Program Tilik Kampung Dinyinyir Netizen, Ini Komentar Sinoeng

user
Tomi Sujatmiko 17 Januari 2023, 09:16 WIB
untitled

Krjogja.com - SALATIGA - Program Tilik Kampung di Salatiga yang dilakukan Penjabat (Pj) Walikota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi mendapat cuitan dan dinyinyir oleh netizen di media sosial (medsos) yang menilai sebagai pencitraan.

Demikian hal ini diungkapkan oleh Pj Walikota Salatiga Sinoeng N Rachmadi usai upacara ulang tahun Baznas, di halaman Kantor Walikota Salatiga, Senin (16/1).

"Saya dianggap pencitraan, ya macam-macam lah orang membuat sudut pandang itu. Tetapi saya tidak apa-apa, dan saya makin tambah yakin bahwa apa yang saya lakukan adalah on the right track. Saya semakin tambah yakin tilik kampung ini direspon masyarakat,” kata Sinoeng, Senin (16/1).

Ia juga mengungkapkan nyinyiran itu tidak membuat dirinya merasa kecil hati, justru semakin membuat dirinya bersemangat.

Sinoeng menceritakan, saat dirinya tilik kampung Minggu (15/1) di wilayah Kelurahan Gendongan Kecamatan Tingkir, ia menemui seorang warga yang sakit dan dialog mengenai kesulitan dan harapan mereka. “Khan ini ada Baznas yang juga siap hadir. Kemudian ada infrastruktur yang belum terakomodir dalam Musrenbang. Insyaallah bisa kita dorong lewat disposisi Pj Wali Kota,” katanya.

Menurutnya, apa yang dilakukan dalam Program Tilik Kampung di Salatiga ini bukan pencitraan. Dirinya hanya Penjabat (Pj) Walikota Salatiga.“Apalah saya ini, saya bukan apa-apa. Saya hanya menjalankan kewajiban sebagai Pj Walikota yang harus turun ke masyarakat,” katanya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga menjadi penghimpun zakat, infaq dan shodaqoh (ZIS) Baznas tertinggi di Salatiga, yakni Rp 11.749.000 per bulan. Hal ini ditegaskan Penjabat (Pj) Wali Kota Sinoeng N Rachmadi saat apel luar biasa ulang tahun Baznas di halaman Pemkot Salatiga, Senin (16/1).

“Saya apresiasi serta memberikan penanda kepada pengumpul atau orang yang memberikan zakat, infaq dan shodaqoh per bulan yang rekornya 11 Juta dan diraih Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga,” kata Sinoeng.

Lebih lanjut ia mengungkapkan untuk dinas lain berkisar Rp 3 juta-Rp 8 juta per bulan. Kalau diawali dari pemimpinnya, baik itu kepala dinas, kepala BUMD, kepala unit organisasi sebesar Rp 1 juta rupiah saja, akan menjadi pendorong bagi yang lainnya.

Dalam konteks zakat, infaq dan shodaqoh tersebut, Sinoeng menegaskan bukan besar kecil nilainya, tetapi adalah konsistensi dan istiqomahnya.

“ZIS itu adalah cara kita menyelamatkan diri dari siksa kubur dan api neraka. Kalau ingin selamat, ingin berkah mari kita berzakat, infaq dan shodaqoh,”ajak Sinoeng N Rachmadi. (Sus)

Kredit

Bagikan