Indonesia Masih Kekurangan Dokter Spesialis

Prof Budi Santosa menjawab pertanyaan wartawan.
Krjogja.com - SOLO - Kekurangan dokter spesialis oleh Kementerian Kesehatan akan diatasi dengan menambah kuota dan jumlah program studi di fakuktas kedokteran menggunakan skema berbasis universitas. Selain itu juga berencana melakukan program pendidikan spesialis dengan skema berbasis rumah sakit.
Di seluruh Indonesia ada 420 Rumah Sakit Pendidikan yang diharapkan mampu memberikan layanan kesehatan sekaligus bisa menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas dan bermutu. Skema pendidikan berbasis rumah sakit ini menjadi sorotan peserta Pertemuan forum dekan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) di Solo.
Ketua AIPKI, Prof Dr Budi Santosa mengatakan saat ini pendidikan spesialis berbasis universitas sebenarnya sudah mengarah dan berpedoman pada sistem berbasis rumah sakit. Penerimaan, pengelolaan dan evaluasi diatur universitas yang memenuhi syarat untuk menyelenggatakan proses pendidikan spesialis, namun proses pendidikan tetap hanya dilakukan di rumah sakit pendidikan yang sudah memenuhi syarat.
"Hal ini sesuai UU RI no 20 tahin 2013 tentang Pendidikan Kedokteran yang sampai saat ini masih berlaku. Pasal 5 menyebutkan Pendidikan Kedokteran diselenggarakan oleh perguruan tinggi," kata Prof Budi yang didampingi Prof Dr Reviono, ketua pelaksana pertemuan forum dekan AIPKI, Jumat (27/01/2023).
Jika pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit akan dilaksanakan harus merobah regulasi. Dan yang menjadi tantangan pemerintah, bagaimana agar kualitas tetap terjaga bila nanti mewujudkan proses pendidikan dokter spesialis berbasis RS. Alangkah lebih bagus apabila tetap melibatkan universitas, Fakultas Kedokteran dan Koligium dipayungi organisasi terkait.
Sementara adanya kekurangan dokter spesialis, karena saat ini terjadinya penumpukan dokter umum dan dokter spesialis di kota-kota besar. Terdapat 10 provinsi yang memiliki dokter spesialis paling banyak yakni DKI Jakarta, Jawa Timir, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta, Bali, Sumatera Selatan.
Sedang 10 provinsi dokter spesialis paling sedikit : Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. (Qom)
BERITA TERKAIT
Dua Kakek dan Seorang Pemuda Bobol Rumah Kosong
Polisi Bekuk Tersangka Pembobol Kios Onderdil
OMG Yogyakarta Ajak Milenial Kreatif Ciptakan Lapangan Kerja Baru
Dua Remaja Diserang Sekelompok Pemuda Bersenjata Celurit
Kolaborasi Bersama BRI, Desa Mengulungkidul Sabet Berbagai Penghargaan
Terbongkar! Material Bangunan Dicuri Karyawan Sendiri
Polisi Tak Tutup Kemungkinan Proses Kelompok Korban Pengeroyokan
Benarkah Tiko Aryawardhana Pacar Bunga Citra Lestari?
Cegah Aksi Klithih Meluas, Kapolda DIY Buat Kebijakan Ini
Mak Ganjar Percantik Taman Wisata Embung Blubuk
Awas! Penipuan Siber Berkedok Lapor SPT Pajak via Email Meluas
Hari Ini Penukaran Uang Baru Lebaran 2023 Dibuka
Sabung Ayam Jadi Ajang Perebutan Tahta Singasari
Mengharukan, Video Anak Pelukan Sama Ayahnya di Tahanan Viral di Medsos
Gunakan dengan Bijak, Awas Krisis Air Global
Mahfud MD Tantang Balik DPR RI Terkait Transaksi Rp 349 T
Konfrontasi Amerika - China Tinggal Menunggu Waktu
Begini Kata Tetangga tentang Dampak dari Ledakan Hebat Obat Petasan di Kaliangkrik
Kepala PPATK Bakal Dipolisikan Karena Bocorkan Hal Ini
THR Cair Lebih Cepat, Mudik Lancar
Studi Tiru ke SMAN 1 Seyegan, SMP Muhi Serius Buka Kelas Peminatan SBO