Industri Mebel di Klaten Kembali Bergairah

Sardi mendapat ucapan selamat dari Ketum Asmindo, Dedy Rochimat. (Foto : Sri Warsiti)
KLATEN - Kondisi usaha mebel di Kabupaten Klaten paska pandemi hingga sekarang masih menurun. Asmindo Klaten bertekad akan menjadi motor penggerak untuk menggairahkan kembali usaha permebelan tersebut.
Hal itu dikemukakan Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Klaten, Sardi, usai dilantik untuk masa bakti 2022 - 2027, di aula Kantor Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan, Selasa (28/02/2023).
Menurut Sardi, saat ini yang bekembang adalah sektor-sektor industri kecil. Pelarian dari mebel ekspor, rata-rata ke IKM, yang sekarang yang sedang booming adalah industri pembuatan gerobag kucing atau angkringan.
Baca Juga
“Itu baru ngetren tapi harganya bawah sekali. Teman-teman kita yang nganggur larinya ke gerobag kucing. Ada penyelamat mebel-mebel modern, mix antara kayu dan Hpl. Ini agak mengangkat teman-teman pengusaha mebel, dan sektornya menengah. Ada pergerakan sedikit, tapi di pasar lokal,” kata Sardi.
Sardi menjelaskan, anggota Asmindo Klaten sekitar 150 pengusaha, namun jumlah pengusaha mebel di Klaten cukup banyak dan tersebar di beberapa sentra.
“Sentra Serenan terdapat sekitar 200 hingga 300 pengusaha, ada lagi sentra di Trucuk, Ngawen dan sentra lainya. Saat ini arah pasar memang ke pasar lokal, karena banyak konsumen kita yang memakai mebel impor. Nah pasar itu harus kita ambil sendiri dengan menawarkan mebel berkualitas bagus,” jelas Sardi pula.
Asmindo menerapkan dua cara pemasaran baik online maupun offline, untuk menjaring konsumen dari berbagi level. “Kalau pembeli offline ini nilainya tinggi, pasti datang langsung. Kalau yang online, mungkin dengan nilai-nilai tertentu saja,” tambah Sardi.
Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat mengemukakan, dalam lima tahun terakhir dari 2017 - 2021, ekspor mebel Indonesia terus meningkat. Yakni dari 1,6 miliar dollar menjadi 2,7 miliar dollar lebih. Hal tersebut merupakan perkembangna yang luar biasa. “Kalau urutan ekspor kita masih nomor 5, kita kalah dengan Vietnam,” kata Dedy Rochimat.
Dijelaskan Dedy Rochimat, pengusaha mebel harus bisa bersaing di pasar global maupun lokal. Yakni dengan menciptakan produk yang berkualitas dan terpakai. Industri permebelan Indonesia akan maju, karena memiliki banyak kelebihan, dari bahan baku kayu, maupun sumber daya manusianya. (Sit)
BERITA TERKAIT
Indonesia Masuk dalam 10 Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak di Lautan
Ditangkap! Seorang WNI Mengemis di Kuala Lumpur
Promosi dan Publikasi WBTb Melalui Pengenalan Wayang Animasi
Lunpia Semarang Jadi Legenda Oleh-oleh Mudik Lebaran
Setelah Daging Busuk, Giliran Makanan Berformalin Ditemukan di Pasar Ini
Inilah 3 Kampus Swasta Terbaik di Jateng Versi Unirank, Buruan Daftar!
Pencuri Laptop Jamaah Masjid Ditangkap
Purbalingga Fokus Enam Prioritas Pembangunan Tahun Depan
Biomedis Jadi Ilmu Favorit di Masa Depan
Lurah Sriharjo Kesal, Jalan Ambles di Wunut Belum Diperbaiki
Berbagi Senyum Berkah di Ramadan 2023, JNE Hadirkan Beragam Program
Ramadhan Keliling Dunia Bersama Unissula
Hari Film Nasional: Insan Perfilman Terus Bergerak Wujudkan Merdeka Berbudaya
Disperinaker Sukoharjo Pantau Pembayaran THR Idul Fitri 2023
Innalillahi..Bocah Kembar Terseret Arus Anak Sungai Serang, Begini Kondisinya
1.000 Anak Yatim di Salatiga Terima Santunan Ramadhan
Hujan Angin 'Ngamuk' di Bantul, Belasan Pohon Tumbang Timpa Rumah
Hebatnya Via Vallen, Sediakan Sahur Gratis Selama Bulan Ramadan Full!
Batal Jadi Host Piala Dunia U-20 Presiden Minta Jangan Saling Menyalahkan
Pendataan Ulang Tanah PT KAI di Wonogiri Tanpa Ribut-ribut
UNNES Terima 2.223 Mahasiswa Jalur SNBP