Mbah Parini Penjaga Kelestarian Pohon Durian di Kaligono

user
Tomi Sujatmiko 26 Januari 2023, 20:46 WIB
untitled

Krjogja.com - PURWOREJO - Kisah inspiratif ini menceritakan tentang seorang perempuan lanjut usia, bernama Mbah Parini, warga Dusun Sawahan, Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Purworejo Jawa Tengah. Nenek berumur 87 tahun itu menjaga pohon durian raksasa warisan leluhurnya dengan setia.

Saking setianya, Parini mengaku tidak akan menjual pohon yang tumbuh di Alas Sipentung Kaligono itu kepada siapa pun dengan harga berapa pun. "Kalau mau beli saja buahnya, biar pohon duriannya tetap lestari," ucapnya kepada KRJOGJA.com, ditemui di Kaligono, Kamis (26/1).

Parini juga berencana mewariskan pohon durian itu kepada anak cucunya. Pesannya hanya satu, yakni merawat pohon berdiameter batang bawah dua meter dan tinggi 30-an meter itu sampai kapan pun, serta terus mewariskannya kepada generasi selanjutnya. "Pesan leluhur saya, jaga pohon durian itu sampai kapan pun," tegasnya.

Pohon durian lokal itu memang tergolong jenis super. Menurut Parini, durian yang dihasilkan memiliki rasa kombinasi manis pahit pedas dengan daging tebal, dan tidak pernah berubah setiap tahun. Pohon yang dikenal warga dengan sebutan Duren Ijo itu sudah menjadi sumber penghasilan tetap keluarga sepanjang tahun. "Sejak saya kecil sudah merasakan untung dari penjualan buah durian. Duren Ijo banyak yang mencari," ujarnya.

Durian itu disebut Duren Ijo karena kulit berdurinya yang berwarna hijau. "Hijau kulitnya saja, tapi rasanya dijamin legit manis dan agak pahit," ucapnya. Pohon durian itu mampu menghasilkan buah yang luar biasa, bisa 300-500 butir sekali musim panen. Apabila harga sebutir durian Rp50.000, Parini memperoleh penghasilan kotor Rp15 juta - Rp25 juta sekali musim panen.

Parini menceritakan, pohon itu sudah tumbuh besar dan produktif bahkan ketika ia masih kecil. Menurutnya, pohon itu ditanam oleh mendiang kakek buyutnya. Kisah itu didengar Parini dari cerita mendiang kakeknya yang bernama Sowijoyo. "Saat saya kecil dulu, kakek bercerita kalau pohon itu ditanam oleh ayahnya atau kakek buyut saya yang bernama Reso Sumito," katanya.

Tidak jelas tahun penanaman pohon itu, namun kata Parini, dipastikan jauh sebelum Indonesia merdeka. "Mungkin sudah ada 200 tahun, sebab kata simbah, waktu beliau kecil, pohonnya juga sudah tumbuh besar dan berbuah," terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kaligono Suroto mengemukakan, pohon durian raksasa milik Parini bukanlah satu-satunya. Ada beberapa pohon durian berukuran super yang tumbuh di hutan Desa Kaligono. "Ada beberapa, misalnya punya Saliyo, diameternya juga sekitar 2 meter dan tingginya ada kalau 30 meter," katanya.

Menurutnya, keberadaan pohon durian raksasa jadi daya tarik wisata desa. Bahkan, pemerintah desa berencana mengembangkan pariwisata dengan pohon durian raksasa sebagai salah satu potensi unggulannya. "Salah satunya mungkin dengan membuat paket wisata menunggu durian jatuh di dalam hutan," tandasnya.(Jas)

Kredit

Bagikan