DPRD Sragen Panggil Guru yang Marahi Siswa tak Berhijab
Agusigit
15 November 2022, 11:50 WIB

Ilustrasi.
SRAGEN - Komisi IV DPRD Sragen akan memanggil Suwarno, guru matematika SMAN 1 Sumberlawang, yang diduga merundung siswinya, S (15) karena tak berhijab. Wakil rakyat menyayangkan terjadinya perundungan oleh guru pengajar tersebut.
"Sudah kami jadwalkan Rabu besok, jam 08.00 WIB kami panggil. Semuanya, baik guru, pihak sekolah serta dinas pendidikan. Kami ingin tahu kenapa sampai terjadi hal itu dan bagaimana agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," ujar Ketua Komisi IV DPRD Sragen, Sugiyamto, Selasa (15/11/2022).
Sugiyamto mengatakan, pemanggilan untuk sementara hanya untuk guru dan pihak sekolah dan belum ada rencana pemanggilan terhadap siswi atau orang tuanya. "Kami ingin tahu dari pihak guru dan sekolah. Yang terpenting bagaimana kasus serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," jelasnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD, Mualim Sugiyono menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan terjadinya aksi perundungan siswa tersebut. Apalagi ini terjadi di sekolah negeri yang mestinya bebas tidak ada kewajiban memakai hijab/tidak. "Pemahaman agama seseorang itu bebas, apalagi negara kita menganut Pancasila. Jadi guru atau pihak sekolah tidak berhak mengatur atau memaksa," tandasnya.
Mualim berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Pihak Pemkab Sragen diminta untuk mengumpulkan seluruh guru tenaga pengajar terkait pentingnya toleransi dan tidak pemaksaan kehendak. "Saya ingin dengar langsung alasan guru sampai berani bilang seperti itu siswanya. Makanya kami akan panggil langsung besok," tambahnya.
Masalah ini terangkat ke publik usai orang tua siswi S yakni Agung Purnomo mengadu ke polisi atas dugaan perundungan terhadap putrinya. Agung mengatakan putrinya dimarahi guru matematika di depan kelas karena tak memakai jilbab.
Guru bernama Suwarno tersebut akhirnya menyampaikan permintaan maaf. Dia mengatakan tak berniat untuk memaksa. "Saya sampaikan secara umum di kelas supaya anak yang lain tahu. Memakai jilbab bukan karena pakaian budaya atau patut-patutan. Tapi memakai jilbab itu karena perintah Allah. Jadi memakai jilbab itu perintah Allah, bukan karena perintah gurunya, saya ingin anak-anak memakai jilbab dengan kesadaran diri, dengan ikhlas, tidak dipaksa dan tidak ditekan," kata Suwarno ditemui di SMAN 1 Sumeberlawang, beberapa waktu lalu. (Sam)
BERITA TERKAIT
Indonesia Menolak Keras Keberadaan Pulau Buatan di Laut China Selatan
Resmi Dilantik, FPTI DIY Jadikan Kelolosan PON Sebagai Target Utama
Gerindra Bantul: Prabowo Presiden 2024 Ini Harga Mati
Pertemuan Menteri ATF Dorong Pariwisata ASEAN Lebih Inovatif dan Kompetitif
SD Muhammadiyah Tegalrejo Launching Sekolah DigitalÂ
Delegasi ATF 2023 Jajal Borobudur Trail of Civilization
Hanya Dua Pelatih Lokal Tersisa di Liga 1, Begini Kata Kak Seto
Sengketa Saham Tambang, Dirut CLM Berharap Dirjen AHU Revisi Keputusan
Erik Ten Hag Buktikan MU Tidak Butuh Ronaldo
16 Tim Ramaikan Turnamen Futsal Milad RS PKU Muhammadiyah
Oh No! Bocor Identitas Perempuan Perenggut Keperjakaan Pangeran Harry
Bupati Kendal Dico Ganinduto Hadiri Acara Hari Pers Nasional 2023
JEC Sukses Jadi Tempat Event Internasional Asean Tourism Forum 2023
OK 'Sakpenake' Hibur Pengunjung ATF 2023 di JEC
Thailand Masters 2023, 'The Babbies' Persembahkan Gelar Bagi Merah Putih
Prof Gunarto : Generasi Y dan Z Dominan di Pemilu 2024
Tuntas Buyback Rp 3 T, BRI Tambah Lagi Rp 1,5 T
Sama-sama Alumni Fakultas Teknik Arsitektur UGM, Kini Bertemu di Pelaminan
PB Manunggal Dominasi Gelar PBSI Bantul Series
Bawa Sajam, Tim Pandawa Polres Sukoharjo Amankan Dua Remaja
Kahmi dan HMI Ingin Wujudkam Pemilih Berdaulat