang dibahas terkait Big Data di dunia saat ini yakni terkait verifikasi dan perubahan cepat yang harus dilakukan pemangku kepentingan di tiap negara.
“Big data merupakan teknologi baru untuk data official statistik. Kita harus mengarah ke langkah maju. Data saat ini tersebar di internet dan media sosial, bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan data statistik. Selama ini kita jumpulkan data ke lapangan rumah ke rumah dengan konvensional. Big data perlu kecepatan, untuk hasilkan kecepatan kita bisa manfaatkan big data. Isunya saat ini yakni validasi karena banyaknya informasi hoax di internet. Inilah yang harus kita kelola dan maksimalkan,” ungkapnya usai pembukaan, Senin (7/11/2022).
Secara khusus Imam menyampaikan konferensi Big Data membawa kontribusi bagi DIY yang bisa belajar lebih cepat dalam mengelola ilmu sains data. Di sisi lain, potensi yang dimiliki DIY baik bidang pariwisata maupun ekonomi bisa dikelola dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan.
“Contoh BPS menghasilkan statistik pariwisata, bisa ketahui kunjungan wisatawan ke destinasi. Sebelumnya dari lapangan, sekarang bisa pakai big data. Kita bisa pantau gerakan mobil phone, saat lakukan perjalanan ke destinasi wisata. Dari mana ke mana bisa kita hitung melalui big data. Dulu perlu 6 bulan tapi sekarang bisa 2 bulan saja. Ini bisa membawa manfaat bagi pemerintah, termasuk di DIY,” sambungnya.
Beberapa delegasi seperti dari Afrika Selatan mengungkap bahwa Big Data bisa dimanfaatkan untuk sektor kehidupan manusia seperti mengidentifikasi kejernihan air sungai, sensor pergerakan kapal sebagai identifikasi aktivitas ekonomi hingga pantauan handphone yang bisa mendeteksi zona merah covid saat wabah melanda.
“Hal-hal ini kita bahas secara detail dalam konferensi di Yogyakarta. Harapannya akan muncul rekomendasi-rekomendasi yang bisa kita terapkan untuk membantu sektor kehidupan,” pungkas Imam. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Tak Hanya Berkah, Puasa Arafah Jadi Ibadah Sunnah Penghapus Dosa
Data BPS Tunjukkan Jumlah Perokok Anak Turun di 2022
James Cameron Buka Suara, Jack Dawson Bisa Selamat di Film Titanic
Mau Tau Isi Goodie Bag Grammy Awards 2023? Ternyata Ada Gift Card Sedot Lemak
Curah Hujan Tinggi, BPBD Pantau Wilayah Rawan Bencana Alam
Lempeng Anatolia Picu Gempa Turki yang Sudah Renggut 1.600 Nyawa
Satu Abad NU, Wapres Ma’ruf Amin Ajak Ulama Dunia Responsif Hadapi Isu Global
Setoran Dividen & Pajak BRI ke Negara Capai Rp136,5 Triliun
Wapres Minta AAL Adakan Pendidikan Terbaik untuk Taruna
Jika Diizinkan, Elon Musk Kirim Starlink ke Turki
Travex ATF Jadi Kesempatan Emas Kebangkitan Pariwisata DIY
BKKBN dan BPS Bentuk Desa Cantik
5 Imbauan KBRI Ankara untuk WNI di Turki
Pesan Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nasir di Harlah 1 Abad NU
Diungkap Bea Cukai, Pengiriman Rokok Ilegal Pakai Mobil Pribadi
Sama Seperti Indonesia, Malaysia Juga akan Mengalami Cuaca Ekstrem
Airlangga Resmikan Kawasan Sains dan Teknologi
Gus Miftah Raih Sarjana di Unissula, Sidang Skripsi Bikin Rekor
Warganet Gaungkan Tagar Pray for Turkey di Twitter
Sukseskan Pelaksanaan MBKM, UTY Gandeng 25 Perusahaan
Bapak Tega 'Garap' Putri Kandung Sendiri