Pemkab Temanggung Percepat Konservasi Lahan Kritis

user
Tomi Sujatmiko 15 Januari 2023, 16:27 WIB
untitled

Krjogja.com - TEMANGGUNG - Pada awal tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Temanggung menarget penanaman 120.000 bibit tanaman keras untuk percepatan konservasi tanah dan air. Target, sebelum Februari sudah dapat tertanam, sehingga menjelang musim kemarau sudah tumbuh kuat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mengatakan tanaman keras untuk konservasi lahan kritis sangat bergantung pada alam. Maka itu dua bulan sebelum musim hujan berakhir tanaman sudah tumbuh dan musim kemarau sudah bisa tumbuh.

"Hujan diperkirakan selesai April, atau Mei memasuki musing kemarau, bibit tanaman keras untuk konservasi harapan sudah tumbuh dan akarnya kuat," kata Hendra Sumaryana, Minggu (15/1).

Dia mengatakan pada beberapa waktu terakhir telah mengumpulkan berbagai pihak terkait termasuk dengan tim percepatan gerakan konservasi tanah dan air, untuk mensinergikan kegiatan.

"Pelaksanaan penanaman sudah mulai sejak memasuki musim hujan di tahun 2022. Harapan dapat dipercepat sebelum berakhir musim hujan," kata dia.

Ia menyebutkan, dari target 120.000 bibit tersebut, saat ini sudah tertanam sekitar 79.144 bibit. Adapun jenis bibit yang ditanam, antara lain alpukat, kelengkeng, durian, jambu dan juga jenis tanaman konservasi seperti bambu dan lainnya.

Menurut dia, konservasi di Kabupaten Temanggung ada tiga zona yang harus diperhatikan, untuk lahan-lahan pertanian milik pribadi bantuan tanaman kopi utamanya dari Dinas Pertanian, kemudian lahan-lahan milik desa yang tanahnya belum tertanami konservasinya dari dana desa.

"Kemudian kegiatan konservasi kabupaten ini utamanya yang kami lakukan untuk turus-turus sungai, lahan-lahan kritis yang sulit ditanami misalnya di tebing-tebing sehingga perlu melibatkan relawan," katanya.

Ia menyebutkan di Kabupaten Temanggung ada sekitar 10.218 hektare lahan kritis yang tersebar di 64 desa.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Muh Amin mengatakan lahan kritis di Temanggung harus dikurangi dengan melakukan konservasi. Lahan kritis ini tidak hanya di lereng gunung SUmbing, Sindoro dan Perahu tetapi juga lingkungan tempat tinggal termasuk di sisi sungai, dan lereng.

"Kami dari DPRD telah menganggarkan dana untuk kegiatan konservasi, maka itu harus dipergunakan dengan baik untuk mengurangi dampak lahan kritis seperti longsor dan banjir," kata dia.

Dikatakan lahan kritis di Temanggung jangan sampai bertambah, diusahakan berkurang dan alam kembali lestari sehingga alam kembali lestari. (Osy)

Kredit

Bagikan