UNESCO Lakukan Dukungan Pariwisata Berkelanjutan ke 50 Pemilik Homestay di Borobudur

Dukungan Pariwisata Berkelanjutan telah dirintis sejak April 2022 bekerja sama dengan Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia (InTI) dan ViaVia Tour and Travel Yogyakarta. (foto: istimewa)
Krjogja.com - MAGELANG - Dengan ditetapkannya Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah membangun banyak infrastruktur pariwisata baru di Borobudur termasuk dukungan yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui penyediaan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta/homestay) kepada lebih dari 300 warga masyarakat di Borobudur sejak tahun 2020.
UNESCO Indonesia mendukung pemerintah Indonesia dengan memperkenalkan Dukungan Pariwisata Berkelanjutan kepada 50 pemilik homestay di Borobudur. Program ini telah dirintis sejak April 2022 bekerja sama dengan Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia (InTI) dan ViaVia Tour and Travel Yogyakarta.
Haidar Imama, pemilik homestay Niagara yang berlokasi di desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur, telah mengikuti rangkaian peningkatan kapasitas yang disampaikan UNESCO di Borobudur sejak Agustus 2022 hingga awal November 2022. Setelah mengikuti rangkaian pendampingan pengembangan bisnis dari UNESCO, ia mampu menyusun rencana pengembangan bisnis homestay yang lebih baik di mana ia menemukan pentingnya mempromosikan budaya dan jaringan lokal bersama dengan pemilik homestay lainnya di kecamatan Borobudur bahkan dengan dukungan pariwisata pemerintah setempat.
“Sekarang saya sadar sepenuhnya, bisnis usaha pariwisata akan bertahan ketika bisnis homestay juga dapat berkontribusi. Ini sekaligus untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur dengan menyebarkan pesan kepada tamu-tamu kami. Ketika candi Borobudur dilindungi dengan baik dan budaya setempat dipromosikan dan dilestarikan, saya akan memiliki lebih banyak tamu yang menginap di homestay saya. Sekarang saya dapat mengelola administrasi keuangan usaha homestay dengan lebih baik, sehingga dapat memiliki rencana usaha yang lebih baik ke depan, guna mengembangkan bisnis homestay kami," kata Imama.
Ditambahkan, setelah menghadiri kegiatan Sekolah Rebon dari UNESCO, Imama menyadari bahwa membuat pemasaran homestay bersama di jaringan harus berkolaborasi dengan pemilik homestay lain, pemandu wisata dan juga pemangku kepentingan bisnis pariwisata lainnya untuk memperluas segmen pasar homestay.
"Saya sekarang memahami jenis wisatawan apa yang akan menjadi target terpenting dalam strategi pemasaran saya, saya juga belajar memahami nilai unik dari homestay saya untuk strategi pemasaran yang lebih baik ke depan,” katanya.
Imama bersama pemilik homestay lainnya di Borobudur yang mendapat manfaat dari pendampingan teknis yang diberikan oleh UNESCO melalui InTI dan ViaVia Yogyakarta juga mendapat dukungan untuk branding homestaynya. UNESCO memberikan fasilitas branding homestay kepada 42 pemilik homestay di Borobudur
dalam program ini.
Para pemilik homestay ini Perlindungan dan Pelestarian Warisan Dunia melalui Pariwisata Berkelanjutan sebagai solusi yang baik Pengembangan bisnis pariwisata di Situs Warisan Dunia menciptakan tantangan bagi masyarakat setempat tentang bagaimana menyeimbangkan pendapatan bisnis mereka dengan langkah-langkah perlindungan dan pelestarian yang harus mereka lakukan untuk menjaga situs Warisan Dunia mereka dalam kondisi baik ketika menghadapi banyak tekanan dan guncangan dari kegiatan pariwisata yang masif.
UNESCO telah mengembangkan platform pembelajaran Atingi untuk pelaku bisnis pariwisata termasuk pemilik homestay dan pemandu pemuda di situs warisan dunia di seluruh dunia.
“Pariwisata berkelanjutan adalah tentang menghormati aset budaya dan warisan alam lokal. Pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas juga akan membantu penghidupan masyarakat dalam jangka panjang. Sudah saatnya masyarakat menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan untuk beralih dari tren pariwisata masif yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir,” kata Moe Chiba, Kepala Unit Kebudayaan UNESCO Jakarta.
Subiyanto, Camat Borobudur juga mengakui pencapaian Sekolah Rebon sebagai solusi tepat yang dibutuhkan masyarakat di Borobudur.
“Kami memiliki lebih dari 300 homestay di Borobudur, dan pemerintah selalu mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan sektor pariwisata di Borobudur secara lebih baik dengan memberikan berbagai bantuan termasuk penyediaan homestay, tetapi kami menyadari bahwa pemerintah tidak dapat melakukannya sendiri, kami membutuhkan lebih banyak kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, dengan demikian program UNESCO untuk memberdayakan pemilik homestay di Borobudur agar memiliki prinsip pariwisata berkelanjutan dalam rencana pengembangan bisnis mereka telah menjawab kebutuhan pemilik homestay di sini, dan saya berharap pemilik homestay yang menghadiri pelatihan dan pendampingan teknis dan memperoleh pengetahuan baru dalam mengelola homestaynya dengan lebih baik juga akan mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada pemilik homestay lainnya di sini.” tegas Subiyanto.
Sebagai penghargaan dari partisipasi aktif para peserta selama pendampingan, Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia dan Via Via Travel sebagai mitra pelaksana pelatihan juga mendistribusikan beberapa aset homestay tambahan, beberapa aset seperti tempat tidur tambahan, kipas angin, dispenser air, penyedot debu dan lain-lain, dipilih oleh pemilik homestay sendiri berdasarkan pada poin partisipasi yang mereka dapatkan.
Penambahan aset tersebut diharapkan juga dapat mendukung rencana pengembangan bisnis pemilik homestay. Melalui sesi pendampingan Sekolah Rebon, UNESCO telah berhasil menyampaikan beberapa prinsip pariwisata berkelanjutan seperti dalam 4 tema utama berikut, yaitu:
1. Konsep dan Prinsip Pariwisata Berkelanjutan dalam Bisnis Homestay
2. Pengelolaan dan pengembangan usaha homestay
3. Jaringan, pemasaran dan pengemasan bisnis homestay
4. Manajemen risiko dalam bisnis pariwisata
Keempat tema pembelajaran tersebut telah disampaikan ke semua pemilik homestay melalui 25 sesi pendampingan teknis dalam 8 pelatihan sejak Agustus 2022 hingga awal November 2022 yang difasilitasi oleh InTI dan ViaVia Yogyakarta. (*)
BERITA TERKAIT
Tak Mau Resiko, Obat Mercon 11 Kg Dimusnahkan Tim Gegana
Promo 'Kurma' Kuliner Ramadan Malyabhara
Kebersamaan Bulan Suci Ramadan di Yogyakarta Marriott Hotel
4 Warung Pecel 'Wajib Mampir' Saat Berkunjung ke Ponpes Gontor 1
Mahasiswa UMY Meninggal di Kost, Polisi Masih Tunggu Hasil Visum
Bulan Ramadan, Hotel Ini Tawarkan Promo Staycation Rp 500 Ribu Tiga Hari
Deretan Kelompok Musik Indonesia dengan Lagu Religi Terpopuler
Kiki Narendra Ternyata Seorang Dokter Problematik, Intip Cerita di Baliknya!
Kemenkominfo Adakan Kelas Video Podcast Literasi Digital
Perumda Air Minum Tirta Satria Bangun Bak Pra Sedimentasi
Seruan Pola Hidup Sehat di Adeging Pura Mangkunegaran 2023
Ngeri! Melihat Dari Dekat Lokasi 'Mercon Maut' Kaliangkrik
Bulutangkis Vietnam Challenge 2023: Jafar/Aisyah Bawa Pulang Gelar Untuk Merah Putih
PBNU Apresiasi Meningkatnya Kepercayaan Publik Kepada Polri
Pingin Buka Puasa dengan Menu Beragam? ke Masjid Syuhada Yuk..
BRI Boyong 7 Penghargaan di Ajang PR Indonesia Awards (PRIA) 2023
Sinergi Telkom dan BPKP Hadirkan Solusi untuk Mudahkan Pemantauan Gangguan Jaringan
Realisasikan Pembangunan JLT, Sukoharjo Butuh Rp 360 M
Seleksi Sekolah Kedinasan 2023 Dibuka, Pemerintah Sediakan Ribuan Kebutuhan
Kekerasan Jalanan Masih Terjadi, Sultan Minta Ortu Tanggung Jawab
Record Store Day Yogyakarta Bakal Digelar di Bengkel Kopi