Jogja 'Sumuk' Karena Erupsi Gunung Merapi? Ini Penjelasan BMKG

user
Agusigit 12 Maret 2023, 08:45 WIB
untitled

Krjogja.com - Jakarta - Suhu udara terasa panas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Yogyakarta M.Nur Hadi menuturkan, hal itu tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Sabtu, 11 Maret 2023.

"Tidak berhubungan dengan aktivitas Merapi,” ujar Nur Hadi, dikutip dari Antara,Sabtu (11/3/2023).

Ia mengatakan, suhu maksimum harian di Daerah Istimewa Yogyakarta terakhir tercatat mencapai 33 derajat Celsius. Nur Hadi mengatakan, suhu udara itu disebabkan cuaca cerah berawan dengan kecepatan angin kurang signifikan. Ia menambahkan, sehingga radiasi sinar matahari banyak diterima permukaan bumi.

Adapun Gunung Merapi di Perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat menjauhi jarka bahaya 7 kilometer (KM) dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

BPPTKG belum memberikan laporan resmi terkait jarak luncur awan panas guguran tersebut. Sebagian wilauah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dilaporkan terdampak hujan abu dari awan panas guguran Gunung Merapi.

Petugas Pemantau Gunung Merapi Pos Babadan Yulianto menuturkan, desa yang sudah melaporkan terjadi hujan abu yakni Paten, Keningar, Mangunsuko, Dukun, dan Sengi untuk wilayah Kabupaten Magelang. Lalu Boyolali, antara lain Tlogolele, Klakah, Jrakah, Wonolelo dan Krogowanan.

Sebelumnya, Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran awan panas pada Sabtu siang (113/2023). Akibat erupsi tersebut menyebabkan sejumlah daerah di Kabupaten Boyolal yang terletak di lereng Gunung Merapi diguyur hujan abu.

Kredit

Bagikan