Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di Sleman, Kemenparekraf Angkat Identitas Keunikan

Salah satu tarian dari Sleman yang diangkat karena keunikannya (foto: istimewa)
Krjogja.com - SLEMAN – Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 terus berlanjut, setelah sebelumnya digelar di desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Klaten, kali ini Sosialisasi digelar di 6 desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dihadiri tidak kurang dari 600 warga dan penggerak pariwisata desa, sosialisasi berlangsung di Kalurahan Madurejo, Gayamharjo, Sambirejo, Wuykirharjo, Sumberharjo dan Tamanmartani.
Sosialisasi Sadar Wisata (SSW) merupakan rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0, menjadi program unggulan Kemenparekraf yang didukung penuh Bank Dunia sepanjang tahun 2022 hingga tahun 2023.
Dengan mengusung 4 pesan utama meliputi Sapta Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability), Pelayanan Prima, dan Manajemen Konflik, Sosialisasi ini diharapkan dapat mendukung kesiapan para pelaku pariwisata dalam mengembangkan desa wisata menuju terwujudnya pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Menparekraf/Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, pada kesempatan sebelumnya mengatakan, fokus untuk mengembangkan pariwisata yang berkualitas (quality tourism) merupakan kebijakan yang telah dilakukan, “Kita terus mengadopsi dan menggarap quality tourism. Jadi bukan hanya fokus pada angka-angka kedatangan, tapi juga bagaimana kualitasnya. Kita ingin menghadirkan pariwisata yang mengimplementasikan cara yang efektif, efisien, dan berorientasi hasil,” ujar Sandiaga.
Menyoroti hal serupa, pada kesempatan terpisah Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham juga menyebutkan bahwa pariwisata berkualitas dapat menciptakan peluang bagi desa wisata untuk mengambil peran.
“Wisatawan memilih mencari tempat-tempat baru, masyararakat perkotaan juga memilih desa wisata sebagai alternatif tempat wisata dan ini adalah peluang bagi kita semua untuk bangkit membangun desa wisata,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mendorong desa wisata untuk menggali potensi yang ikonik dan menarik dari produk-produk wisata yang ada untuk ditonjolkan, karena desa wisata juga membutuhkan identitas (branding), diantaranya dengan cara mengangkat keunikan lokal yang dimiliki.
Pentingnya mengangkat keunikan desa wisata ini juga menjadi perhatian dari Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Restog Krisna Kusuma, saat membuka secara langsung Sosialisasi Sadar WIsata yang berlangsung di Kabupaten Sleman.
Pasca pandemi, ujarnya, perjalanan wisata didominasi pergerakan pariwisata nusantara atau domestik, dengan kecenderungan pada pola wisata yang bersifat luar ruangan (outdoor), termasuk atraksi, keindahan alam dan budaya.
“Oleh sebab itu, desa wisata menjadi salah satu alternatif yang dapat membangun experience dan dapat memberikan kesan bagi wisatawan, dengan menghadirkan ciri khas dan keunikan produk lokal, serta pelayanan yang berkualitas,” ucap Restog, Selasa (6/12/2022).
Pada kesempatan yang sama, selain menekankan pentingnya desa wisata memiliki identitas dan keunikan, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Ishadi Zayid juga menjelaskan bahwa upaya menjadikan pariwisata sebagai lokomotif perekonomian diantaranya melalui peningkatan kapasitas SDM pengelolaan pariwisata.
“Pembangunan pariwisata terintegrasi dan berkelanjutan, salah satunya adalah dengan partisipasi masyarakat. Dengan peningkatan kapasitas dan kualitas SDM, maka masyarakat akan dapat berpartisipasi dalam kemajuan pariwisata. Sehingga kemudian masyarakat bukan hanya sebagai penonton saja, tapi sekaligus sebagai pelaku,” tutur Ishadi.
Salah satu pelaku pariwisata yang menjadi peserta Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini, “Para narasumber disini mengingatkan kembali hal-hal yang sepertinya sederhana tapi sebetulnya penting untuk dilakukan, misalnya bagaimana bersikap dan berpenampilan, juga tentang bagaimana menghadapi konflik. Jadi bagus sekali,” ujar Agung.
Agung Susila adalah pegiat seni budaya Jemparingan (panahan tradisional Jawa) yang berasal dari Kalurahan Tamanmartani, Sleman.
Secara nasional, kegiatan sosialisasi ini merupakan lanjutan dari sosialisasi tahap pertama yang telah sukses di gelar di 65 Desa Wisata sejak awal tahun 2022 dan saat ini memasuki tahap lanjutan dari Sosialisasi Sadar Wisata yang akan digelar di 90 Desa Wisata berikutnya yang belokasi di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas, meliputi Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Wakatobi dan Labuan Bajo. (*)
BERITA TERKAIT
Politikus Ini Nekat Tinggalkan Istri dan Anak Demi Seorang Bintang Porno
Uniknya Wawancara PKD di Loano, Komisioner Panwascam Berbusana Jawa
Banjir dan Longsor Melanda Karangjambu Purbalingga
Komitmen Cegah Pungli, UPUBKB Boyolali Terima Penghargaan Stranas PK Terakreditasi A
Pesan Bunda Corla Sebelum Pulang ke Jerman: Jangan Saling Membuka Aib!
Wuri Hantoro Hadirkan Presiden di JEC
Lisa Loring 'The Addams Family' Tutup Usia, Putrinya Memegang Tangannya
Penerapan GCG Kuat Antarkan BRI Jadi Top 3 Asean Corporate Governance Scored Card
Hadapi Tantangan Era Elektrifikasi, Toyota Indonesia Akselerasi Kompetensi SDM Vokasi
Baru Seminggu Dipelihara, Sapi Paingin Mati Tertimpa Pohon Tumbang
Jadwal Liga Italia 2022/2023: Inter vs Milan, Salernitana vs Juventus
Muhammadiyah: Awal Ramadan 23 Maret, Idul Fitri 21 April 2023
Geser Shin Tae-Yong, Indra Sjafri Jadi Pelatih Timnas SEA Games 2023
329 Calon Panwaslu Kalurahan Lolos Seleksi Administrasi
Sukses Transformasi Bisnis Bank Mandiri Ciptakan Values Baru
Ditlantas Polda Jateng Uji Coba ETLE Drone di Purbalingga
Dua Pekan Lagi, Mendag Janjikan Minyakita Bakal Banjiri Pasar Lagi
Yevhen Borong Dua Gol, PSS Perkasa di Demang Lehman
Puasa Sunnah Ayyamul Bidh Februari 2023 : Jadwal, Niat dan Keutamaannya
Road To UFC: Jeka Saragih Rela Berdarah-darah Hadapi Anshul Jubli
Gibran Rakabuming Digandeng Megawati, Minta Publik Membaca Ekspresi Wajahnya