Tak Mampu Gaet Distributor Kompetitif, Pasar Tradisional Kalah Bersaing

Deny Ismanto SE MM (kiri), Budi Setyawan dan Akhmad Rizal MBA di Pasar Beringharjo (Istimewa)
Krjogja.com - YOGYA - Pasar tradisional merupakan pasar terjadinya transaksi penjual dan pembeli bertemu secara langsung dan barang yang dijual dengan tingkat pelayanan yang terbatas. Pasar tradisional muncul didasarkan atas kebutuhan konsumsi masyarakat.
Dalam perkembangannya pasar tradisional kurang bisa berkembang dan kalah bersaing dengan pasar ritel modern dikarenakan pasar tradisional belum mampu memperoleh supplier atau distributor yang yang kompetitif. "Permodalan merupakan hal yang sangat penting bagi usaha dikarenakan faktor produksi usaha," kata Widodo Ariyanto, Direktur Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo), Senin (21/11/2022). Hal tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD).
Sedangkan Deny Ismanto SE MM, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengatakan, kegiatan inti dari Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini melakukan mentoring, pendampingan dan konsultasi. Kegiatan mentoring yang dilakukan menyasar pada pengusaha, pedagang dan pengelola pasar pada wilayah Yogyakarta. Produk-produk yang ditawarkan program PKM ditujukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pedagang pasar tradisional atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Yogyakarta. Untuk dapat berkembang, harus memiliki competitive advantage meningkatkan daya saing.
Dijelaskan Deny Ismanto, kegiatan yang pertama dilakukan mengadakan Focus Group Discusssion (FGD) dengan Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo) dan Kepala Pasar Yogyakarta, Semarang dan Solo. "Dari hasil FGD tersebut disepakati beberapa kegiatan yang akan dilakukan secara bersama," kata Deny Ismanto didampingi anggota PKM, Akhmad Rizal MBA, dosen FEB-UAD.
Asparindo menyambut baik kerja sama ini karena dapat membantu meningkatkan literasi keuangan berbasis digital untuk para pedagang pasar tradisonal.
Kegiatan kedua dari pengabdian ini memberikan literasi keuangan berbasis digital kepada kepala pasar dan staff pasar Beringharjo Yogyakarta, mereka sangat antusias dengan kegiatan ini karena memberikan maanfaat yang banyak khususnya terkait literasi keuangan berbasis digital.
Sementara itu, Kepala Pasar Beringharjo Yogyakarta Budi Setyawan mengatakan pedagang bisa disebut pedagang pasar jika memiliki kartu bukti pedagang yang bisa diperpanjang 2 tahun sekali. Sistem aplikasi pasar menjadi modal untuk menghadapi era digital seperti sekarang ini. Zonasi Pasar Beringharjo dibagi menjadi 3 yaitu Beringharjo Barat, Beringharjo Tengah dan Beringharjo Timur. (Jay).
BERITA TERKAIT
MUI Respon MK Tolak Gugatan Pernikahan Beda Agama
Dua Tahun BSI, Laba Tumbuh Impresif 40,68 Persen Capai Rp 4,26 T
Datangkan 8 Pemain Baru, Chelsea Habiskan Rp 4,8 Triliun
Candi Borobudur Kini Tak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia
Beri Kontribusi Nyata dalam Kelola Sampah untuk Capai Target Zero Emisi
Wajah Teddy Bear Tergambar di Planet Mars
Ferry Irawan Mengaku Pasrah
Ratusan Pohon Ganja Tertanam di Obyek Wisata
Mantan Pelatih Timnas, Benny Dollo Meninggal Dunia
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’