FE Unimus Gelar Konferensi Internasional IWIET dan I-Cobes

Suasana seminar internasional (foto Ist)
Krjogja.com - SEMARANG- Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang (FE Unimus) menjadi tuan rumah penyelenggaraan "3rd I-CoBES (international Conference ini Business, Entrepreneurship and Science)" yang diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring), Senin (13/2) .
Acara dibuka Wakil Rektor I Unimus Dr Budi Santosa MSiMed diisi dengan sejumlah agenda di antaranya International seminar "The Role of Islamic Finance and Management in Post Pandemic Economic Stability". Pembicara acara ini Dr Hardiwinoto MSi (dosen ekonomi, WR II Unimus), Datu Mussolini Lindasan MA (Ataneo de Davao University, Filipina), Salman Ahmed Sheikh PhD ( Director, Islamic Economics Project Pakistan).
Dekan FE Unimus Dr Haerudin MM dan ketua panitia IWIET Nur Muttaqien Zuhri Spi MSi menyampaikan pada hari yang sama FE Unimus bekerja sama dengan Fakultas Bisnis dan Ekonomi UII Yogya dan Islamic Economics and Finance Research Centre University Kebangsaan Malaysia menyelenggarakan Internasional Workshop on Islamic Economic Theory (IWIET) ke-7. Kegiatan Senin-Selasab(12-13/2/2023) ini diikuti banyak pembicara dari berbagai negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Pakistan, Tunisia, Brunei, Nigeria dan Filipina.
Dekan FE Unimus Dr Haerudin MM menyampaikan kehadiran para pakar ekonomi sekaligus untuk menjajagi dan menjalin kerjasama internasional permanen antar lembaga para pakar berada misal dari Indonesia, Pakistan, Malaysia dan lain lain.
"Rencananya kami tahun akademik 2023/2024 akan membuka kelas internasional bagi mahasiswa FE Unimus dengan perkuliahan Bahasa Inggris. Setelah itu dilakukan pertukaran pelajar, pertukaran dosen dan lain lain. Pertemuan IWIET dan I-Cobes ini sebagai embrio kelas internasional serta menuju akreditasi unggul tahun 2025 atau 2026" ujar Dekan.
Terkait tentang IWIET, Muttaqien Zuhri Spi MSi menyampaikan lewat IWIET diharapkan mendapatkan teori teori Islam sehingga bisa menjadi terobosanln masyarakat banyak, termasuk masyarakat Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam.
"Tentang bahasan IWIET tidak terkait bahasan tertentu tetapi semua topik terkait Islamic Theory dibahas di IWIET sehingga hasil semua bahasan dirangkum dan diterbitkan menjadi buku oleh pihak Malaysia. Salah datu teorihya misal di Indonesia, bidang pertanian ada budaya ijon, padahal di Islamntidak boleh sehingga diikaji mendalam hukumnya, manfaatnya dan cara atau solusinya karena ijon tidak boleh dalam Islam" ujar Muttaqien Zuhri. (Sgi)
BERITA TERKAIT
Wacana Tiket Home PSS Naik, Ini Suara Hati Suporter
PKP3JH Siaga di Madinah dan Makkah untuk Bantu Jemaah
DPRD Klaten Minta Pendapatan Asli Daerah Ditingkatkan
Kelas Khusus Olahraga Kurang Prasarana, Ini Komitmen DPRD Bantul
BPPD Dan Dinpar Gunungkidul Gelar Table Top Handayani
Terulang Lagi Remaja Jadi Korban Pelecehan di Sleman, Ini 'Warning' dari Psikolog
2.870 Camaba Ikuti Ujian UM-PTKIN di UIN Sunan Kalijaga
Tantangan Sustainability Penurunan Stunting, Akankah Tercapai Zero Stunting di 2030?
Persiapan Puncak Haji, Jemaah Haji Lansia Harus Jaga Tenaga
Masih perlukah Pembukaan Fakultas Kedokteran di Pulau Jawa?
Boyolali Jadi Tuan Rumah Temu Donor Darah Sukarela Se-Jateng
Stiker Lindungi Lansia Terpampang di Setiap Sudut Hotel Jemaah Haji
Siap-Siap War! Tiket FIFA Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni
Mengenal Aplikasi Penghasil Uang Sweatcoin
UGM Jadi Peraih Penghargaan Terbanyak pada Anugerah Merdeka Belajar Tahun 2023
Hanya Potong Pajak, Luhut Bantah Pemerintah Beri Insentif Mobil Listrik
SMKI Nusantara Buktikan Eksistensi Diri
Manfaatkan Lahan Sungai Kering, Polisi dan Warga Tanam Sayuran
Mau Nonton Laga Timnas Indonesia VS Argentina? Segini Harga Tiketnya
Awas! Siklon Tropis Mawar Mengancam Perairan Indonesia
KKP Segel 11,3 Ton Ikan Impor di Palembang