Stunting Jadi Ancaman Wujudkan Manusia Berkualitas

Pembukaan Sosialisasi dan Pembekalan bagi Penyuluh Agama Percepatan Penurunan Stunting di DIY. (foto: jayadi kastari)
Krjogja.com -
SLEMAN - Mewujudkan generasi emas tahun 2045 merupakan impian Indonesia. Saat ini, salah satu tantangan pembangunan manusia berkualitas adalah stunting.
Stunting yakni kondisi gagal tumbuh dan berkembang pada anak, akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu cukup lama. Stunting jadi ancaman utama dalam wewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Demikian ditegaskan Paku Alam X, Wakil Gubernur DIY dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sukamto SH MH (Kepala Biro Pemberdayaan Masyarakat Setda DIY) saat membuka Sosialisasi dan Pembekalan bagi Penyuluh Agama dalam Percepatan Penurunan Stunting di Sahid Jaya Hotel, Babarsari, Sleman, Rabu (30/11/2022).
Hadir dan memberi pengantar Shodiqin SH MM (Kepala Perwakilan BKKBN DIY), Staf Ahli Bupati Sleman dr Malifindati Nuraini MKes.
Hadir dan menyampaikan materi dr Hasto Wardoyo SpOG (K) selaku Kepala BKKBN RI, Drs H Sigit Warsita MA (Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf Kanwil Kemenag DIY) dan ustadz Drs Ahmad Wijayanto MA. Dalam kesempatan tersebut diserahkan bantuan sosial stuntimg secara simbolis.
Menurut Wagub DIY, pada 100 tahun Indonesia dapat memanfaatkan peluang bonus demografi tersedianya sumber daya manusia berkualitas, yakni SDM yang sehat, cerdas, kreatif dan berdaya saing.
Sedangkan dr Hasto Wardoyo SpOG(K) menjelaskan, stunting memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek yakni terganggunya perkembangan perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme.
Dampak jangka panjang yakni menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit.
"Tak hanya itu, berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik," ujarnya. Bahkan ketika dewasa nanti akan memiliki tubuh pendek, tingkat produktivitas yang rendah serta tidak memiliki daya saing di dunia kerja.
Shodiqin selaku Kepala Perwakilan BKKBN DIY dalam sambutan antara lain mengatakan, solialisasi ini bertujuan meningkatkan pengetahuan penyuluh agama dalam melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) masyarakat, khususnya pendampingan kepada kelompok sasaran, remaja, calon pasangan usia subur/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu dengan anak usia 0-59 bulan.
Selain itu, meningkatkan komitmen dan peran aktif Penyuluh Agama dalam melakukan KIE percepatan penurunan stunting. (Jay)
BERITA TERKAIT
RSGM Unimus Divisitasi Dalam Rangka Menuju RSGMP
Kisah Kazuyoshi Miura, Pesepak Bola Jepang Tetap Eksis di Usia 55 Tahun
Polisi Peduli Stunting, Polres Sukoharjo Beri Nutrisi Bumil dan Balita
Hasil Panen Bawang Merah Lahan Pantai Menjanjikan
Akun FB Erina Gudono Diretas Sejak 2019, Hati-hati Tertipu
Bappeda Kulonprogo Siapkan 5 Program Prioritas Pembangunan Berkelanjutan
Tingkatkan Sinergitas, Kapolres Sukoharjo Berkunjung ke Mako Grup 2 Kopassus
Sidang Vonis Eliezer Digelar 15 Februari
Marak Isu Penculikan Anak, Polda Jateng: Waspada dan Jangan Panik
Sudah Bayar Rp 480 Juta, Pembeli Apartemen di Babarsari Merana, Ini Sebabnya
Cak Imin Jelaskan Soal Usulan Penghapusan Jabatan Gubernur
Lewat MIFM Investor Global Minati Proyek IKN Nusantara
Posisi Wakil Ketua DPRD Sukoharjo Segera Terisi
Mahasiswa Fakultas Keolahragaan UNS FKor Demo Minta Majelis Wali Amanah Cabut Somasi
Nenek Moyang Orang Amerika Ternyata Berasal dari China
Main Voli Sambil Kumpulkan Dana
Keberadaan ChatGPT, Ancaman Bagi Google
Yudo Margono Mutasi 84 Jabatan TNI
Purbalingga Mulai Terapkan Sertifikat Elektronik
Ciu Gedang Kluthuk Kembali Marak, Dua Penjual Ditangkap
Etik Suryani Salurkan Program Indonesia Pintar Siswa SD