Cerita Warga Sleman Bantu Evakuasi 'Gratis' Sarang Tawon Vespa

user
Ivan Aditya 08 Februari 2023, 07:24 WIB
untitled

Krjogja.com - SLEMAN - Populasi tawon Vespa Affinis di wilayah DIY tampaknya masih begitu besar, bahkan sarangnya sudah mencapai rumah-rumah warga masyarakat. Sengatan tawon Vespa bahkan sudah merenggut beberapa nyawa seperti yang terjadi di Cangkringan Sleman dan Mangunan beberapa waktu silam.

Di sisi lain, evakuasi sarang tawon Vespa yang hanya bisa dilakukan pada malam hari menjadi persoalan. Terlebih, tenaga Pemadam Kebakaran dan BPBD sangat terbatas sehingga menimbulkan antrean untuk proses evakuasi.

Hal inilah yang kemudian melandasi seorang warga Sariharjo Ngaglik Sleman, Ragil Suryo Raharjo untuk mengambil tindakan. Ia menawarkan diri menjadi relawan untuk mengevakuasi sarang tawon Vespa di rumah-rumah warga yang bisa dijangkaunya.

Hampir setiap malam ia menerima panggilan, membantu warga untuk melakukan evakuasi. Segalanya dilakukan dengan sukarela, tanpa memungut biaya sepeserpun dari orang yang dibantunya.

Ragil menceritakan sudah membantu evakuasi sarang tawon Vespa sejak pertengahan masa pandemi 2020 silam. Ia merasa terpanggil karena banyak warga yang kesulitan dan takut mengatasi serangan tawon Vespa tersebut.

"Kebetulan saya punya ilmunya, tahu caranya yasudah membantu. Cuma-cuma saja niatnya tetulung. Orang yang ada rumah tawonnya juga belum tentu punya, intinya tetulung saja jangan sampai ada korban meninggal lagi. Tawon ini sengatannya sangat berbahaya, lebih dari 10 sengatan bisa Wasallam," ungkapnya ketika berbincang, Rabu (08/02/2023).

Sejak membuka bantuan melalui sosial medianya, Ragil mengakui sudah menangani puluhan sarang tawon di berbagai wilayah Yogyakarta. Ia akan dengan sukarela meluncur ke lokasi tanpa biaya untuk membantu sesama yang membutuhkan.

"Saya tu kebiasaan kalau ada hal nyeleneh itu, biasanya saya yang dicari tetangga. Mulai ular masuk rumah, kecelakaan bahkan orang kesurupan, saya yang dipanggil. Termasuk sarang tawon. Kebetulan dulu belajar dari BPBD dan Damkar yang sering evakuasi tawon ini. Serangan tawon Vespa semakin parah, meninggal banyak seperti di Cangkringan dan Mangunan. Yasudah sebisa saya membantu sesama, karena memang banyak banget kondisi tawon ini," ungkapnya lagi.

Ragil bermodalkan kapas dan bensin saat mengevakuasi sarang tawon. Kapas dicelup ke bensin lalu disumbatkan pada seluruh lubang sarang. Bau bensin yang menutup lubang sarang inilah membuat tawon di dalamnya pingsan.

"Kalau dapat sarang besar, lubangnya lebih dari satu kan butuh beberapa orang untuk evakuasi. Ada juga bagor yang kurang besar. Sesekali disengat juga pernah, kaki sama tangannya. Resiko karena kita menangani tawon yang bisa balik menyerang ya. Itu saja paling, yang lain biasa saja," ungkapnya lagi.

Ragil menceritakan pernah mengevakuasi sarang tawon di banyak rumah mulai milik pejabat sampai orang biasa. Belum lama ini ia juga mengevakuasi sarang tawon di depan minimarket jejaring kawasan Jalan Kaliurang yang sudah meneror masyarakat pelaku ekonomi di sana.

"Pedagang di depannya takut, pembeli takut juga. Yasudah malam saya evakuasi, alhamdulillah berhasil bisa diatasi. Semoga saya bisa mencegah adanya korban lagi, dan personil Damkar juga BPBD tidak perlu antre lagi bisa lebih cepat mengevakuasi," lanjut pria yang juga aktif di berbagai komunitas ini.

Biasanya menurut Ragil, hasil evakuasi sarang tawon akan dibawanya pulang. Anak tawon yang sering disebut gendon bisa menjadi umpan memancing ikan, sementara tawon indukan bisa dimasak untuk dikonsumsi manusia.

"Anakan tawon dan tawonnya banyak yang minta. Kalau gendon itu bisa untuk mancing atau dimasak termasuk tawonnya. Itu banyak yang pesan untuk dimasak dan mancing. Jadi ya tetap membawa manfaat juga untuk orang lain yang butuh," pungkas dia.

Ragil berharap, hal kecil yang dilakukannya bisa membawa manfaat untuk orang lain. Terpenting bagi dia, tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban sengatan mematikan tawon Vespa. (Fxh)

Kredit

Bagikan