Krjogja.com - BANTUL - Aparat desa seringkali dimintai data dan menginput data melalui aplikasi oleh berbagai instansi. Hasil olahan data tersebut tersimpan di instansi, desa sendiri tidak punya akses untuk memanfaatkannya. Menyikapi hal tersebut Biro Pusat Statistik (BPS) menggagas program Desa Cinta Statistik (Desa Cantik).

"Desa Cantik merupakan inovasi program pembinaan statistik sektoral dari BPS pada wilayah terkecil yaitu desa atau kalurahan. BKKBN DIY dan BPS berkolaborasi membentuk Desa Cantik di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) binaan BKKBN, yaitu Kalurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul," ujar Bonivasius Prasetya Ichtiarto selaku Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Pusat; Senin (06/02/2023).

Didampingi Faharuddin (Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN), Shodoqin (Kepala Perwakilan BKKBN DIY), Bonivasius meninjau Desa Cantik Panggungharjo, Kamis (2/2) lalu, disambut Kepala BPS DIY Sugeng Arianto, Lurah Wahyudi Anggoro Hadi, serta para pengelola Kampung KB setempat dan petugas statistik kecamatan.

Menurut Bonivasius, desa harus merdeka data, jangan sampai hanya terbebani kewajiban mengumpulkan dan menginput data, tetapi tidak mampu atau tidak merdeka dalam memanfaatkan data. Keuntungan yang didapat dengan menjadi Desa Cantik adalah mendapatkan pendampingan terhadap tata kelola data di desa.

Disebutkan, Panggungharjo terpilih karena dinilai memenuhi kriteria, antara lain terdapat literasi yang baik dari masyarakat termasuk perangkat desa terhadap teknologi informasi, tersedianya infrastruktur jaringan internet yang bagus, partisipasi masyarakat yang baik terhadap kegiatan statistik, dan tersedianya portal/website desa yang terupdate secara kontinu.

Sedangkan Kepala BPS DIY Sugeng Arianto menanggapi pernyataan Bonivasius dengan menyampaikan, BPS memang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan memelihara data. Namun BPS tidak bisa menyediakan semua data yang dibutuhkan. Maka tugas lain yang tidak kalah penting adalah memampukan aparat untuk terampil mengelola data, seperti yang dilakukan BPS pada Desa Cantik. “Ada dua hal utama dalam pengelolaan data yang harus diperhatikan. Pertama, jenis data apa saja yang perlu dicari atau dikumpulkan. Kedua, selanjutnya bagaimana cara mendapatkan data dengan benar," kata Sugeng.

Shodiqin, Kepala Perwakilan BKKBN - DIY menjelaskan, Kampung KB merupakan intervensi terhadap desa dengan kondisi capaian KB rendah dan tertinggal dari sisi kesejahteran masyarakatnya, untuk digarap secaara terpadu secara lintas sektor. Kalurahan Panggungharjo tahun 2017 ditetapkan sebagai Kampung Keluarga Berkualitas.

Ketua Pokja Kampung KB, Tutik mengatakan, dengan pendampingan Perwakilan BKKBN DIY serta lintas sektor tingkat kabupaten, provinsi, maupun mitra kerja lainnya, kemajuan Kalurahan Panggungjharjo terlihat nyata baik pada kesertaan KB maupun pada kesejahteraan masyarakat, hingga terpilih sebagai Desa Cantik. Hasil pendampingan BPS pada Kampung KB ini terlihat pada kualitas penyajian data dan statistik di website kalurahan, dan pada Rumah Data Kependudukan pada Kampung KB ini. (Jay)