KARANGANYAR - Bupati Karanganyar Juliyatmono mengeluhkan tiada perkuatan permanen pada tebing di sepanjang jalan tembus Tawangmangu-Magetan. Longsor menutup ruas jalan hingga jatuh korban jiwa tak boleh terjadi lagi.

"Itu sudah sejak awal dibangun kendalanya longsor. Kita sudah sarankan agar dilakukan penanganan serius," katanya kepada wartawan, Rabu (15/2/2023).

Sebagaimana diberitakan, longsor tebing di tebing jalan tembus memutus akses utama Tawangmangu-Magetan di jalur Gunung Lawu. Sebuah batu seukuran gajah dari tebing jatuh menimpa jalan.

Hingga Rabu siang (15/2/2023), material longsoran itu belum berhasil dipindahkan. Sementara waktu, arus lalu lintas dialihkan ke jalur lama di Blumbang Tawangmangu untuk kendaraan roda dua dan mobil.

Sedangkan truk dan kendaraan bersumbu lebih dari dua diminta lewat tol Solo-Ngawi. Juliyatmono mengatakan, kemiringan tebing di atas jalan tembus masih curam.

"Ini bukan kewenangan kami. Itu asetnya nasional. Namun saya menyarankan agar kemiringannya tebing dikurangi. Kemudian dipasang bronjong. Dibuat trap-trap untuk mengurangi potensi longsor," katanya.

Usulan tersebut sudah disampaikan ke instansi terkait. Saat pembebasan lahan jalan tembus itu, lanjut dia, hal urgen itu belum dilakukan.

"Kalau tebingnya masih tegak lurus dengan jalan bakal terus potensi longsor. Apalagi curah hujan tinggi," katanya.

Sekadar informasi, jalan tembus Tawangmangu-Magetan resmi dioperasikan pada 2014 setelah 10 tahun dibangun. Ruas jalan itu melancarkan akses ekonomi dan pariwisata lereng Lawu di perbatasan Jateng-Jatim. Dari 16 kilometer panjangnya, sembilan KM berada di Karanganyar.

Kepala Balai Pengelolaan Jalan Wilayah Surakarta, Iwan Budianto mengatakan proses evakuasi akan dilakukan secara hati-hati.

Pasalnya, hujan masih mengguyur deras sehingga kemungkinan besar terjadi longsor susulan. Alat berat akan didatangkan ke lokasi saat situasi memungkinkan.

"Semoga proses evakuasi berjalan lancar dan terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan," pungkas dia. (Lim)