Hujan Abu Merapi Meluas Hingga 33 Km, BPPTKG Ungkap Penyebab Erupsi Hari Ini

user
Agusigit 11 Maret 2023, 18:36 WIB
untitled

YOGYA - Merapi yang masih berstatus siaga (level III) kembali mengalami erupsi, Sabtu (11/3/2023) sejak siang hingga sore ini. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi mencatat 24 kali awan panas guguran terhitung mulai pukul 12.12 hingga 16.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan jarak awan panas guguran belum terkonfirmasi secara detail namun kemungkinan mencapai 4 kilometer dari puncak. Jarak erupsi menurut dia masih berada pada radius rekomendasi yang dikeluarkan BPPTKG.
"Sejak 12.12 berlangsung sampai sekarang masih terjadi. Sampai pukul 16.00 terjadi sampai 24 kali. Jaraknya sekitar 4 kilometer yang masih kita konfirmasi, tim sedang menerbangkan drone untuk memastikan jarak tersebut termasuk luasan dan semoga dapat volumenya. Kesimpulan sampai saat ini potensi awan panas arah barat daya sampai dengan 7 kilometer. Selatan-tenggara sampai dengan 5 kilometer. Masyarakat kami himbau tetap tenang, karena aktivitas awan panas masih berada di daerah potensi bahaya yang direkomendasikan," ungkapnya.
Menurut Agus, erupsi yang terjadi hari ini memang yang terbesar sepanjang satu tahun terakhir. Namun bukan terbesar sejak krisis erupsi Merapi 2021 lalu.
"Intensitas erupsi hari ini terhitung cukup besar, setidaknya ini terbesar kedua setelah yang terjadi 27 Januari 2021 lalu. Saat itu terjadi rentetan awan panas lebih banyak sekitar 52 kali ke arah kali boyong. Ini bukan yang terbesar sejak krisis erupsi 2021," sambungnya.
BPPTKG mengungkap, penyebab erupsi kali ini adalah kubah lava barat daya yang posisinya labil karena berada di posisi miring. Gugurnya kubah lava ini sangat mungkin terjadi ketika dikombinasi dengan tekanan magma dari dalam perut gunung yang membuat awan panas guguran meluncur di aliran kali Krasak/Bebeng.
"Aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi sampai saat ini. Guguran 44 kejadian per hari, deformasi cukup tinggi juga yaitu 0,5 cm per hari. Data ini tidak menunjukkan arah terjadinya rentetan seperti hari ini. Tiba-tiba terjadi rentetan awan panas, ini memang karena longsoran kubah lava dari kubah lava barat daya. Merapi punya dua kubah lava dan hari ini yang ada aktivitas dari kubah barat daya. Masih ada suplai magma dari bawah sehingga potensinya bahayanya masih tinggi untuk keluarnya magma dari dalam gunung, masih tinggi. Ini mengapa status siaga masih ditetapkan," lanjut Agus.
BPPTKG menurut Agus masij terus melakukan pemantauan mendetail terkait aktivitas erupsi Merapi. Namun menurut dia, dengan adanya erupsi efusif, pihaknya bisa memantau serta mengukur potensi bahaya.
"Dengan adanya aktivitas erupsi seperti ini, efusif kemudian membentuk kubah lava maka potensi bahaya lebih terukur, lebih nyata. Masyarakat bisa melihat besarnya kubah lava seperti apa. Kemudian kami di BPPTKG bisa memperkirakam volume kubah lava di atas berpotensi meluncur sejauh berapa kilometer," tandasnya.
Abu vulkanik Merapi sendiri terpantau mengarah ke barat laut dan utara hingga 33 kilometer. BPPTKG mengkonfirmasi sebaran abu sampai di Wonosobo Jawa Tengah karena kuatnya pengaruh kekuatan angin. (Fxh)

Kredit

Bagikan