Ubah Lahan Gersang, Warga Desa Sanggang Nikmati Hasil Panen Buah

Ilustrasi
Krjogja.com - SUKOHARJOÂ - Wilayah gersang di Kecamatan Bulu berhasil diubah subur dan menjadi sumber penghasilan warga dari perkebunan buah durian, alpukat dan kelengkeng. Hasil panen didapat berkat kerja keras dan ketekunan selama dua tahun. Kedepan pengembangan dilakukan dengan menjadikan sebagai desa wisata petik buah. Seperti dilakukan warga di Desa Sanggang.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Senin (13/3) mengatakan, wilayah bagian selatan Kabupaten Sukoharjo memang sebelumnya sering dikenal dengan tanah gersang karena berada di perbukitan kering dan tandus. Bahkan saat musim kemarau kondisi kekeringan cukup parah dan membuat warga kekurangan air bersih.
Pemkab Sukoharjo secara perlahan melakukan penataan lingkungan dengan gerakan penghijauan. Tanaman yang ditanam tidak sekedar tanaman peneduh saja, melainkan juga dapat menghasilkan pangan untuk warga dan habitat alam hewan disekitarnya.
Akar tanaman yang dikerjakan dalam program penghijauan diharapkan juga mampu mencegah masalah tanah longsor saat musim hujan. Perlahan tapi pasti penanaman yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu sekarang membuahkan hasil. Salah satunya yakni di Desa Sanggang Kecamatan Bulu.
"Di Desa Sanggang Kecamatan Bulu sekarang menjadi daya tarik karena tanaman buah durian dan alpukat. Bahkan di wilayah ini Presiden Joko Widodo meluncurkan program penanaman kelapa genjah sebagai sentra produksi gula semut nasional," ujarnya.
Desa Sanggang Kecamatan Bulu yang sebelumnya dikenal wilayah gersang sekarang menjadi subur. Sebab tanaman buah khususnya durian, kelengkeng dan alpukat sudah banyak berbuah. Hasil panen dapat mendatangkan keuntungan bagi warga.
"Buah yang dipanen dapat dijual langsung oleh warga. Kedepan juga akan dikembangkan menjadi desa tujuan wisata buah. Program ini akan meningkatkan ekonomi warga," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo kedepan juga masih akan menunggu hasil panen dari kelapa genjah yang jadi program unggulan pemerintah pusat. Sebab warga juga akan terbantu berupa peningkatan ekonomi dengan produksi gula semut.
"Lahan yang dulu gersang sekarang terus dikembangkan dengan berbagai tanaman produktif pangan untuk peningkatan ekonomi warga," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, pemanfaatan lahan terus dilakukan dengan pengembangan tanaman pangan. Program tersebut dilakukan untuk pemanfaatan lahan dari tidak produktif menjadi produktif yang dapat menghasilkan tanaman pangan. Hal ini untuk menambah stok bahan pangan dan peningkatan pendapatan warga dan petani.
Pemanfaatan lahan untuk tanaman pangan ditanami seperti padi, palawija dan buah. Penanaman dilakukan tidak hanya di lahan produktif saja, melainkan memanfaatkan lahan mangkrak dan kritis. Salah satu yang gencar dilakukan seperti di lahan gersang di wilayah Kecamatan Bulu.
Di lahan gersang di wilayah Kecamatan Bulu dipilih tanaman yang tahan kering dan tidak terlalu banyak membutuhkan air. Selain itu tanaman juga dapat menghasilkan pangan dan menambah pendapatan warga.
"Tanaman yang dipilih jenis buah seperti durian, alpukat dan kelengkeng. Selain itu ada juga beberapa jenis tanaman buah lainnya juga ditanam seperti jambu, mangga, matoa dan rambutan. Termasuk kelapa genjah program unggulan Presiden Joko Widodo di Desa Sanggang Kecamatan Bulu," ujarnya.
Bagas menjelaskan, program penanaman yang dulu sudah dilakukan sekarang dapat menghasilkan. Warga dapat menikmati hasil panen buah di lahan yang dikelola.
"Buah yang ditanam dan kelola warga hasil panen dapat dinikmati dan meningkatkan ekonomi. Ada juga tanaman buah yang kami tanam di atas bukit dan lahan kritis di wilayah Kecamatan Bulu untuk mengatasi tanah longsor dan menyediakan bahan pangan alam untuk hewan liar seperti habitat asli kera," lanjutnya.
Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo akan terus melakukan pengembangan dengan memperluas areal penanaman buah. Hal ini selain untuk memanfaatkan lahan juga membantu ekonomi warga.
"Pasar akan muncul baik dengan sasaran penjualan buah hasil panen dari tanaman yang dikelola warga. Maupun pasar sebagai desa tujuan wisata petik buah," lanjutnya. (Mam)
BERITA TERKAIT
HMJ Akuntansi Unissula Perluas Kompetensi Fintech
Tim Pemantau Hewan Kurban Diterjunkan Antisipasi Cacing Hati
Standar Bawang Merah dan Pala Indonesia Ditetapkan Jadi Standar Codex
Stunting Bisa Dicegah dengan 4T
Perkuat Peran Perempuan, DPW Unnes Gelar Seminar Pemberdayaan Perempuan
Menaker Apresiasi Perusahaan yang Wujudkan Kenyamanan Bekerja
Kiper Maroko Gagalkan Ambisi Mourinho, Sevilla Rebut Gelar Liga Eropa Kelima Kali
Tren Belajar Baru Self Progress Learning di Era Pasca Pandemi
Target 2030, 6 juta Kendaraan Dikonversi ke Listrik
Justin Hubner Unggah Story di IG berseragam Timnas dengan Emoji, Naturalisasi Lanjut?
Progres Penurunan Stunting Demak Signifikan dengan Pembangunan Lingkungan Sehat
271 Mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan UAA Ucap Janji Pra Klinik
Bantuan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana Tak Dikenai Pajak
Ekonomi Nelayan dan Masyarakat Pesisir Terancam Akibat Ekspor Pasir Laut
Penelitian Berakhir pada Publikasi, Warek UAD: Inovasi dan Hilirisasinya Mana?
Magelang Tuan Rumah Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023
Wakapolres Hingga Kapolsek di Polres Sukoharjo Dimutasi
Prioritas Pelayanan Masyarakat, Dibidik Perangkat Desa Malas Kerja
Bhikku Thudong Singgah di Polresta Magelang
Ribuan Umat Katolik Gunungkidul Ikuti Misa Penutupan Bulan Maria
Desa Wisata Bukit Peramun Masuk MURI Sebagai Hutan Digital Berbasis Masyarakat