Tunanetra, Safira Jago Menyanyi dan Membuat Lagu

Penampilan Safira memukau dan membuat haru penonton. (Foto : Sri Warsiti)
Krjogja.com - KLATEN - Andai mata ini bisa melihat dunia. Sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan bocah tunanetra (Tunet), Revita Cahya Safira (10), membuat para tamu acara pelantikan pengurus NPCI di Pendapa Pemkab Klaten, Kamis (01/12/2022) menangis.
Lagu yang mengisahkan diri Safira yang tuna netra sejak lahir. Ia berangan-angan seandainya bisa melihat dunia dan menatap sang surya. Namun, angan-angan itu tetap sekedar angan-angan. Safira bocah kelas 4 SLB A YAAT Trunuh, Klaten Selatan ini bisa menerima kondisinya yang tunanetra sejak lahir. Ia menjalani hari-harinya penuh semangat. Bahkan dari lirik lagunya ditutup dengan kalimat yang sangat menyentuh perasaan. Tuhan, terimakasih, indah kelebihan dibalik kekurangan yang kumiliki.
Lagu yang digubah sendiri oleh Safira tersebut memberikan energi dan semangat besar bagi dirinya. Tunanetra tak membuat Safira bersedih. Ia selalau ceria, dan terus menebar senyum. Setiap kata yang diucapkan, dilafalkan sangat jelas dengan suaranya yang jernih dan lantang sembari selalu tersenyum. Ia berharap bisa menjadi penyanyi profesional dan terkenal.
“Aku kan Tunet (tunanetra), aku lahir prematur tahun 2011. Aku belajar nyanyi, yang melatih vokal mamaku sendiri. Umur 3 tahun mulai nyanyi. Kalau backing vokal aku sendiri, ga ada yang ngajari,” kata Safira didampingi kakeknya, Waryono.
Safira bocah tunet dengan talenta yang luar biasa. Sejak masih balita, Safira bercita-cita ingin menjadi artis, dan hingga sekarang ia konsisten berlatih menyanyi secara autodidak.
Pada umur 6 tahun, Safira juga mulai belajar main piano secara autodidak. “Saat itu simbah ke Kediri, bawain aku piano dari Klaten. Paginya setelah simbah pulang aku langsung belajar piano sendiri. Lagu berjudul Aku Bisa, itu yang ciptakan mama, yang aransemen aku dan yang nyanyi aku. Lagu ini memang mencerikan kondisi tentang aku. Meski aku tunet, semua aku lakukan secra aotodidak,” jelas Safira penuh semangat.
Semua Safira tinggal di Kediri bersama kedua orangtuanya. Sejak Juli 2022 dibawa pindah ke Klaten oleh kakeknya, Waryono. Setiap hari Waryono dan istrinya yang tinggal di Senden, Ngawen, setia antar jemput Safira yang Sekolah di SLB A YAAT Trunuh.
Safira juga mahir menggunakan HP. Awalnya Safira memang kesulitan mengoperasikan HP. Setelah diinstalkan aplikasi aksesibilitas oleh papanya, kini Safira tidak perlu baca-baca layar. “Sekarang telepon bisa, pesan suara bisa, download aplikasi juga bisa,” jelas Safira. (Sit)
BERITA TERKAIT
Banjir dan Longsor Melanda Karangjambu Purbalingga
Komitmen Cegah Pungli, UPUBKB Boyolali Terima Penghargaan Stranas PK Terakreditasi A
Pesan Bunda Corla Sebelum Pulang ke Jerman: Jangan Saling Membuka Aib!
Wuri Hantoro Hadirkan Presiden di JEC
Lisa Loring 'The Addams Family' Tutup Usia, Putrinya Memegang Tangannya
Penerapan GCG Kuat Antarkan BRI Jadi Top 3 Asean Corporate Governance Scored Card
Hadapi Tantangan Era Elektrifikasi, Toyota Indonesia Akselerasi Kompetensi SDM Vokasi
Baru Seminggu Dipelihara, Sapi Paingin Mati Tertimpa Pohon Tumbang
Jadwal Liga Italia 2022/2023: Inter vs Milan, Salernitana vs Juventus
Muhammadiyah: Awal Ramadan 23 Maret, Idul Fitri 21 April 2023
Geser Shin Tae-Yong, Indra Sjafri Jadi Pelatih Timnas SEA Games 2023
329 Calon Panwaslu Kalurahan Lolos Seleksi Administrasi
Sukses Transformasi Bisnis Bank Mandiri Ciptakan Values Baru
Ditlantas Polda Jateng Uji Coba ETLE Drone di Purbalingga
Dua Pekan Lagi, Mendag Janjikan Minyakita Bakal Banjiri Pasar Lagi
Yevhen Borong Dua Gol, PSS Perkasa di Demang Lehman
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh Februari 2023 : Jadwal, Niat dan Keutamaannya
Road To UFC: Jeka Saragih Rela Berdarah-darah Hadapi Anshul Jubli
Gibran Rakabuming Digandeng Megawati, Minta Publik Membaca Ekspresi Wajahnya
Istilah 'Body Count' Sedang Viral di Medsos, Ternyata Mengarah ke Sex
HP Samsung Galaxy S23 Bakal Pakai Gorilla Glass Victus 2