Terkait Harga Gabah DIY Naik Terus, Ini Pesan Profesor UGM pada Pemerintah

Gabah dan Prof Dr Dwidjono Hadi Darmanto SU (Foto: UGM/Putatgede)
Krjogja.com - YOGYA - Harga gabah di DIY naik terus, seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) DIY.
BPS DIY mencatat harga produsen gabah di tingkat petani Daerah Istimewa Yogyakarta pada Februari 2023 sebesar Rp 5.714,00 naik 2,37 persen dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp 5.581,82. Di tingkat penggilingan juga naik 2,37 persen yaitu dari Rp 5.650,00 menjadi Rp 5.784,00 per kg di bulan Februari 2023.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto MSI dalam keterangan sebelumnya, (KRJogja.com, 7/3/2023), harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG senilai Rp 6.600,- per kg dengan varietas Mentik Wangi di Kabupaten Sleman. Sedangkan gabah kualitas GKP senilai Rp 6.500,- per kg dengan varietas Ciherang terdapat di Kabupaten Kulon Progo. Harga gabah terendah di tingkat petani senilai Rp 4.600,- per kg pada gabah kualitas GKP dengan varietas Ciherang dan IR-64 terdapat di Kabupaten Kulonprogo.
Menanggapi hal itu, Pakar Ekonomi Pertanian yang juga Guru Besar UGM, Prof Dr Ir Dwidjono Hadi Darmanto SU mengharapkan agar harga gabah yang bagus bagi petani ini dapat dipertahankan. Jangan sampai harga tersebut turun yang pada akhirnya merugikan para petani.
Jangan Impor Beras
"Memang harga gabah sekarang sedang tinggi tetapi pemerintah jangan gegabah untuk melakukan impor beras dan intervensi pasar karena ini sudah mulai ada panen di petani sehingga harga gabah ada kemungkinan menurun lagi," ujar Prof Dwidjono.
Baca Juga
Dikemukakan, jika pemerintah terpancing melakukan impor, sementara stok beras masih banyak, maka berpotensi menurunkan harga lebih rendah lagi sehingga petani akan semakin dirugikan.
Lantas kapan saat yang tepat untuk impor beras, Prof Dwidjono mengemukakan sebaiknya beras impor lebih digunakan sebagai stok pemerintah menghadapi bulan puasa dan lebaran yang pasti harga akan merangkak naik.
"Pemerintah harus berhati-hati untuk intervensi pasar (operasi pasar) karena sekarang sudah mulai panen dan diperkirakan minggu depan harga di petani mulai turun karena panen sehingga impor bisa semakin menekan harga lebih rendah lagi. Kasihan petani baru menikmati harga yg baik sudah mulai merugi lagi," harap Prof Dwidjono. (Jon)
BERITA TERKAIT
Mau Beli Barang COD, Sepeda Motor Dirampas
Maharoepa Art Project Performing Art dan Fashion Designer
KKHI Evakuasi Jemaah Sakit ke Makkah Mulai 9 Juni 2023
Seribu Pelari Ramaikan Friendship Run Bandung
Arbi Aditama Siap Mengaspal di JuniorGP Jerez, Minggu 4 Juni 2023
Pemerintah Kaji Tanda Pengenal Berbasis GPS
PKP3JH Gerakan Siaga Sandal dan Alas Kaki Jamaah Haji
RSU Mulia Hati Wonogiri Kini Dilengkapi Ruang CT Scan
Doa Bersama Jelang PAT di SMPN 1 Pleret, Bekali Anak Dengan Ilmu Tauhid
Diresmikan Bupati AbduL Halim, Bantuan Warga Bantul untuk Cianjur Siap Dipakai
850 Anak TK dan SD Ikuti Manasik Haji
SD Muhammadiyah Jogodayoh Juarai MUDABALI Cup
Di Rapat Paripurna DPRD Grobogan, Wabup Jelaskan Realisasi APBD 2022
Sempat Kuatirkan Nafkah dari Virgoun, Inara Rusli Punya Penghasilan Rp40 Juta
War Tiket Indonesia vs Argentina Mulai 5 Juni, Bisa Bayar Pakai BRImo!
Jutawan Bitcoin dan Pendiri Kripto Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak
Solo Tuan Rumah Kualifikasi Grup K Piala Asia U-23 2023, Ini Alasannya
CIMB Niaga Adaan Kejar Mimpi Rising Start
Harta Unang Bagito Ludes Usai Poligami, Tinggal di Gudang Kontrakan dan Ditinggal Is
AS Tak Akan Diam Hadapi Paksaan dan Intimidasi China
1.216 Napi Buddha Terima Remisi Khusus Waisak, 7 Orang Langsung Bebas