Curah Hujan Tinggi, BPBD Pantau Wilayah Rawan Bencana Alam

user
Ary B Prass 06 Februari 2023, 23:17 WIB
untitled

Krjogja.com - SUKOHARJO - Curah hujan terus mengalami peningkatan dan masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi kerawanan bencana alam. Fenomena alam tersebut terjadi karena masuk puncak hujan yang berdampak pada naiknya debit air sungai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Senin (6/2/2023) mengatakan, curah hujan dalam beberapa hari terakhir hampir merata disemua wilayah di Kabupaten Sukoharjo tinggi. Durasi hujan bahkan berlangsung cukup lama. Beberapa wilayah hujan turun sejak pagi sampai sore hingga malam hari.

Curah hujan tinggi tersebut sangat terasa dampaknya pada peningkatan debit air sungai. Salah satunya di Sungai Bengawan Solo. BPBD Sukoharjo terus memantau kondisi aliran air karena sangat rawan terjadi bencana alam banjir.

Pemantauan dilakukan dengan menerjunkan petugas dan pengamatan melalui alat deteksi dini banjir di bawah Jembatan Bacem Telukan Grogol. Kondisi debit air meski tinggi namun belum ditemukan dampak banjir di wilayah rawan.

"Curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir hampir merata disemua wilayah. Dampaknya memang pada kenaikan debit air Sungai Bengawan Solo dan peningkatan kerawanan bencana alam. Kami ingatkan masyarakat tetap waspada," ujarnya.

Peningkatan curah hujan terjadi karena posisi sekarang diperkirakan sudah masuk puncak musim hujan. Hal tersebut berdasarkan data BPBD Sukoharjo melalui informasi resmi BMKG. Curah hujan diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dalam beberapa waktu kedepan.

Curah hujan yang tinggi juga berdampak pada munculnya banyak titik genangan air. Hal tersebut dipicu karena meningkatnya volume air hujan serta tidak lancarnya saluran pembuangan akibat tersumbat sampah atau debit saluran air penuh. Butuh waktu cukup lama untuk membuang air hujan.

Munculnya genangan air membuat BPBD Sukoharjo meminta kepada masyarakat untuk membantu menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan membersihkan saluran air dari sumbatan sampah dan sedimentasi pasir.

"Curah hujan tinggi juga berdampak pada kerawanan tanah longsor di wilayah perbukitan dan abrasi tebing sungai dibeberapa wilayah. Salah satunya di Desa Pojok Kecamatan Tawangsari," lanjutnya.

Ariyanto menegaskan, khusus untuk abrasi tebing sungai menjadi perhatian serius Pemkab Sukoharjo. Bahkan Bupati Sukoharjo Etik Suryani sampai mengunjungi langsung lokasi bersama jajaran Pemkab Sukoharjo. Penanganan abrasi akan dilakukan dengan melibatkan pemilik kewenangan yakni Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

BBWSBS meminta kepada Pemkab Sukoharjo melalui BPBD Sukoharjo segera mengajukan surat. Surat diajukan terkait tiga hal pokok penanganan Sungai Bengawan Solo dan sungai lain yang masih menjadi kewenangan BBWSBS.

Tiga hal pokok yang akan dilakukan dalam surat kepada BBWSBS yakni, pertama penanganan abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di wilayah Desa Pojok Kecamatan Tawangsari, Kedua, pengajuan 16 pompa air untuk penanganan banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan ketiga, normalisasi Sungai Langsur.

Ketiga hal tersebut sebelumnya sudah diajukan proposal permohonan penanganan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sukoharjo kepada BBWSBS. Namun pihak BBWSBS tetap melihat kepada Pemkab Sukoharjo untuk melengkapi berkas pengajuan permohonan penanganan dengan mengirimkan surat resmi.

"BBWSBS meminta kepada BPBD Sukoharjo mengirim surat terkait penanganan tiga hal pokok tersebut sesuai hasil audiensi dengan Pemkab Sukoharjo beberapa hari lalu. Segera kami tindaklanjuti dan secepatnya surat kami kirim. Sekarang sedang dalam proses pembuatan surat," ujarnya.

BPBD Sukoharjo nantinya sebelum berkirim surat ke BBWSBS akan meminta izin dulu kepada Bupati Sukoharjo sebagai pelaporan. Sebab kondisi terkait Sungai Bengawan Solo menjadi perhatian serius Pemkab Sukoharjo.

"DPUPR Sukoharjo sudah lama mengajukan proposal penanganan normalisasi Sungai Langsur dan pompa air ke BBWSBS sejak tahun 2017 lalu dan terus ditindaklanjuti DPUPR Sukoharjo dengan bertanya ke BBWSBS tapi belum terlaksana sampai sekarang. Sedangkan abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Pojok Kecamatan Tawangsari kejadiannya baru terjadi akhir tahun 2022 lalu," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo berharap setelah berkirim surat segera ditindaklanjuti BBWSBS. Sebab penanganan tersebut sangat dibutuhkan secepatnya direaliasikan.

"Seperti di penanganan abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Pojok Kecamatan Tawangsari. Mungkin disana kami ajukan pembangunan talud atau bronjong pengamanan. Harapannya BBWSBS segera merealisasikan semua program penanganan tersebut," lanjutnya. (Mam)



Kredit

Bagikan