UMY Kembangkan Padi Apung, Bisa Panen Sampai 4 Ton
Agusigit
04 Januari 2023, 13:35 WIB

Padi apung yang ditanam di Green House UGM (Harminanto)
SLEMAN - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil memanen padi hasil budidaya teknologi apung di Green House Fakultas Pertanian, Rabu (4/1/2023). Padi jenis Rojo Lele Gepyok tersebut dibudidayakan dengan memanfaatkan bahan-bahan limbah seperti botol air mineral hingga kotoran burung dan kompos bulu ayam.
Prof Gunawan Budianto, Rektor UMY, mengungkap ide penelitian padi teknologi apung memang dibuat memanfaatkan sumber daya lokal. Sejak dua tahun, para peneliti UMY terjun ke wilayah Kalimantan Timur untuk menghadirkan teknologi tersebut.
“Selama ini persoalan kita, saat didampingi bisa berjalan tapi begitu selesai masyarakat tidak bisa meneruskan. Nah padi apung ini 100 persen menggunakan bahan lokal yang memanfaatkan apa yang ada di lokasi, terutama di lahan gambut yang terpengaruh pasang surut air,” ungkapnya pada wartawan.
Dari dua kali panen di Kalimantan Timur, UMY mendapatkan data konversi 4-5 ton per hektare. Hasil tersebut bisa membangun ketahanan pangan masyarakat yang selama ini tak bisa memanfaatkan lahan gambut dengan benar.
“Kita harus hati-hati membuka lahan gambut karena kandungan C yang bisa jadi CO2 ketika terbuka. Karbon bisa berubah jadi CO2. Nah padi apung ini ditanam di atas tanah gambut jadi tidak melepas C yang ada,” sambungnya.
Sementara, Mulyono, Tenaga Ahli Fakultas Pertanian UMY, menambahkan pihaknya mencoba berbagai media di Kalimantan Timur menggunakan limbah sebuk gergaji, kotoran burung walet, bulu ayam hingga rumput kiambang yang komposkan. Bahan-bahan tersebut mudah ditemukan di sekitar dan selama ini hanya dianggap sebagai limbah.
“Kemarin sudah panen 4-5 ton per hektare. Kami di sini buat prototipe kompos bulu ayam dan serbuk gergaji tanpa tambahan pupuk lagi sampai panen empat bulan. Caranya sangat mudah, botol kita isi dengan kompos dicampur tanah 1:1 langsung diberi bibit usia 1 bulan. Kita tanam tiap pot satu tanaman. Tiap petaknya ini antara 1,5 x 4 meter atau 1,5 x 6 meter,” tandasnya.
UMY berharap, hasil penelitian padi teknologi apung bisa dimanfaatkan di lahan-lahan marjinal yang selama ini belum tersentuh. Apalagi kini pulau Jawa sebagai salah satu sumber padi tanah air mulai kehilangan lahan karena pembangunan dan perubahan pola kehidupan masyarakat. (Fxh)
BERITA TERKAIT
Ribuan Petasan Dalam Empat Dos Gagal Diedarkan
Polresta Cilacap Bedah Rumah Warga Kurang Mampu
Balas Dendam Anak Anusapati, Lanjutkan Perebutan Tahta Singasari
Sering Dilewati Truk Proyek Tol, Jalan di Sumberejo Klaten Rusak Parah
Kekerasan Seksual Terhadap Anak Kembali Terjadi di Wonogiri
Imigrasi Jalin Kerja Sama dengan Australia Bidang Keimigrasian
Pebalap Motor Legendaris Yogya, Irwan Ardiansyah Meninggal Dunia
Patroli Malam Polres Bantul Sikat Miras, Petasan dan Knalpot Blombongan
Satu Buku yang Sudah Ridigitalkan, Hasilkan Inovasi Pemikiran Baru
Cara Bermain Saham dengan Modal Rp 100 Ribu
Sarasehan 'SiBakul', Wujud Dukungan UMKM
Empat Penjual Petasan di Demak Ditangkap, 40 Kilogram Obat Mercon Disita
Tinggalkan Messi, Cristiano Ronaldo Pertajam Rekor Gol
Jadi Khatib Tarawih, Danramil 04 Ingatkan Umat Jaga Toleransi
Surga Tersembunyi di Gunung Kendil, Moyo Bening Wisata Alam Ala Ubud Bali
Shin Tae-yong Galau usai Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal
JJLS dan Ringroad Jadi Sasaran Operasi Cipkon Malam Hari
Diumumkan Hari Ini, Begini Cara Cek Pengumuman SNBP 2023 Beserta Linknya
Janda Tanpa Suami Melahirkan, Bayi Dibuang
Langgar Netralitas Pemilu, Okum ASN di Banyumas Terancam Sanksi Berat,
Usai Bebas dari Penjara, Putra dari Koki Marco Pierre White Masuk Islam