‘Jogja Bertanjak’ Satukan Budaya Jawa dan Melayu

Kolaborasi budaya Melayu dan Jawa yang ditampilkan dalam 'Jogja Bertanjak.’
Krjogja.com - SLEMAN - Hubungan budaya antara Jawa dan Melayu sudah terjalin sejak lama. Kebudayaan ini saling melengkapi dan memberikan warna tersendiri dalam perkembangan peradaban negeri ini. Budaya Yogya yang mewakili Jawa dan Riau yang merepresentasikan adat Melayu bersatu dalam gelaran ‘Jogja Bertanjak’.
Dalam kegiatan yang digelar Hall Pertunjukan Fakultas Seni dan Bahasa (FSB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), kesenian dua daerah ini ditampilkan. Bermacam tarian maupun nyanyai daerah dibawakan dengan indah menambah kekuatan keragaman budaya yang ada di negeri ini.
Seperti dikatakan Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi bahwasannya ‘Jogja Bertanjak' merupakan kolaborasi apik antar dua budaya. Dari sini pula mempertemukan dua daerah yang mana menjadi pusat kebudayaan Jawa maupun Melayu.
“Riau dan Yogya seperti saudara. Riau luar biasa akar budaya Melayu yang bisa kita sinergikan. Keragaman itu keindahan, jadi bersinergi itu menguatkan kebudayaan nasional,” kata Dian Lakshmi.
Ia mengungkapkan kolaborasi tersebut bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya kolaborasi serupa antara Yogya dan Riau sudah terjalin dengan obyek-obyek kebudayaan warisan budaya tak benda.
Selain itu kebudayan Melayu juga sering ditampilkan mahasiswa Riau yang kuliah di Yogya melalui kegiatan ‘Selendang Sutra’. Keakraban seperti ini yang terus terjalin hingga kini.
“Kami memberikan ruang itu. Para mahasiswa Riau yang ada di Yogya bisa menampilkan karya budaya Melayu,” imbuhnya.
Kedepan Dian Lakshmi berharap sinergi yang terjalin semakin kuat. Sehingga kebudayaan dua daerah ini akan terus terjaga kelestariannya dan saling mengenal serta terus berkembang.
“Era sekarang IT harus diukuatkan. Kerjasama tidak harus bertemu, bisa membuat kolaborasi bersama dari Riau dan Yogya,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Raja Yoserizal Zen mengatakan ‘Jogja Bertanjak’ merupakan event pertama kolaborasi yang digelar di luar Riau. Tanjak dipilih sebagai ikon kegiatan karena tanjak dianggap memiliki ciri khas untuk mewakili identitas budaya masyarakat Riau yang berbaur bersama masyarakat Yogya.
“Dari Riau selain penggunaan tanjak di ruang publik Yogya. Juga akan mengisi rangkaian kegiatan dengan menampilkan Tarian Zapin, Randai Kuantan dan Pantun,” ujarnya.
Ia mengungkapkan Tanjak telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, Simbol ini dijadikan bahasa isyarat bahwasannya perlu kolaborasi budaya agar menjadi warna dalam pengembangan budaya. (*)
BERITA TERKAIT
Afnan Hadikusumo Ingatkan Kemiskinan Jadi Sumber Munculnya Klitih
One Way dan Contra Flow Jadi Andalan Polisi Hadapi Mudik Lebaran 2023
Lepas Erick Thohir, Hokky Caraka Pimpin Doa Agar Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia
Usai Lukai Sopir, Begal Taksi Online Urungkan Aksinya
BKN Gelar CAT Seleksi Penerimaan 4.213 Penyuluh Keluarga Berencana untuk BKKBN
Mendikbudristek: Jangan Gunakan Test Calistung dalam Penerimaan Calon Siswa SD
Transformasi Diklat, Kemenag Luncurkan Digital Learning Center dan Smart Classroom
Alokasi Anggaran Pemerintah Terbatas untuk Membiayai KIP Kuliah
Partai Berkarya Tetap Konsisten Memberikan Pengabdian untuk Bangsa
UAD Bermitra dengan 11 PT Luar Negeri
Tambah Daya Listik Hingga 5.500 VA Kok Cuma Rp 200 Ribu?
Safari Tarawih Di Gedung DPRD Kulonprogo, Pj Bupati Imbau Pejabat Hidup Sederhana
Fatalitas Tinggi Akibat Virus Marburg, RI Waspada
Bertema Budaya, Open Call Layar Anak Indonesiana 2023 Sudah Mulai
Laga PSIS Lawan Persebaya Digelar, Aparat Keamanan Semarang Disibukkan Suporter Bonek
7 Angkringan Enak Harga Terjangkau di Sukoharjo, Cocok untuk Berburu Takjil
Erick Thohir Bertemu FIFA, Cari Solusi Soal Penolakan Timnas Israel
Pemudik Bakal Naik, Ditjen Hubla Turut Berperan Aktif Mempersiapkan Angleb 2023
Ini Bahaya yang Mengintai Jika Menyimpan Bahan Mercon, Simak Sejarahnya
Klaim Bebas BPA Kemasan Non Polikarbonat, Berpotensi Bahayakan Konsumen
Safari Tarawih 1444 H Pemkab Kulonprogo, Ini Jadwalnya