BI Proyeksi Ekonomi DIY 2022 Bakal Bias ke Bawah

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Harso Hutomo. (Foto : Fira Nurfiani)
Krjogja.com - YOGYA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi DIY pada akhir 2022 akan bias ke bawah, mengingat masih cukup kuatnya scarring effect pasca pandemi yang menyebabkan belum pulihnya konsumsi masyarakat DIY. Sementara dari sisi capaian inflasi DIY 2022 diperkirakan tumbuh melebihi sasaran target inflasi Bank Indonesia, yakni pada kisaran 6,25-7,25% (yoy).
Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Harso Hutomo menyatakan BI DIY pun memandang ekonomi DIY pada 2023 masih mampu melanjutkan pertumbuhan positif. Hal ini didukung dengan laju inflasi yang terjaga namun perlu diwaspadai risiko global dan domestik yang mungkin terjadi.
"Diperkirakan terdapat penguatan konsumsi rumah tangga secara perlahan, yang kembali pada level sebelum pandemi seiring dengan semakin pulihnya mobilitas. Di tengah risiko perlambatan ekonomi global dan nasional, konsumsi rumah tangga diharapkan menjadi salah satu pilar penopang perekonomian DIY," tuturnya di Yogyakarta, Kamis (01/12/2022).
Meskipun demikian, Harso menegaskan setidaknya terdapat 3 tantangan utama yang perlu diwaspadai. Pertama, perlambatan ekonomi global, dipengaruhi berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi perekonomian, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif. Hal ini tentu perlu diwaspadai, terutama dampaknya terhadap kinerja ekspor DIY.
"Kedua, berlanjutnya isu ketahanan pangan akibat faktor cost-push dengan berlanjutnya cuaca ekstrem di berbagai negara penghasil pangan akibat krisis iklim diprakirakan berpengaruh terhadap inflasi pangan jenis impor. Lalu ketiga, menjaga daya beli masyarakat dan mendorong penguatan social finance, hal ini penting bagi kita untuk menjaga konsumsi dan sumber pembiayaan alternatif bagi masyarakat," ungkapnya.
Melihat potensi dan risiko ekonomi yang dihadapi DIY kedepannya, BI meyakini pada 2023 ekonomi DIY akan tumbuh pada kisaran 4,6 hingga 5,4% (yoy). Sedangkan, tekanan inflasi diperkirakan menurun pada triwulan II 2023.
"Sebagai bagian dari ekosistem sosial-ekonomi di DIY, BI senantiasa melanjutkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam memajukan perekonomian DIY. Komitmen BI DIY tercermin dari berbagai program kolaborasi pentahelix dengan berbagai pihak," pungkas Harso. (Ira)
BERITA TERKAIT
Datangkan 8 Pemain Baru, Chelsea Habiskan Rp 4,8 Triliun
Candi Borobudur Kini Tak Masuk Daftar 7 Keajaiban Dunia
Wajah Teddy Bear Tergambar di Planet Mars
Ferry Irawan Mengaku Pasrah
Ratusan Pohon Ganja Tertanam di Obyek Wisata
Mantan Pelatih Timnas, Benny Dollo Meninggal Dunia
DED Pasar Kartasura, Segera Terealisasi Pembangunan
Harimau Lapar Mangsa Dua Petani
Bai Nian, Tradisi Silaturahmi Warga Tionghoa yang Terus Dilestarikan
Tetap Waspada! Sukoharjo Tingkatkan Capaian Vaksinasi Booster Kedua
Ganjar Luncurkan Program Beras untuk Ibu Hamil
Pengembangan Motor Listrik Masuk RKPD 2024
UPTD BLK Disperinaker Sukoharjo Buka Pelatihan Kerja Gelombang I
Gagal Bercinta Gara-gara Menolak Pakai Kondom, Pemuda Tikam PSK Remaja
Polres Boyolali Siap Tindak Tegas Pengguna Knalpot Blombongan
Kapolres Pastikan Isu Penculikan Anak di Purbalingga Hoaks
Rambut Kering Masalah Utama Perempuan Indonesia
Bersifat Multidimensi, Pengentasan Kemiskinan DIY Perlu Strategi ‘Cespleng’
Indonesia Siap Gelar Rangkaian ATF 2023 di DIY
Kontribusi Koperasi Terhadap PDB di Indonesia Masih Rendah
Terkait Produk Hasil Defortasi, Indonesia-Malaysia Siap Lawan Uni Eropa