Polemik Soal Pendidikan Fadillah Arbi Aditama Berakhir, SMAN 1 Purworejo Siap Dukung

user
Ivan Aditya 14 Januari 2023, 15:16 WIB
untitled

PURWOREJO - Polemik soal keberlanjutan pendidikan pembalap internasional Fadillah Arbi Aditama di yang terjadi di SMAN 1 Purworejo berakhir. Pihak sekolah bersedia mengakomodasi keinginan Fadillah Arbi untuk tetap belajar di SMAN 1 Purworejo sekaligus konsentrasi balapan di Junior GP dan Red Bull Rookies Cup di Eropa.

Kesepakatan itu diambil setelah DPRD Kabupaten Purworejo mempertemukan kedua pihak, di Gedung B DPRD Purworejo, Jumat (13/01/2023) siang. Selain mengundang Arbi, orang tua dan SMAN 1 Purworejo, DPRD juga menghadirkan perwakilan komite sekolah, Pemkab Purworejo dan KONI Purworejo.

Ketua DPRD Purworejo Dion Agasi Setiabudi mengatakan, pertemuan itu memang diharapkan menghasilkan kesepakatan bersama yang mendukung keberlanjutan kiprah Arbi di dunia balap, tapi juga tetap bertanggung jawab secara akademik dengan sekolah. DPRD, katanya, merasa perlu menjembatani penyelesaian polemik itu karena salah satu peran wakil rakyat di kabupaten adalah turut membina atlet daerah.

"Kasihan Arbi, usianya 17 tahun, dan memiliki karir yang masih sangat panjang. Saya berharap, pertemukan kali ini untuk mencapai kesepahaman bersama bukan kesepakatan-kesepakatan kaku," katanya.

Dion mengaku sudah mendengar secara lengkap pernyataan dari pihak sekolah maupun keinginan keluarga Fadillah Arbi. Menurutnya, argumentasi yang disampaikan pihak sekolah sangat bisa dipahami. "Kami bisa memahami pihak sekolah, kami juga memahami posisi Arbi," ucapnya.

Fadillah Arbi, katanya, harus tetap akan fokus menjadi atlet. Sebab, lanjut Dion, ini adalah usia emas di mana ketika terlewat momentumnya, situasinya akan berubah.

Sementara, katanya, sekolah juga harus dihargai karena polemik itu muncul akibat aturan Kemendikbud Ristek RI tentang lembaga pendidikan formal. "Kami tetap objektif, tidak memihak manapun, dan berharap semua bisa diselesaikan dengan baik. Saya yakin ketika Arbi mampu berprestasi pasti akan membawa nama baik sekolah," terangnya.

Kepala SMA N 1 Purworejo Nur Aziz menyebut, banyak guru membahas Arbi sebelum penyerahan raport akhir semester 3. Sementara sesuai tata tertib SMA N 1 Purworejo, pembinaan naik ke tingkat Kepala Sekolah dengan konferensi kasus.

"Maka ketika sampai pada tahapan konferensi kasus, sekolah terpaksa memberikan pilihan. Namun, perlu diluruskan bahwa SMA N 1 Purworejo tidak pernah mengeluarkan siswa, sebab pendidikan adalah kebutuhan dasar," tegasnya.

SMAN 1 Purworejo, katanya, juga meminta petunjuk Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah sebagai atasan vertikal.

"Pilihannya adalah memperbaiki komitmen dengan surat pernyataan sampai bulan Juni 2023. Kelas XII bisa dibahas bersama, hanya jika harus 100 persen di luar negeri jelas tidak bisa, karena ujian harus hadir secara fisik," terangnya.

Kesimpulannya, kata Aziz, Arbi dipersilakan memperbarui pernyataan dan masuk sekolah secara normal. Lalu, lanjutnya, sekolah mengizinkan Arbi berangkat balapan ada Maret 2023.

"Berikutnya bisa dibahas kembali, apakah mungkin bisa melaksanakan secara reguler, intinya seperti itu," ujarnya.

Anggota Komite SMA N 1 Purworejo M Hardjanto menambahkan, sebagai masyarakat Purworejo dirinya menyayangkan ketika ada atlet berbakat harus mendapat perlakuan seperti itu.

"Kami tidak ingin polemik ini berlarut-larut, saya ingatkan, Arbi ini pembalapnya kita semua. Apa yang Arbi bawa ini merah putih, ini yang harus diingat," tegasnya.

Karena menyangkut bendera merah putih itu, katanya, ada banyak pihak yang merasa tidak terima dengan peristiwa itu. Hardjanto mengaku bisa bernafas lega setelah pihak sekolah bisa memahami situasi tersebut dan memberi kelonggaran lebih pada Arbi.

"Saya harap, setelah semuanya menjadi baik, Arbi bisa konsentrasi balapan dan selesaikan tugas, tapi sekolah juga bisa konsisten dalam menjembatani," tandasnya. (Jas)

Kredit

Bagikan