Pelaku UKM Didorong Bangkit Pasca Pandemi
Agusigit
10 Desember 2022, 10:32 WIB

Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman meninjau produk UMKM di Pakuwon Mall Yogyakarta. Foto: Febriyanto
YOGYA - Guna meningkatkan angka ekspor serta mendorong perekonomian kembali bangkit pasca pandemi, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI mengajak pelaku UKM untuk memaksimalkan kualitas produk sehingga layak masuk pasar global.
Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan, target ekspor UMKM diharapkan naik menjadi 17 persen dari sebelumnya di angka 15 persen. Salah satu sektor yang diandalkan yakni industri kreatif dengan sub sektor furniture dan home decor.
“Mengapa kami pilih furniture dan home decor karena paling banyak jumlah UKM nya. Nilai tambahnya juga cukup tinggi. Kita punya genetik yang cukup kuat di sektor tersebut karena kita punya kreativitas. Saya yakin ini bisa kita manfaatkan,” ujarnya pada gelaran Smexcellence di Pakuwon Mall Yogyakarta, Kamis (8/12/2022). Kegiatan tersebut digelar 7-11 Desember 2022.
Hanung mencatat berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka ekspor furniture dan kayu nasional pada September 2022 mencapai lebih dari 395 dollar. Nilai ini setara lebih dari Rp 5 triliun. Artinya sektor itu potensial dan perlu diseriusi hingga masuk pasar global.
“Kami juga mendorong UKM masuk rantai pasar global. Saat ini porsinya sangat rendah," ujarnya.
"Jadi kalau Indonesia baru 4,1 persen produk UKM yang masuk santai pasar global. Jauh dibandingkan negara lain seperti Vietnam yang mencapai 20 persen dan Malaysia yang mencapai 46,2 persen,” lanjutnya.
Terkait isu resesi tahun 2023, Kemenkop UKM optimis sektornya bakal menstabilkan perekonomian. Apabila berkaca pada masa pandemi Covid-19 dua tahun ini, terbukti sektor UKM mampu menstabilkan perkonomian di Indonesia.
Meski begitu, kewaspadaan harus tetap dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sebelumnya ditargetkan bisa tersalurkan Rp 370 trilyun. Pada tahun 2023 diharapkan bisa meningkat menjadi Rp 460 trilyun. Hal ini dapat ditangkap para pelaku UKM untuk modal berinovasi.
“UKM juga perlu diberi kesempatan untuk membuat produk baru yang sesuai dengan spesifikasi internasional," imbuhnya. (Feb)
BERITA TERKAIT
Titi DJ Tampak Lebih Muda Karena Lakukan Anti Aging, Operasi Apa Itu?
Pemkab Sukoharjo Dapat Kuota 2 KK Program Transmigrasi 2023
Hilirisasi Kunci Indonesia Menjadi Negara Maju
Prevalensi Sedikit Naik, Gunungkidul dan Kulonprogo Giat Atasi Stunting
Disdikbud Sukoharjo Minta Orang Tua Tidak Terpancing Isu Penculikan Anak
Abdul Kholik Usulkan NUnomics di Momen Satu Abad
Balon Udara Picu Ketegangan Baru Amerika - China
7 Film Terpilih Tayang, Indonesia Catat Rekor di Film Festival Rotterdam 2023
Berburu Durian Rendah Kolestrol di Pasar Kembang
Kasus Gagal Ginjal Akut Anak Kembali Muncul
Pondok Pesantren se DIY Gelar Festifal UMKM
Sambut Bulan Kasih Sayang, JCM Hadirkan ‘Feblooming Spring’
Indonesia Serahkan Estafet Kepemimpinan ATF 2024 Ke Laos
Edu Fair SMAN 1 Pakem Hadirkan 25 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
Petani Korban Gempa Cianjur Belum Panen, Bantuan Logistik Pembaca KR Membantu
Mengenal Tubidy Serta Cara Download MP3 Termudah
Gapura 23, Ajang Peningkatan Kapasitas Pemandu Wisata
Rendang dan Bebek Panggang Jadi Menu Pilihan Utama Delegasi ATF 2023
Unik, 9 Negara Ini Punya Tradisi Valentine Sendiri
Senam Massal Kids Fun 25th Anniversary Bersama Ndarboy Genk
HPN 2023, Baznas-PWK Bedah Rumah Puryanto