Dua Anak Keracunan Chiki Ngebul, Dinkes Sleman Harus Turun Tangan

ilustrasi chiki ngebul (dok)
Krjogja.com - SLEMAN - Chiki Ngebul (Cibul), jajanan anak yang saat ini sedang viral ternyata telah membawa korban di wilayah Sleman. Sedikitnya dua anak di Kalurahan Tegaltirto Berbah harus dilarikan ke Puskesmas Berbah setelah mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi Cibul.
Bupati Sleman Kustini saat dikonfirmasi, Jumat (13/1) membenarkan adanya kasus keracunan jajanan Cikbul tersebut. "Kami telah menemukan satu kasus keracunan di Kalurahan Tegaltirto Kapanewon Berbah, Senin (9/1) lalu. Dua anak berusia 5 dan 7 tahun mengalami demam, pusing dan muntah usai malam sebelumnya membeli jajanan Cibul pada acara kesenian di Berbah. Awalnya dikira masuk angin, tapi kemudian anak ini muntah berwarna kuning dan hijau. Karena orang tua khawatir lalu dibawa ke Puskesmas Berbah," ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan, didapati jumlah leukosit sebanyak 14.000. Kemudian petugas kesehatan memberikan tindakan yang diperlukan.
BACA JUGA :
Kemenkes : Kasus Keracunan Chiki Ngebul Terjadi di 3 Daerah Ini
Cikbul Atau Chiki Ngebul Picu Keracunan, Ini Himbauan Kemenkes
Pemkab Sukoharjo Larang Penggunaan Nitrogen Cair pada Makanan, Chikibul Diawasi
"Kondisi dua anak tersebut kini membaik dan sudah dapat beraktivitas kembali. Kemarin juga dilakukan pemeriksaan kepada teman dan kakaknya, karena mereka juga mengonsumsi Cibul, tetapi tidak ada gejala. Alhamdulilah, kondisi dua anak ini sekarang sudah baik dan bisa aktifitas lagi," terangnya.
Sosialisasi ke Masyarakat
Menindaklanjuti temuan kasus, Bupati meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi tentang kewaspadaan dini bagi masyarakat, sekolah dan pelaku usaha. Masyarakat juga diminta agar segera melapor ke Puskesmas terdekat apabila ada keluarga yang mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan demam setelah mengonsumsi Cibul.
"Kita minta kepada Puskesmas dan fasilitas kesehatan lain untuk kesiapsiagaan dari dampak Cibul ini. Terutama apabila ditemukan kasus keracunan akibat pangan khusunya Cibul atau penggunaan nitrogen cair pada pangan siap saji agar segera dilaporkan. Kepada petugas kesehatan juga kami minta untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait makanan yang baik untuk dikonsumsi. Dan mengidentifikasi jika ditemukan pedagang makanan Cibul dan sejenisnya," tandas Bupati.
Dikatakan pula, saat ini Dinas Kesehatan Sleman bersama BPOM juga telah turun ke lapangan untuk melakukan monitoring penjaja makanan Cibul. "Beberapa hari ini sudah monitoring juga, di antaranya pasar malam di Denggung dan Maguwoharjo, tapi tidak ditemukan pedagang Cibul," bebernya.
Bupati juga mengingatkan para orang tua untuk mengawasi makanan atau jajanan yang dikonsumsi anak-anaknya. "Saya minta bapak dan ibu agar mengawasi jajanan yang dibeli putra-putrinya. Jangan sampai ini luput dari perhatian kita sebagai orang tua," pesannya. (Has)
BERITA TERKAIT
Seperti KTP, Buku Nikah Juga Bakal Beralih ke Digital
Nih, Pentingnya Ganti Oli Mesin Mobil Sebelum Berangkat Mudik
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Makin Murah, Berikut Daftarnya
April Mop, Ini Sejarah Hari Prank di Dunia
Sambut Lebaran, Pengelola Grojogan Sewu Siapkan Sepeda Listrik dan Kendaraan Shuttle
Jokowi: Urusan Bola Bikin Pusing Selama 2 Minggu, Tapi Sudah Kehendak Allah
Perangi Malnutrisi dan Stunting Lewat Zero Hunger
Purnawirawan TNI dan Polri Usulkan Anies AHY untuk Pasangan Sipil Militer
PWI Banjarnegara Gelar Diskusi Pemberdayaan Potensi Desa Sebagai Tujuan Wisata
KPU Bantul Rekap Data Pemilih Berjenjang
Ichiban Sushi Kantongi Sertifikat Halal MUI
HUT BLN Gunungkidul, Tingkatkan Kesejahteraan Anggota
Tak Peduli Ramadan, Tiga Pasangan Terjaring Saat 'Ngamar'
Bupati Klaten Resmikan Mushola PKL Jalan Bali
Di Tengah Rilis Produk Baru DS Modest Peduli Kesehatan Mental Masyarakat
GKR Bendara bersama BKKBN, Sambangi Keluarga Risiko Stunting
Pengemis dan Gelandangan Serbu Sukoharjo Selama Ramadan, Masyarakat Resah
Dianggap Hendak Perang Sarung, 4 Remaja Wates Diamankan Warga
Endoskopi Bariatrik, Kabar Baik Bagi Penderita Komplikasi Obesitas dan Fatty Liver
Minta Pulang, Pekerja Migran Indonesia Asal Karawang Dijual ke Suriah $12.000
Pedagang Nekat Timbun Bahan Pokok Saat Ramadhan Bakal Disikat