Terkait Harga Gabah DIY Naik Terus, Ini Pesan Profesor UGM pada Pemerintah

user
Primaswolo Sudjono 09 Maret 2023, 07:01 WIB
untitled

Krjogja.com - YOGYA - Harga gabah di DIY naik terus, seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) DIY.
BPS DIY mencatat harga produsen gabah di tingkat petani Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023 sebesar Rp 5.714,00 naik 2,37 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp 5.581,82. Di tingkat penggilingan juga naik 2,37 persen yaitu dari Rp 5.650,00 menjadi Rp 5.784,00 per kg di bulan Februari 2023.

Kepala BPS DIY Sugeng Arianto MSI dalam keterangan sebelumnya, (KRJogja.com, 7/3/2023), harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp 6.600,- per kg dengan varietas Mentik Wangi di Kabupaten Sleman. Sedangkan gabah kualitas GKP senilai Rp 6.500,- per kg dengan varietas Ciherang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp 4.600,- per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR-64 terdapat di Kabupaten Kulonprogo.

Menanggapi hal itu, Pakar Ekonomi Pertanian yang juga Guru Besar UGM, Prof Dr Ir Dwidjono Hadi Darmanto SU mengharapkan agar harga gabah yang bagus bagi petani ini dapat dipertahankan. Jangan sampai harga tersebut turun yang pada akhirnya merugikan para petani.

Jangan Impor Beras

"Memang harga gabah sekarang sedang tinggi tetapi pemerintah jangan gegabah untuk melakukan impor beras dan intervensi pasar karena ini sudah mulai ada panen di petani sehingga harga gabah ada kemungkinan menurun lagi," ujar Prof Dwidjono.

Dikemukakan, jika pemerintah terpancing melakukan impor, sementara stok beras masih banyak, maka berpotensi menurunkan harga lebih rendah lagi sehingga petani akan semakin dirugikan.

Lantas kapan saat yang tepat untuk impor beras, Prof Dwidjono mengemukakan sebaiknya beras impor lebih digunakan sebagai stok pemerintah menghadapi bulan puasa dan lebaran yang pasti harga akan merangkak naik.

"Pemerintah harus berhati-hati untuk intervensi pasar (operasi pasar) karena sekarang sudah mulai panen dan diperkirakan minggu depan harga di petani mulai turun karena panen sehingga impor bisa semakin menekan harga lebih rendah lagi. Kasihan petani baru menikmati harga yg baik sudah mulai merugi lagi," harap Prof Dwidjono. (Jon)

Kredit

Bagikan