Gawat, Virus LSD Mulai Serang Sapi di Sragen

user
Tomi Sujatmiko 13 Januari 2023, 03:16 WIB
untitled

Krjogja.com - SRAGEN - Virus Lumpy Skin Disease (LSD) mulai menyerang hewan ternak sapi di wilayah Kabupaten Sragen. Tercatat sudah ratusan ekor sapi milik peternak di beberapa kecamatan terpapar virus yang menyebabkan benjolan di kulit sapi.

Jika terus dibiarkan, virus akan menyebar dan mengakibatkan kaki sapi bengkak hingga lumpuh. "Pertama muncul benjolan di bagian bawah, hanya beberapa. Hari kedua benjolannya sudah merata hampir seluruh badan sapi," ujar Sakiman, peternak Desa Peleman, Kecamatan Gemolong, Sragen, yang sapinya terserang LSD.

Sakiman menjelaskan beberapa benjolan awalnya terlihat di sekitar leher dan badan sapi sejak tiga hari lalu. Saat itu Sakiman mengira benjolan akibat gigitan serangga hingga kemudian meminta mantri hewan setempat untuk datang mengecek sapi miliknya. Ternyata oleh mantri mendeteksi, benjolan akibat virus LSD.

Selain muncul benjolan, kemudian pada bagian kaki sapi mengalami bengkak. Nafsu makan dan minum sapi juga mulai menurun seiring benjolan yang semakin banyak. Dua ekor sapi milik Sakiman terkena virus sama yang berpengaruh ke bobot sapi menurun. "Sudah diobati, yang satu terpaksa dijual dengan harga murah karena lumpuh tidak bisa berdiri," jelas Sakiman.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Peternakan, Toto Sukarno saat dikonfirmasi mengatakan, total sudah ada ratusan sapi yang terinfeksi virus LSD di Sragen. Semua sapi yang terpapar virus tersebut sudah dalam penanganan petugas.

Saat ini Pemkab masih tersedia sebanyak 4.000 vaksin untuk sapi-sapi yang terkena virus LSD. "Sampai detik ini, sudah ada 8 kecamatan yang melapor dan satu kecamatan sudah melakukan vaksinasi. Kami minta peternak tidak panik, karena kalau sudah ditangani, kulitnya yang benjol akan pulih kembali," jelas Toto.

Meski begitu, ia meminta para peternak sapi untuk terus menjaga kebersihan kandang. Apalagi, penularan virus LSD bersifat sporadis dan menular melalui vektor, seperti gigitan serangga nyamuk, lalat, dan caplak. "Jaga kebersihan, biosekuriti, kemudian juga memberikan makanan yang cukup vitamin, bergizi," tandasnya

Toto menjelaskan secara fisik tampilan sapi yang terpapar virus LSD menjadi kurang menarik, nafsu makan turun akibat daya tahan tubuh melemah. Sehingga selain terdapat benjolan di sekujur tubuh, sapi juga bisa terlihat kurus.

Terkait antisipasi menyebarnya virus LSD, pihaknya akan melakukan vaksinasi pada sapi yang radiusnya cukup dekat dengan sapi terpapar LSD. Sapi di tempat lain juga berpotensi terpapar LSD bila sekitarnya ada lalat, caplak, dan serangga lainnya. "Berpotensi menyebar kalau ada lalat, caplak, atau serangga lainnya yang terbang. Seperti orang DB (Demam Berdarah), satu kandang bisa selamat bila tidak digigit atau ditempeli dari salah satu serangga," tambahnya.

Toto mengaku sejauh ini belum ada laporan kematian sapi akibat LSD. Penularan tergantung daya tahan tubuh sapi. Petugas terus melalukan pencegahan LSD melalui himbauan UPT kepada peternak agar menjaga kebersihan kandang dan memberikan pakan yang bergizi. (Sam)

Kredit

Bagikan