Konsep Karanganyar Life Centre Of Nusantara Dipertanyakan

Kunjungan wisata di Candi Ceto (foto: Abdul Alim)
Krjogja.com - KARANGANYAR - Konsep Karanganyar Life Centre of Nusantara dipertanyakan realisasinya. Karanganyar sebagai pusat kehidupan nusantara di tahun 2030 perlu ditindaklanjuti, jangan sampai dianggap obor blarak.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Karanganyar Bagus Selo kepada wartawan. Menurutnya, konsep bila terealisasi sangat menjamin kesejahteraan warga Karanganyar. Namun jika tak ada perencanaan dan penganggaran kegiatan pendukung, progresnya sulit terpantau dan terukur.
"Bagaimana perencanaan dan penganggarannya, kami merasa belum pernah diajak membahas itu (Karanganyar Life Centre of Nusantara). Banyak yang menanyakan progresnya. Kami dari DPRD ingin sekali konsep itu dibahas serius. Sebab, jangan sampai hanya sekadar slogan saja," kata Bagus Selo, Kamis (26/1).
Penting diketahui, Karanganyar Life Centre Of Nusantara pertama kali dikenalkan pada HUT ke -103 Kabupaten Karanganyar pada 2020 lalu. Saat itu, peluncurannya di Candi Ceto dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Staff Kepresidenan RI, Moeldoko, Penglisir Puri Agung Ubud, A.A Sukmawati dan Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kertajaya.
Saat itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan alasan menjadikan Karanganyar sebagai pusat kehidupan Nusantara adalah banyaknya aspek yang tersedia di lokasi tersebut. Mulai dari aspek Sejarah, Religi, Alam, dan Budaya.
Bagus Selo mengatakan, tagline Karanganyar Life Centre Of Nusantara perlu disinergikan dengan peogram prioritas di rencana pembangunan daerah. Saat ini, pemerintah daerah sedang memperjuangkan penurunan angka stunting, menekan kemiskinan, ketahanan pangan serta penanganan dampak inflasi.
"Rencana jangka pendek ini mengatasi masalah-masalah tersebut. Tapi jika ada program jangka panjang apalagi sampai tahun 2030, harus ada perencanaan matang dan progresif realisasinya. Tahapannya harus jelas. Anggaran yang dibutuhkan berapa dan untuk apa saja?" katanya.
Ia menyarankan pemerintah kabupaten Karanganyar lebih bijak dalam mencanangkan program. Pemilihan nama program perlu realistis dengan potensi yang diangkat. Misalnya Karanganyar Kota Wisata, dimana potensi wisata alam dan non alam sangat luar biasa.
"Harus ada tindak lanjut lebih kompleks. Pemkab kalau mau bikin nama program sesuaikan potensi yang akan diangkat saja," katanya.
Pemkab juga diminta fokus dengan pencanangan kegiatan riil. Misalnya pertanian organik dan kemandirian pangan.
"Pemda berikan contoh, jadi percontohan. Pengurangan pupuk kimia juga harus konsisten dengan pelatihan pembuatan organik," katanya. (Lim)
BERITA TERKAIT
Jelang Lebaran, BI Siapkan 70 Titik Lokasi Penukaran Uang Pecahan Baru di DIY
Polres Sukoharjo Cek Kesiapan Bus Mudik Lebaran 2023
UNS Terima 2.043 Mahasiswa Baru dari Jalur SNBP
Tekan Kenakalan Jalanan, Babinsa Masuk Sekolah
Lonjakan Harga Beras di Sukoharjo Mereda
Komnas Disabilitas Bahas Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dentuman Keras Hebohkan Warga Cilacap, Ternyata Ini Sumbernya
Ditinggal Sang Legenda Irwan Ardiansyah, Ini Ungkapan Kagum Promotor Otomotif
BSN Minta Masyarakat Cerdas Pilih Produk ber-SNI
Tersangka Mutilasi di Pakem Jalani Pemeriksaan Psikologi Forensik
Subsidi Ongkir Rp6 Miliar Ampuh Gerakan Ekonomi UMKM DIY
Polemik Piala Dunia U-20 2023, Deretan Aktris Hollywood Asal Israel yang Jadi Idola
Impor Pakaian Ilegal Capai Rp 100 Triliun, MenkopUKM: Importir Nakal Harus Diberantas
Lakukan Pelecehan Seks pada Atlet, Pelatih Gulat di Bantul Akhirnya Masuk Ditahan
Gojek Siapkan Amunisi Hemat dan Cermat Lengkapi Ramadan
Usai Factory Reset, Bisakah Data di HP Android Dipulihkan?
Tiga Penjual Bubuk Petasan di Salatiga Ditangkap
Ledakan Keras Terjadi di Cilacap
Bermodal Pinjaman Dari BRI, Wanita Asal Makassar Sukses Buka Usaha Kue
Selain Motor, Ternyata Irwan Ardiansyah Pernah Kelola Klub Sepakbola Kota Yogya
Jibom Gegana Satuan Brimob Polda DIY Musnahkan 11 Kilogram Obat Mercon