Bisa Jualan Online, Perajin Perak Kotagede Kaget Didatangi Bule Inggris
Agusigit
26 November 2022, 20:16 WIB

Bandiyono (paling kanan) bersama tim Kominfo dan peserta Rumah Karikatur (Harminanto)
SLEMAN - Bandiyono (65), pemilik Warung Perak di Jagalan, Banguntapan Bantul, mungkin tak lagi cekatan untuk menggunakan gawai. Namun, semangatnya ternyata mengalahkan keterbatasan untuk memanfaatkan teknologi memajukan jualan kerajinan perak yang telah dimulainya sejak berusia 15 tahun.
Bandiyono menjadi salah satu peserta pelatihan dan pendampingan yang digagas Direktorat Pengembangan Pita Lebar PPI Kominfo sejak lima bulan terakhir. Ia didampingi memanfaatkan jejaring online untuk memperlebar usaha perak yang selama ini ditekuni mengandalkan media luring ini.
“Diajari posting sama mas-mas yang mendampingi, banyak yang suka. Saya juga diajarkan membagikan lewat Whatsapp dan ternyata alhamdulillah menambah penjualan,” ungkapnya pada wartawan saat berbincang pada acara penutupan pelatihan di Royal Ambarrukmo, Sabtu (26/11/2022).
Bandiyono juga terkaget, ketika tiba-tiba ada bule dari Inggris yang ingin belajar membuat cincin di tempatnya. Wisatawan asing itu bahkan baru pertama kali ke Indonesia dan sengaja datang untuk mengkreasi sendiri cincin yang akan dipakaikan untuk pasangannya itu.
“Ada orang Inggris itu datang, belum tahu Indonesia, saya jemput dan dia buat sendiri cincinnya. Katanya mau diberikan pada pasangannya, ya itu luar biasa menurut saya. Karena sudah pakai online ini, dulu hanya mulut ke mulut biasanya,” sambungnya.
Di rumah yang diberinama Warung Perak, Bandiyono dibantu tiga anggota keluarganya berproduksi. Kini ia banyak melayani permintaan belajar membuat cincin dari wisatawan asing yang datang ke Kotagede.
Rata-rata harga cincin yang dijualnya berkisar pada harga Rp 300-800 ribu. Ada pula yang mencapai jutaan Rupiah jika dipadukan dengan emas atau berlian.
“Lebih banyak orang datang belajar kalau sekarang, biasanya saya kenakan tarif Rp 250 itu sudah dapat cincin hasil karyanya. Mereka suka, dan tiap hari pasti ada yang datang. Dulu saya dari mulut ke mulut, mahasiswa yang bantu menyebarkan. Sekarang saya bisa sebar sendiri lewat Whatsapp,” lanjutnya tersenyum.
Sementara, Muhammad Adhi Utama, Staf Direktorat Pengembangan Pita Lebar PPI Kominfo, menyampaikan pihaknya sengaja memberi bantuan akses internet pita lebar di Jagalan Bantul dan Kauman Magelang karena melihat potensi luar biasa yang dimiliki masyarakat. Setiap bulan tim Kominfo turun ke masyarakat untuk memberikan pelatihan dan terus memantau melalui grup Whatsapp.
“Kami beri pelatihan dan pendampingan setelah internetnya ada. Ada materi online marketing, branding dan fintech. Setelah ini tidak selesai, tetap didampingi untuk bergerak maju,” pungkasnya. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Datangkan 8 Pemain Baru, Chelsea Habiskan Rp 4,8 Triliun
Candi Borobudur Kini Tak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia
Wajah Teddy Bear Tergambar di Planet Mars
Ferry Irawan Mengaku Pasrah
Ratusan Pohon Ganja Tertanam di Obyek Wisata
Mantan Pelatih Timnas, Benny Dollo Meninggal Dunia
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah
Terkait Produk Hasil Defortasi, Indonesia-Malaysia Siap Lawan Uni Eropa