Anggota Dewan Fokus Sosialisasi Zero Sampah Anorganik

user
Agusigit 01 Februari 2023, 09:38 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Memasuki tahun 2023 Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Yogyakarta mencanangkan Program Zero Sampah Anorganik. Hal tersebut tidak lepas dari kondisi TPST Piyungan yang sudah overload dan tidak mampu lagi menampung sampah dari Kota Yogyakarta dan sekitarnya.

Bertolak dari permasalahan diatas, Antonius Fokki Ardiyanto, S. IP, anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDIP, mengangkat tema mengatasi sampah anorganik di kota Yogyakarta. Sejak Jum'at (27/1/2023) hingga Selasa (31/1/2023), Fokki Ardiyanto melakukan reses di empat Kelurahan di wilayah Kemantren Gondokusuman. Diawali dari Kampung Baciro, Demangan, Klitren, dan Kotabaru. Rata-rata dalam setiap kegiatan reses tersebut dikuti kurang lebih 40 orang.

Dalam reses yang diselenggarakan di Gedung Pasturan Kotabaru, Selasa (31/1/2023), Fokki Ardiyanto menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dan Danang Wahyu Wibowo, ST, Ketua Kampung Bumijo, sebagai narasumber. Kondisi terkini seputar TPST Piyungan dan kebijakan Pemerintah Kota Yogyakarta terkait pengelolaan sampah dijelaskan oleh staf DLH Pemerintah Kota Yogyakarta, sementara Danang Wahyu Wibowo, ST, menjelaskan pemanfaatan sampah anorganik menjadi bahan bangunan berupa batako, conblok dan kerajinan.

Lebih lanjut Fokki Ardiyanto menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada masalah pengelolaan sampah. "Reses pertama tahun 2023 ini memang saya fokus pada sosialisasi program pemerintah kota Yogyakarta kaitannya dengan gerakan zero sampah anorganik. Pertama, seperti halnya kota besar lainnya, saat ini Yogyakarta berada dalam situasi darurat sampah. Kedua, sosialisasi gerakan zero sampah anorganik belum begitu masif dilakukan. Ketiga, kita ingin menjaring aspirasi yang berkembang ditengah masyarakat terkait program tersebut", papar Fokki Ardiyanto.

Menurut Fokki, disisi lain masih ada beberapa kekurangan terkait program tersebut. "Misalnya, depo THR belum ada penerangan yang memadai sehingga bila malam hari teman-teman Linmas dan Satpol PP kesulitan mengawasi tempat tersebut. Selain itu, perlu disediakan tempat pemilahan sampah organik, anorganik dan residu pada setiap depo", imbuh Fokki Ardiyanto.

Sementara, Danang Wahyu Wibowo, ST, mempresentasikan pengolahan sampah anorganik menjadi bahan bangunan seperti batako dan conblok. "Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi pengelolaan sampah di kota Yogyakarta, kami berinisiatif mengolah sampah anorganik menjadi batako, conblok atau kerajinan lain, " kata Danang Wahyu Wibowo.
"Sampah plastik, sterofoam dan bungkus sachet dibakar pada suhu tinggi hingga menjadi adonan yang kami cetak menjadi batako atau conblok", jelasnya.

Menurut Danang Wahyu Wibowo, batako dari sampah anorganik ini tidak kalah kerasnya dengan batako yang terbuat dari campuran semen dan pasir. Selain itu, Danang berharap usaha pembuatan batako dan conblok dari sampah anorganik tersebut dapat sedikit membantu gerakan zero sampah anorganik pemerintah kota Yogyakarta.

"Untuk mencetak satu batako saja diperlukan sekitar 5 kg sampah anorganik. Jadi, cukup banyak sampah anorganik yang dapat kita manfaatkan menjadi batako atau conblok. Namun, bagi saya ini hanya ikhtiar kecil untuk membantu pemerintah kota Yogyakarta mengatasi problem pengelolaan sampah anorganik, " kata Danang merendah.

Kredit

Bagikan